News  

Warga Nahdliyin Tolak Khalid Basalamah Gelar Tabligh Akbar di Lubuklinggau

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) bersama warga Nahdliyin menolak ceramah dari ustaz Khalid Basalamah yang rencananya akan dilakukan dalam kegiatan tabligh akbar pada 30 September 2022 sampai dengan 1 Oktober 2022 di Kota Lubuklinggau.

Penolakan itu disampaikan tokoh Nahdlatul Ulama Lubuklinggau, ustaz Febri Eras Chaniago, didampingi Mazroil beserta Lembaga dan Banom NU Lubuklinggau kepada awak media, Jumat (23/9).

Menurut ustaz Febri, tujuan penolakan ceramah itu yakni untuk mengambil mudharat yang lebih kecil dari kemungkinan timbulnya mudharat yang lebih besar.

“Maka dari itu tokoh NU dan warga Nahdliyin mengajak forum dialog antara perwakilan dari warga nahdliyin dengan ustaz Khalid Basalamah,” katanya.

Sebab, mereka menilai ustaz Khalid Basalamah menjadi bahan perbincangan masyarakat ketika video ceramahnya menjadi kontroversi dan beredar di media sosial. Salah satunya terkait pernyataan bahwa orang tua nabi masuk neraka.

“Karena ceramah itu menyebabkan tokoh NU bersama warga Nahdliyin tersakiti dan menolak ustaz Khalid berkunjung ke Kota Lubuklinggau,” katanya.

Kemudian, ada juga narasi ceramah yang bersangkutan intoleran terhadap khilafiyah yang mudah memvonis bid’ah terhadap Amaliyah Ahlussunnah wal Jama’ah.

“Tujuan kami juga untuk melindungi Nahdliyin dan masyarakat dari pemahaman yang bertentangan dengan Aswaja (Ahli Sunnah wal Jama’ah). Serta menjaga kondusifitas Kota Lubuklinggau,” katanya.

Menurutnya, penolakan itu bukan berarti mereka intoleran atau tidak terima dengan sikap perbedaan. Sebab, yang menjadi khawatir karena mudharat yang besar, ditakutkan terjadinya bentrokan massa di antara massa Nahdliyin dan massa pendukung ustaz Khalid Basalamah.

“Dari pada terjadi bentrokan massa jadi kami lebih baik mengambil sikap menolak,” katanya.
Jika pun tetap akan ke Lubuklinggau, maka ceramah dilakukan tidak dalam kegiatan tabligh akbar. Melainkan di dalam komunitas mereka sendiri.

“Kami tidak melarang beliau ke Lubuklinggau, tapi untuk ceramahnya silakan pada tempatnya,” katanya.
Selain itu, ustaz Febri juga mengatakan NU membuka ruang dialog kalau seandainya terjadi kesalahpahaman terhadap apa yang mereka sampaikan.

“Insya Allah dengan forum dialog nanti umat kita akan bisa menyikapi suatu perbedaan,” katanya.(Sumber)