Arsene Wenger Kritik Jerman: Tim Yang Siap Mental Fokus Kompetisi Bukan Demonstrasi Politik

Eks pelatih Arsenal, Arsene Wenger, menyoroti aksi demonstrasi yang dilakukan timnas Jerman di partai pembuka fase grup Piala Dunia 2022.

Wenger mengeklaim tindakan tersebut menyebabkan Jerman angkat koper lebih cepat di gelaran empat tahunan itu.

Pemain Timnas Jerman melakukan pose menutup mulut saat sesi foto jelang kick-off pertandingan perdana melawan Jepang, sebagai bentuk protes kepada FIFA terkait pelarangan mengenakan ban kapten ‘OneLove’ atau LGBT.

Wenger yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepak Bola Dunia FIFA menyebut bahwa Die Mannschaft semestinya fokus pada pertandingan, alih-alih melakukan aksi protes semacam itu di Piala Dunia 2022.

“Anda tahu ketika anda pergi ke Piala Dunia, anda tidak bisa kalah di pertandingan pertama. Tim-tim yang memiliki pengalaman tampil di turnamen seperti Prancis dan Inggris bermain bagus di pertandingan pertama,” tutur Wenger, dikutip dari Goal International.

Tim-tim yang sudah siap mental, dengan pola pikir fokus pada kompetisi, bukan [melakukan aksi] demonstrasi politik,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, Jerman bersama dengan beberapa negara lain berencana mengenakan ban kapten ‘OneLove’ mereka saat berada di Qatar demi mendukung hak kaum LGBTQ.

Namun, FIFA melarang mereka karena menilai itu bermuatan politik dan sempat mengancam akan memberi hukuman bila dilanggar.

Dengan adanya aturan tersebut, Jerman pun melakukan aksi berpose menutup mulut sebelum pertandingan seolah sedang dibungkam.

Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) juga menulis pernyataan soal sikap yang diambil melalui akun media sosial resminya.

“Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai-nilai yang kami anut di tim nasional Jerman: keberagaman dan saling menghormati,” tulis pernyataan DFB, pada Rabu (23/11).

“Bersama dengan bangsa lain, kami ingin suara kami didengar. Ini bukan tentang membuat pernyataan politik–hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Itu harus diterima begitu saja, tetapi tetap saja tidak demikian. Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami,” lanjutnya.

“Menolak kami memakai ban kapten sama dengan menolak kami bersuara. Kami berdiri dengan posisi kami,” tegas pernyataan tersebut.

Diwartakan Sky Sports, Jerman tidak mendapatkan sanksi dari FIFA kendati melakukan gestur tutup mulut yang kontroversial tersebut. Sebab dalam laga itu, Jerman pun tak jadi memakai ban kapten LGBT.

Adapun di Piala Dunia 2022, Der Panzer harus angkat kaki lebih cepat karena hanya menempati peringkat ketiga klasemen Grup E dengan 4 poin dari tiga laga.

Juara dunia empat kali ini harus kembali gigit jari setelah gagal melaju ke fase gugur untuk kedua kalinya secara beruntun sejak 2018 silam.(Sumber)