News  

Ahli Waris Blokade Tol Jatikarya Bekasi, Minta Uang Lahan Rp.218 Miliar Dibayarkan

Ahli waris tanah dan belasan warga Jatikarya melakukan penutupan Tol Jatikarya, ruas Cimanggis-Cibitung pada Rabu (8/2). Mereka beralasan ganti rugi tanah Rp 218 miliar tak kunjung dibayarkan sejak 2017.

Salah satu ahli waris bernama Gunun menjelaskan aksinya ini bukan tindakan blokade melainkan penguasaan tanah kembali imbas dari hak mereka yang tak terralisasi.

T
“Kami di sini semua para ahli waris pemilik yang sah bukan memblokade, bukan menutup jalan tol. Kita menguasai di tanah kita masing-masing. Jadi harus digarisbawahi, karena belum dibayar,” kata Gunun.

Menurut Gunun, PUPR sudah menitipkan ganti rugi melalui pengadilan negeri Bekasi dengan jumlah lebih dari Rp 218 miliar.
“Ganti rugi Rp 218 miliar sekian itu untuk keseluruhan 94 kartu keluarga, sementara buat di sini (Jatikarya) ada yang 14 kartu keluarga yang terkena akses jalan tol,” jelas Gunun.

Aksi ini bukan kali pertama, tetapi sudah terjadi berkali-kali. Hal Ini merupakan imbas dari kekecewaan ahli waris.
“Secara hukum kami sudah benar, sudah inkrah kan seperti itu. Kita menguasai tanah kita kembali, karena belum dibayar” tegas Gunin.

Sebelum aksi ini dilakukan, warga sudah memberikan surat edaran, didampingi oleh pihak kepolisian melalui polsek Jati Sampurna bahwa hari ini warga akan menutup total tol Jatikarya.

Mereka telah memenangkan putusan Mahkamah Agung dalam Peninjauan Kembali (PK) II dengan No.815/PDT/2018 pada Desember 2019 lalu yang menyatakan tanah yang kini menjadi Tol Jatikarya merupakan milik warga Jatikarya.

Iptu Arnaya, Kapospol Citra Grand, Polsek Jatisampurna, menjelaskan akan terus melakukan negosiasi dengan warga untuk mengakhiri penutupan jalan tol ini.

“Yang jelas ini ada demo warga demi keamanan, sementara tol ditutup sampai terjadi negosiasi kapan harus dibuka. Masyarakat harus mencari jalan alternatif lain. Bagi warga yang ingin lewat Cimanggis, mereka harus keluar pintu tol cibubur yang dekat Mal Cibubur Junction,” singkat Arnaya.(Sumber)