Nostalgia Kemenangan Partai Golkar di Pemilu 2024 Di Bawah Komando Akbar Tandjung

Pemilihan umum (Pemilu) tahun 2004 di Indonesia menjadi ajang pertarungan yang sangat sengit antara beberapa partai politik yang bertarung untuk merebut kekuasaan di Indonesia. Partai Golkar, yang pada saat itu dipimpin oleh Ketua Umumnya Akbar Tandjung, berhasil meraih kemenangan dengan meraih suara terbanyak di antara partai-partai yang berpartisipasi dalam pemilu tersebut.

Partai Golkar, sejak didirikan pada tahun 1964, telah menjadi salah satu partai politik terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Partai ini dibentuk sebagai partai yang didukung oleh pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto.

Namun, setelah kejatuhan Soeharto pada tahun 1998, Golongan Karya berubah menjadi partai politik independen dan mulai berkompetisi secara bebas dalam pemilu.

Pada Pemilu 2004, Partai Golkar berhasil meraup 21,58% suara nasional, dengan meraih 128 kursi parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Keberhasilan ini menjadikan Partai Golkar sebagai partai politik terbesar di Indonesia.

Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2004 disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, Konvensi Partai Golkar membuat seluruh DPD I dan DPD II terkonsolidasi dengan baik hingga kader akar rumput. Kedua, Partai Golkar mampu mempertahankan basis dukungan politik tradisionalnya yang kuat di wilayah rural pedesaan, terutama di luar Jawa.

Ketiga, Partai Golkar juga berhasil menarik perhatian pemilih muda yang jumlahnya cukup signifikan dengan kampanye yang fokus pada stabilitas ekonomi dan lapangan kerja. Kampanye ini sangat relevan dengan kebutuhan dan keinginan pemilih Indonesia yang mayoritas para pemuda yang sedang mencari pekerjaan dengan upah yang layak.

Selain itu, Partai Golkar juga mampu menghadapi tantangan dari partai-partai politik lain, terutama dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang pada saat itu masih memiliki dukungan kuat dari kalangan elit politik dan militer Indonesia. Partai Golkar mampu memperoleh dukungan dari kalangan elit politik dan bisnis Indonesia yang sebelumnya mendukung Soeharto.

Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2004 memberikan dampak yang besar pada arah politik Indonesia. Partai ini berhasil menjadi kekuatan politik utama yang mampu mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.

Meskipun calon presiden (capres) Partai Golkar hasil konvensi, yaitu Wiranto yang berpasangan dengan elit NU putra kandung KH Wahid Hasyim, Salahudin Wahid kalah di putaran pertama.

Namun Partai Golkar berhasil membentuk koalisi dengan beberapa partai politik lainnya, dalam pemerintahan koalisi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden. Mengingat, wakil presiden dari SBY, yaitu Jusuf Kalla (JK) terpilih sebagai ketua umum baru Partai Golkar.

Achmad Annama Chayat, Founder Radaraktual