News  

Diancam Resesi dan Tren Kenaikan Suku Bunga, Milenial Makin Sulit Beli Rumah

Ancaman resesi ekonomi dan tren kenaikan suku bunga telah berdampak pada ekonomi nasional. Sebelumnya, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi serta antisipasi ancaman resesi.

Adapun salah satu sektor yang terdampak ancaman resesi dan kenaikan suku bunga adalah sektor properti. Akibatnya, generasi milenial akan semakin sulit untuk membeli rumah.

Ekonom INDEF, Eko Listianto, menyebut Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) akan terpengaruh kenaikan suku bunga dari dua sisi, yaitu peminjaman selektif dari pihak bank, serta biaya beli rumah yang meningkat.

“Tentunya peminjaman akan lebih selektif dari banknya. Awalnya saja sudah selektif dari yang angka kreditnya baik, sekarang pasti lebih ketat lagi dalam mengabulkan permintaan KPR,” tutur Eko dalam wawancara dengan kumparan, Kamis (20/10).

“Ditambah, biaya produksi meningkat karena rupiah melemah akibat bunga naik. Sektor ini belum berhasil pulih, perusahaan properti masih mencoba untuk menutup kerugian imbas COVID-19, sekarang dihajar lagi,” tambahnya.

Menurut Eko, sektor properti akan menurun drastis akibat resesi, kenaikan suku bunga, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS. Namun, dia memprediksi kondisinya tidak separah seperti masa pandemi.

Senada, Perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, mengatakan kenaikan suku bunga acuan akan menaikkan biaya KPR. Besarannya, tergantung pada kenaikan suku bunga itu sendiri.

“Dengan kata lain, bunga KPR yang berjalan berpotensi mengalami kenaikan sebesar 0,5 persen, sesuai BI. Tergantung bank-nya, tapi kalau KPR dari bank Syariah akan flat, sampai lunas cicilan akan begitu terus, tidak naik turun,” kata Andy saat diwawancara kumparan, Minggu (23/10).

Namun, Ketua Umum DPP REI, Paulus Totok Lusida, menyebutkan bahwa sampai saat ini KPR secara umum belum mengalami kenaikan. Meski demikian, ia menggarisbawahi jika suku bunga acuan terus naik, sektor properti di Indonesia bisa runtuh.

“Pemerintah harus bisa coba tekan suku enggak, kalau tidak bisa muncul krisis juga di sektor properti. Indonesia masih masuk kelima paling stabil di dunia dalam ancaman resesi, tapi itu harus usaha dipertahankan, kalau tidak biaya KPR bisa bisa membengkak margin spread-nya akan terlalu lebar,” katanya.(Sumber)