News  

Gejolak Panas Perebutan Partai Politik Pilpres 2024

Pilpres 2024 tak lama lagi. Kurang dari 17 bulan. September tahun depan sudah diketahui siapa berpasangan dengan siapa. Siapa didukung partai apa dan pasangan siapa lawan siapa.

Kampanye belum dimulai. Baliho bertebaran dimana-mana. Baliho Airlangga, Puan Maharani, Prabowo, Erick Thohir, Cak Imin, La Nyalla Mattalitti dan Ganjar Pranowo.

Gencarnya baliho tokoh-tokoh tersebut, tentu saja untuk mendongkrak elektabilitas. Maklum, ada yang cuma bermodalkan elektabilitas ‘nasakom’, ‘nasib satu koma’. Pertarungan mendapatkan kendaraan politik dengan mendongkrak elektabilitas.

Golkar dan PDIP bergejolak. Golkar bergejolak antar faksi. Golkar merah dan Golkar kuning. Golkar merah menguasai kepengurusan DPP. Motor kendalinya LBP. Jagonya, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto dan Erick Thohir.

Golkar kuning menguasai mayoritas anggota parlemen dan jaringan se-Indonesia. Tokoh sentralnya Jusuf Kalla, Wakil Presiden 2004 dan 2014. Ibaratnya, Golkar itu seperti pesawat terbang. LBP pegang kepala. Badan, sayap dan ekor dipegang JK.

Lain Golkar lain pula PDIP. Gejolak PDIP lebih seru lagi. Puan Maharani dan Ganjar Pranowo sedang berebut tiket PDIP. Pertarungan antara dinasti Soekarno dan faksi Ganjar Pranowo yang dibackup Jokowi.

Puan Maharani puteri mahkota Megawati Soekarnoputri kabarnya bakal diplot sebagai calon RI-1 atau calon RI-2 dari PDIP. Berkembang rumor duet Prabowo-Puan. Sayup-sayup juga terdengar Prabowo-Jokowi yang banyak diprotes pasca Jokowi tiga periode dan perpanjangan masa jabatan presiden gagal.

Rumor Prabowo-Puan membuka celah Ganjar Pranowo diusung partai lain. Posisi yang dibidik Ganjar tentu saja kursi yang bakal ditinggalkan Jokowi, RI-1. Kemungkinan pendamping Ganjar bila mendapat partai adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto atau Erick Thohir.

Demikian pula dengan Gerindra mulai memanas antara pendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. Deklarasi Sandiaga Uno bikin elite Gerindra meradang. Sandiaga Uno terancam dipecat dari Gerindra. Mulai ada gesekan di internal Gerindra.

Ribut-ribut PPP kabarnya tak terlepas dari gonjang-gonjing Pilpres 2024. Suharso Monoarfa dilengserkan dari kursi Ketua Umum PPP. Arus bawah PPP lebih condong ke Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Perang sekoci politik Golkar, PDIP dan Gerindra diprediksi bakal seru. Sementara lembaga survei terus merilis hasil survei sesuai pesanan pemodal sebagai media penggiringan opini publik dan partai. Saatnya publik mulai mencurigai operasi lembaga survei tertentu dalam rangka pembentukan opini publik.

Pertarungan politik telah dimulai. Saling kunci dan saling sandera antara pemodal dan elite politik. Kubu mana yang kuat. Tarik menarik aturan presidential threshold dan pengkondisian lembaga penyelenggara pemilu dan Mahkamah Konstitusi.

Diprediksi akan muncul tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Anies Baswedan, Prabowo dan Ganjar akan muncul sebagai calon presiden. Sedangkan calon wakil presiden beredar nama seperti AHY, Sandiaga Uno, Puan Maharani, Airlangga dan Erick Thohir.

Itu kondisi normal. Bagaimana bila terjadi kondisi tidak normal. Misalnya terjadi tsunami politik. Rezim Jokowi rontok sebelum tahun 2024.

Chaos. Rakyat bersatu menuntut rezim Jokowi mundur diluar dugaan banyak pihak. Siapa sangka kasus Sambo terbongkar. Kita tidak tahu beberapa bulan ke depan borok rezim Jokowi terbongkar. Intrik internal rezim Jokowi bocor ke publik.

Skenario peta koalisi bisa buyar jika kondisi darurat. Misalnya, terjadi prahara politik di PDIP dan Jokowi turun dan atau diturunkan sebelum 2024.

Bisa jadi PDIP diam-diam bergerilya mendongkel kekuasaan Jokowi apabila PDIP dan Megawati Soekarnoputri terancam. Ingat, kasus lengsernya Gus Dur. Kita tahu, Jokowi sebagai representasi LBP dengan Megawati tidak akur-akur amat. Bagai api dalam sekam. Suatu saat akan meledak. Hanya tunggu waktu.

Momentumnya? Jokowi dianggap gagal dalam menangani ekonomi. Isu kenaikan BBM akan menjadi bola liar akibat gesekan antar faksi rezim Jokowi. Secara politik Megawati di atas angin. Jalan terbuka lebar untuk memuluskan skenario Jokowi turun bila Jokowi ngotot merebut tiket PDIP untuk Pilpres 2024, baik untuk Ganjar Pranowo maupun untuk Jokowi sendiri yang kabarnya rela menjadi Cawapresnya Prabowo.

Tapi jangan lupa. Kabinet, TNI, Polri dan institusi negara strategis lainnya sedang goyah. Panglima TNI dan KSAD tidak akur seperti disinyalir anggota DPR dari PDIP, Effendi Simbolon. Akibat kepentingan politik yang berbeda. LBP berupaya mantunya jadi KSAD dan Panglima TNI pasca Dudung Abdurrahman. Jokowi sedang berjuang berburu tiket PDIP serta isu seputar Jokowi sebagai calon RI-2 mendampingi Prabowo Subianto.

Siapa sangka, ditengah situasi tidak terkendali akibat perebutan kekuasaan dan partai. Muncul kejutan baru. Rakyat mengambil jalannya sendiri. Tahu sendiri. Rakyat sudah panas. Disiram sedikit langsung terbakar. Hari ini rakyat sudah keluar dari zona nyaman. Wait and see!

Palembang 19 Shafar 1444/16 September 2022
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial