Tangis PDIP Saat Harga BBM Naik Ditagih Rakyat, Said Abdullah: Kondisinya Berbeda

Masyarakat menagih tangisan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat adanya kenaikan BBM bersubsidi yang saat ini terjadi.
Publik meminta PDIP mengulang sikap yang sama saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono saat itu menaikan harga BBM.

Menyikapi hal tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menuturkan bahwa kondisi kenaikan BBM saat ini berbeda dengan kenaikan BBM era SBY sebelumnya.

Pasalnya, kondisi saat ini jauh lebih rumit dibandingkan era SBY, lantaran adanya persoalan geopolitik yang kompleks hingga menyebabkan inflasi di seluruh dunia dan menaikkan harga minyak mentah sehingga tidak bisa disamakan kondisi terdahulu dan kini.

“Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalau ini persoalan geopolitik, Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar ya naik terus lah sehingga jangan kemudian 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang sama sekali berbeda sama sekali berbeda,” kata Said di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (6/9).

“Dulu apa sih problematiknya, sekarang apa kan beda, pandemi, minyak hancur sehancur hancurnya. Tingkat permintaan tinggi tiba-tiba ada perang padahal rantai pasok global belum sempurna goyang semua negara,” imbuhnya.

Dia menegaskan pada saat kenaikan BBM era SBY, terjadi persoalan subcrime di Amerika Serikat hingga menyebabkan adanya pemboikotan minyak mentah di pasaran dan terjadi inflasi di seluruh negara berkembang.

“Ada apa masalah internasional itu? Ini kan stak semuanya, Saudi sudah diteriakin Amerika tetep aja belom nyiram nyiram pasar, mari fakta demi fakta kita pelajari bersama kemudian kita ambil kebijakan bedanya gimana,” tutupnya.
(Sumber)