Pemecatan Suharso Monoarfa dari Ketua Umum Partai Persatuan Pembanguan (PPP) jadi perhatian pengamat politik Rocky Gerung.
Dia menduga pencopotan Suharso karena ada keterlibatan Istana. Menurut Rocky, pencopotan Suharso juga akan berdampak terhadap Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi PPP, Golkar, dan PAN.
Ia mengibaratkan Suharso sebelum dicopot seperti duri dalam daging. Baca Juga : Poyuono: Gerindra Nggak Ada Ruginya Jika Sandi Nyapres dari PPP PA 212, GNPF Ulama dan FPI Siang Ini Demo Tolak BBM di Istana “Nah, kira-kira begitu lah.
Jadi, durinya sudah cabut. Nah, yang lain mungkin dicabut juga nih. Kan itu tetap meski dianggap masalah internal PPP,” kata Rocky dalam akun YouTube-nya yang dikutip pada Senin, 12 September 2022.
Dia pun heran dengan pernyataan Jokowi yang merespons tak mau ikut campur polemik Suharso di PPP. Kata dia, alasan Jokowi tak mau ikut campur karena masalah internal itu ditangkapnya malah ikut campur.
Orang anggap mungkin Pak Jokowi yang menyuruh supaya duri itu dicabut aja. Kan, ada duri-duri lain yang juga kesakitan,” tutur Rocky.
Menurut dia, dengan ditendangnya Suharso dari Ketum PPP membuat Airlangga akan berpikir. Dia menganalisa figur di KIB yang tak menerima sepenuhnya Ganjar Pranowo adalah Airlangga.
“Kan ini sebenarnya soal Ganjar. Yang dielu-elukan oleh KIB oleh awal. Jadi, KIB itu koalisi untuk Ganjar. Jadi, harusnya KUG aja, koalisi untuk Ganjar,” tuturnya.
Pun, dia menambahkan KIB didesain untuk perahu Ganjar sudah dibaca secara politik. Di KIB, kata dia, figur yang diintai adalah Suharso.
Disahkan Jadi Plt Ketum PPP, Ini Pesan Mardiono untuk Suharso Monoarfa Bagi Rocky, isu ‘amplop kiai’ hanya alasan di balik layar pemecatan Suharso.
Ia bilang alasan ditendangnya Suharso salah satunya juga karena kurang optimal memimpin PPP. “(Soal amplop) itu kan hanya mengelabui aja pemecatan beliau,” sebutnya.
Dia menduga ada keterlibatan Istana di balik pemecatan Suharso dari pucuk pimpinan PPP. “Jadi, terlihat dua tangan Istana ada di PPP. Kapan? Dari awal semua pergantian ketua partai PPP itu kan Istana terlibat,” lanjut Rocky.
Rocky mengatakan demikian karena dari analisanya dan berdasarkan jejak digital. Ia menyarankan saat ini yang terbaik bagi Suharso adalah menunggu dipecat daripada melawan.
“Sekarang tergantung Pak Suharso. Mau melawan? Nggak mungkin juga dia melawan. Mungkin dia tunggu dipecat. Itu lebih baik sebenarnya baru beri keterangan pers,” ujarnya.
(Sumber)