Tekno  

Grab Setop Rekrut Karyawan Baru dan Tunda Kenaikan Gaji Sebagian Karyawan

Grab, perusahaan ride-hailing yang bermarkas di Singapura, dilaporkan mulai melakukan efisiensi guna menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini.

Langkah yang dilakukan adalah menyetop perekrutan hingga menunda kenaikan gaji bagi sebagian karyawan.

Menurut laporan Reuters yang berasal dari sumber yang dekat dengan isu ini dan bocoran memo internal perusahaan, Grab akan berhenti menggaet karyawan baru, menunda kenaikan gaji karyawan selevel manajer, serta memotong alokasi dana pengeluaran dan perjalanan. Memo tersebut ditulis oleh pendiri sekaligus CEO Grab, Anthony Tan.

Tan mengatakan dalam memo itu bahwa Asia Tenggara tidak akan terhindar dari kenaikan harga dan suku bunga, serta dampak yang diakibatkannya terhadap pertumbuhan. Grab disebutnya juga akan membekukan sebagian besar permintaan pekerjaan terbuka saat ini yang tidak dalam tahap penawaran, sembari menambahkan permintaan untuk mengisi peran penting perlu disetujui.

Dia mengatakan manajer senior tidak akan memenuhi syarat untuk kenaikan gaji dalam tinjauan mereka yang akan datang. Sementara itu, anggaran perjalanan dan pengeluaran akan dikurangi 20 persen lagi dari acuan sebelumnya.

“Tidak satu pun dari keputusan ini yang mudah, tetapi dimaksudkan untuk membantu kami menjadi lebih ramping dan bugar, karena kami mempercepat lebih cepat menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan.”

– Anthony Tan, Pendiri dan CEO Grab, dalam memo internal

Tan menambahkan, karyawan Grab perlu mengadopsi pola pikir hemat dan hati-hati saat mempersiapkan diri untuk 2023 mendatang.

Sebelumnya di laporan keuangan yang rilis November 2022 lalu, Grab melaporkan kerugian yang semakin menipis, didukung bisnis pesan antara makanan dan grosir yang semakin ramai.

Namun itu tidak cukup untuk menghadapi angin ekonomi makro yang mengguncang bisnis-bisnis besar.

Grab Indonesia menutup unit bisnis Grab Kitchen dan Grab Dark Store di Indonesia pada akhir tahun ini untuk menghemat pengeluaran.

Langkah tersebut diikuti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) beberapa karyawan yang terlibat di dalamnya.

COO Grab, Alex Hungate, mengatakan mereka belum mengharapkan PHK massal pada September 2022 lalu. Perusahaan disebutkan fokus dalam perekrutan yang lebih selektif.(Sumber)