News  

Edan! Pasangan Gay Ini Sodomi 2 Anak Angkatnya dan Jual Mereka ke Komunitas Pedofil

Sepasang pria gay di Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat, didakwa oleh pengadilan atas tuduhan pencabulan (sodomi) hingga TPPO terhadap dua anak angkatnya yang masih berusia sekolah dasar.

Pasangan LGBT ini semula didakwa lantaran diketahui telah merekam dua bocah laki-laki tersebut untuk dijadikan sebagai model video porno anak.

Namun, menurut laporan terbaru, kedua pria itu telah memperdagangkan kedua anak angkatnya kepada anggota kelompok pedofil setempat.

Informasi terkait tindakan asusila dan menyimpang ini diperoleh dari hasil investigasi yang dilakukan oleh media AS konservatif, Townhall, selama beberapa bulan.

Berdasarkan hasil investigasi Townhall, pasangan LGBT ini diketahui merupakan warga sipil dengan perekonomian menengah ke atas yang berada di sekitar umur 30-an.

Mereka masing-masing bernama William Dale Zulock (33 tahun) dan Zachary Jacoby Zulock (35 tahun). William adalah seorang pegawai pemerintah, sedangkan Zachary adalah seorang bankir.

Namun, siapa sangka mereka telah menggunakan platform media sosial untuk memperdagangkan kedua anak angkat mereka yang berusia 11 dan 9 tahun — masih berusia sekolah dasar.

Didakwa oleh Pengadilan
Sebenarnya, William dan Zachary sudah didakwa pada Agustus 2022 oleh pengadilan.
Mereka menghadapi tuduhan hubungan inses (hubungan seksual dengan individu sedarah), sodomi tingkat berat, pencabulan tingkat berat terhadap anak, eksploitasi seksual terhadap anak, serta prostitusi anak di bawah umur.

Meski begitu, kejahatan William dan Zachary tidak hanya berhenti sampai di situ.
Hasil investigasi terbaru menemukan fakta yang lebih mengejutkan — kedua pria tersebut diduga telah turut memperdagangkan masing-masing anak angkat mereka ke dalam jaringan pedofil di AS, yaitu kepada pria lain yang lebih tua.

Dikutip dari New York Post, penangkapan William dan Zachary berlangsung di kediaman mereka di daerah Loganville, pinggiran Kota Atlanta, Negara Bagian Georgia.

Para petugas kala itu menerima laporan adanya pria sedang mengunduh film porno anak. Seketika para petugas menggerebek rumah William dan Zachary — pasangan yang terkenal aktif di komunitas LGBT setempat.

Aparat kepolisian mengatakan, mereka menemukan bukti yang membenarkan bahwa pasangan itu terlibat dalam tindakan pelecehan seksual beserta video yang mendokumentasikan tindakan asusila tersebut.

Dalam penggerebekan itu pula, William ditarik keluar oleh para petugas dari rumahnya dalam keadaan telanjang bulat.
“Pegawai pemerintah itu mengaku memaksa salah satu putranya untuk melakukan seks oral padanya dengan maksud untuk memuaskan hasrat seksualnya sendiri,” bunyi pernyataan tertulis dari pengadilan, seperti dikutip dari Daily Wire.
Sebuah Kesaksian

William dan Zachary diketahui telah mengadopsi kedua bocah laki-laki itu dari salah satu agen adopsi berkebutuhan khusus yang dikelola oleh gereja.

Para bocah ini duduk di bangku kelas tiga dan empat SD ketika para ayah angkat mereka ditangkap Agustus tahun lalu.
Lebih lanjut, Townhall melaporkan bahwa terdapat salah seorang pria yang merupakan saksi dalam kasus ini — dia mengaku turut ditawari oleh William dan Zachary lebih dari satu kali untuk ikut melecehkan kedua bocah malang tersebut.

“Salah satu pria, Hunter Clay Lawless, 27 tahun, mengatakan kepada para penyelidik bahwa Zachary — yang dalam bio Instagram-nya menggambarkan dirinya sebagai ‘Papa dari dua anak laki-laki kami yang luar biasa’ dan seorang ‘aktivis’ — mengundangnya ‘beberapa kali’ untuk ikut serta dalam melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak itu,” bunyi laporan itu.

Namun, Lawless mengeklaim bahwa dia tidak pernah melakukan kontak fisik dengan kedua bocah yang dimaksud.
“Lawless juga mengeklaim bahwa Zachary mengirimkannya beberapa pesan di Snapchat, termasuk salah satu pesan yang diduga berbunyi, ‘Saya akan menyetubuhi anak saya malam ini. Bersiaplah,’ bersama dengan gambar dirinya melakukan pelecehan seksual terhadap anak berusia 11 tahun itu,” sambung laporan Townhall.

Hingga saat ini, proses penyelidikan atas kasus tersebut masih berlangsung, sementara William dan Zachary mengaku tidak melakukan kesalahan.

Namun, apabila mereka terbukti bersalah maka kedua pasangan LGBT ini harus menghadapi lebih dari sembilan ancaman hukuman seumur hidup.(Sumber)