News  

Tragedi Kanjuruhan Jadi Terbesar Kedua di Dunia, Lampaui Insiden Hillsborough

127 orang tewas dalam kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya dalam lanjutan Liga 1 2022/23, Sabtu (1/10). Insiden tersebut juga jadi laga dengan korban jiwa terbanyak kedua di dunia melampaui tragedi Hillsboroug.

Merujuk data Priceconomic, insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi yang terbesar kedua di dunia. Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan menggeser insiden di Accra Sports Stadium, Accra, Ghana. Peristiwa yang terjadi pada 5 September 2001 itu menelan korban jiwa hingga 126 orang.

Kala itu, Accra Hearth yang bertindak sebagai tuan rumah mampu mengalahkan Asante Kotoko dengan skor 2-1. Namun, suporter tim tamu tak terima dengan hasil tersebut. Mereka pun langsung melempar botol hingga kursi ke arah lapangan.

Pihak kepolisian lalu menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton. Para suporter pun panik dan berhamburan menyelamatkan diri.

Adapun peristiwa dengan jumlah kematian suporter terbanyak dalam sejarah sepak bola terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964. Kala itu 328 nyawa melayang buntut insiden tersebut.

Tragedi ini bermula dari kekecewaan fan Peru terhadap wasit saat laga melawan Argentina di babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 1964. Kala itu, Peru mencatatkan gol di menit akhir sekaligus menyamakan kedudukan. Namun, wasit menganulir gol tersebut.

Suporter Peru yang tidak terima dengan keputusan tersebut pun langsung berhamburan turun ke lapangan. Sementara itu, petugas kepolisan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.

Alhasil, para suporter pun panik dan berusaha menyelamatkan diri dari tembakan gas air mata. Ribuan orang terjepit dan terinjak saat menuruni tangga stadion.

Insiden yang terjadi di Kanjuruhan juga melampaui kejadian terkelam yang pernah dialami Inggris, yakni tragedi Hillsborough. Peristiwa tersebut terjadi pada semifinal Piala FA 1989 yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest di Stadion Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris.

Para korban meninggal usai terhimpit akibat membludaknya penonton di tribun berdiri. Jumlah korban tersebut juga jadi yang tertinggi dalam sejarah Inggris dan hingga saat ini jadi rekor tragedi terbesar yang terjadi di stadion sepak bola Inggris.

Di lain pihak, PSSI sudah buka suara terkait insiden yang terjadi di Kanjuruhan. Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menyebut pihaknya kini tengah mengumpulkan sejumlah laporan dan belum bisa memastikan berapa banyak korban jiwa yang jatuh.

“Kami masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan dan tentu laporan dari Kepolisian,” ungkap Yunus dikutip dari laman resmi PSSI, Minggu (2/10) dini hari WIB.

“Namun, dari tayangan video di media sosial yang sudah tersebar di mana-mana terlihat ada kerusuhan setelah wasit meniup peluit panjang. Sekali lagi kami masih menunggu laporan apakah ada korban atau tidak,’’ tambahnya.

Sementara itu, Ketum PSSI, Mochamad Iriawan, berencana untuk menunda Liga 1 selama sepekan. Lalu, Arema juga dilarang untuk menjadi tuan rumah di sisa musim.

“Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” ungkap Iriawan.(Sumber)