Mengenal Sosok Ferdiansyah, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Asal Jawa Barat

Ferdiansyah merupakan anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI yang telah lima periode duduk di kursi empuk para legislator di Gedung Senayan. Ferdiansyah adalah satu dari sekian anggota DPR RI yang telah mengabdikan diri untuk negara melalui Partai Golkar bertahun lamanya.

Ferdiansyah kecil tumbuh di lingkungan keluarga TNI, ya ia merupakan putra dari seorang tentara. Pria kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1965 ini melewati masa kecilnya di Jakarta, ia bersekolah di SD Negeri Palmerah 02 Pagi dan lulus pada tahun 1977, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 111 Jakarta, di sini Ferdiansyah lulus pada tahun 1981 dan melanjutkan ke sekolah menengah atas SMA Negeri 16 Jakarta.

Selesai mengenyam pendidikan menengah, Ferdiansyah langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Ia berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana dan lulus pada tahun 1989.

Di sela dirinya berkuliah, Ferdiansyah memutuskan mulai masuk ke dunia organisasi dan politik, pada tahun 1982. Sebagai anak kolong, Ferdiansyah aktif di FKPPI dan memilih bergabung dengan partai Golongan Karya atau Partai Golkar.

Di FKPPI berbagai jabatan sejak tahun 1982 pernah dienyamnya, mulai dari Pengurus Biro Olahraga Daerah IX FKPPI DKI Jaya dari tahun 1985 sampai tahun 1988.

Setelah lulus kuliah di tahun 1989, Ferdiansyah semakin serius dalam berorganisasi di FKPPI, Partai Golkar dan organisasi lainnya, pada tahun 1990-1993 misalnya ia pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat FKPPI, Sekretaris Pengurus Pusat KAPPIJA-21 Pusat pada tahun 1990–1992, dan Bendahara Pengurus Pusat GM FKPPI dari 1993-1997.

Selain bergabung dengan Partai Golkar serta menjalani kehidupan di organisasi, ayah 3 anak ini tidak melupakan tanggung jawabnya untuk mencari nafkah, ia bekerja sebagai staf dan berhasil promosi jabatan menjadi manager di PT Kresna Group sejak tahun 1989 hingga 1993.

Lalu menjadi Manager PT Bima Artika Citra dari tahun 1993 selama dua tahun, Manager Personalia & Umum PT Bima Intankencana sejak 1995 sampai 1999, dan juga berprofesi sebagai Dosen STMIK Muhammadiyah Jakarta tahun 1998 sampai 2000.

Ferdiansyah baru meninggalkan karir profesionalnya ketika karir organisasinya bertumbuh dengan pesat. Selain itu alasan lain meninggalkan karir profesionalnya tentu karena telah memiliki karir lain yang menjadi mimpi bagi setiap politisi untuk berada di sana.

Tampaknya tidak menjadi percuma prosesnya di Partai Golkar dan FKPPI selama bertahun lamanya ketika di tahun 1998 ia didapuk menjadi Ketua Pengurus Pusat GM FKPPI dan Wakil Sekretaris Jenderal DPP AMPI, kedua jabatan ini habis masanya pada tahun 2003.

Pada tahun 1999 pasca reformasi, Ferdiansyah berhasil masuk Gedung Senayan sebagai anggota DPR RI sampai dengan tahun 2004. Ia menjalani periode pertamanya sebagai anggota dewan dengan sangat baik.

Setahun selang sebelum masa jabatannya habis, Ferdiansyah sempat mendapat amanah jabatan lain dari KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) yakni sebagai Ketua DPP KNPI di tahun 2002 sampai dengan 2005.

Di DPP AMPI, selesai masa kepengurusan sebelumnya di tahun 2003, Ferdiansyah kembali masuk kepengurusan terbaru, kali ini ia didapuk sebagai Ketua DPP AMPI dari 2003 sampai 2008 dan sempat pula menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Pusat GM FKPPI pada medio tahun 2003-2006.

Pada Pemilu 2004, Ferdiansyah kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dan berhasil terpilih untuk Pemilu yang pertama kali dilakukan secara langsung ini. Ia maju dari Dapil Jabar XI yang meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya. Ferdiansyah berhasil kembali duduk di DPR RI hingga tiga periode selanjutnya.

Di periode 2019-2024, Ferdiansyah mendapatkan raihan sebesar 59.400 suara. Raihan yang cukup tinggi mengingat Dapil Jabar XI bukan merupakan lumbung suara Partai Golkar. Tetapi berkat loyalitas dan dedikasinya kepada masyarakat Jabar XI, Ferdiansyah pun berhasil terpilih untuk lima periode berturut di Dapil ini.

Selama duduk di DPR RI, sudah banyak hal yang dikerjakan oleh Ferdiansyah. Ia termasuk tipikal politisi yang bekerja dalam senyap. Meski tidak banyak pemberitaan bukan berarti Ferdiansyah tidak bekerja. Justru sebaliknya, ia memiliki tekad kuat atas perjuangannya sebagai seorang legislator yang mewakili aspirasi masyarakat.

Di DPR RI, Ferdiansyah menjadi langganan untuk duduk di Komisi X DPR RI yang membidangi Pendidikan, Kepemudaan, Olahraga, Perpustakaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif. Bahkan di periode 2019-2024, Ferdiansyah duduk pula di komisi ini.

Berbagai lingkup pekerjaan seorang legislator pun pernah dilakukannya mulai dari kerja-kerja legislasi, rapat-rapat bersama mitra kerja, penganggaran dan pengawasan mitra kerja. Seperti misalnya saat terlibat dalam pembahasan, perumusan hingga pengesahan RUU tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE).

Lalu pengusul RUU tentang Pertembakauan dan Pembentukan Panitia Kerja (Panja) terkait pembahasan RUU ini. Ferdiansyah juga turut berkontribusi secara aktif dalam perumusan UU Cipta Kerja (Kluster Tenaga Kerja).

Kemudian, Ferdiansyah turut berkontribusi aktif dalam Panja RUU Ekonomi Kreatif, RUU Pengawasan Obat dan Makanan, dan RUU mengenai Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku, dan Kalimantan Selatan. Ada pula RUU mengenai Energi Baru Terbarukan (EBT) yang turut disentuh tangan dingin Ferdiansyah.

Di samping kerja-kerja legislasi, Ferdiansyah juga turut aktif pada berbagai Panja (Panitia Kerja) di DPR RI seperti Panja Perfilman Nasional, Panja Program Indonesia Pintar, Panja Asian Games 2018, Panja RUU Kebudayaan, Panja Beasiswa Dikti dan SM3T, Panja Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), Panja Pendidikan Vokasi dan masih banyak lagi Panja lainnya yang diikuti oleh Ferdiansyah.

Tidak heran ia selalu ditempatkan di Komisi X DPR RI, sebab Ferdiansyah amat tertarik di bidang pendidikan politik berbangsa, bermasyarakat dan bernegara yang dikembangkan di dalam masyarakat. Menurutnya saat ini pendidikan Indonesia berada pada kondisi memprihatinkan, tidak semua rakyat dapat menikmati pendidikan yang memadai.

Menurut Ferdiansyah menjadi politikus yang tersulit adalah mengartikan pendapat masyarakat dan memperjuangkan aspirasi secara idealis.

Pasalnya, politik itu penuh dengan komitmen dalam pengambilan keputusan dan yang menyebabkan permasalahan adalah tidak semua lapisan masyarakat mengetahui informasi tentang proses yang terjadi di DPR RI. Ferdiansyah diangkat menjadi Menteri Pendidikan Nasional kabinet bayangan yang digagas Kaukus Muda Parlemen. {golkarpedia}