News  

Paham Apokaliptik dan Dugaan Sekte Sesat di Balik Kematian Sekeluarga di Kalideres

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Meliala mengungkap adanya dugaan empat orang dalam satu keluarga tewas di Perum Citra Garden Extension I, Kalideres, Jakarta Barat menganut paham apokaliptik.

Peristiwa ini menurutnya serupa dengan kematian massal pengikut sekte Peoples Temple pimpinan Jim Jones di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.

“Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut,” kata Adrianus kepada Suara.com, Senin (14/11/2022).

Pihak kepolisian sempat menyebut keempat korban, yakni Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Budianto Gunawan (68), dan Dian (42) ditemukan tewas dalam kondisi lambung tidak terisi.

Adrianus menilai keempat korban bisa jadi memilih cara mengakhiri hidupnya dengan tidak makan. Meskipun cara tersebut tergolong ekstrim.

“Mungkin ini konsepsi ‘silih’ yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari,” jelasnya.

Adapun, terkait adanya temuan bahwa korban sempat menunggak listrik hingga berupaya menjual rumah, menurut Adrianus, tidak serta-merta berindikasi ada faktor ekonomi di balik peristiwa ini.

Sebab, bisa jadi hal tersebut menurut Adrianus merupakan bagian dari cara korban mempersiapkan ‘keberangkatan’ menuju akhir dunia.

“Kalau cuma menunggak listrik atau jual rumah, itu mah kecil. Kemungkinan itu bagian dari persiapan untuk ‘berangkat’ tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga: yang Tewas Mengering di Kalideres Penganut Sekte Sesat? Ini Reaksi Polisi

Isu Penganut Sekte Sesat

Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menyebut pihaknya belum bisa menyimpulkan soal dugaan korban pengikut sekte sesat. Dia mengklaim hingga kekinian penyidik masih melakukan pendalaman terkait penyebab kematian korban.

“Secara resmi belum bisa menyimpulkan,” kata Avrilendi saat dihubungi awak media, Senin (14/11/2022).

 

Avrilendi mengatakan anggota dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri kekinian masih memeriksa sampel lambung dan hati korban. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan penyebab kematiannya.

“Kita masih tunggu itu untuk menyebab kematian,” pungkasnya.(Sumber)