Tekno  

Meta Rilis Centang Biru Berbayar Untuk Facebook dan Instagram, Ini Harganya

Meta mengumumkan layanan berbayar terbaru untuk verifikasi centang biru. Layanan ini dinamai “Meta Verified”, yang memberikan centang biru kepada pengguna di Instagram dan Facebook.

Harga dimulai dari 11.99 dolar AS per bulan atau Rp 182 ribu, (kurs Rp 15.187) untuk pembelian di web. Sementara jika dibeli melalui aplikasi Android/iOS, tarifnya menjadi 14.99 dolar AS atau Rp 227 ribu.

“ . . . minggu ini kami mulai meluncurkan Meta Verified — layanan langganan yang memungkinkan Anda memverifikasi akun dengan ID pemerintah (seperti KTP), mendapatkan lencana biru, mendapatkan perlindungan ekstra terhadap akun peniru yang mengaku sebagai Anda, dan mendapatkan akses langsung ke dukungan pelanggan,” ungkap Mark Zuckerberg dalam tulisan Facebook.

“Fitur baru ini adalah tentang meningkatkan keaslian dan keamanan di seluruh layanan kami.”
Meta Verified baru tersedia di Austria dan Selandia baru. Negara lain, termasuk Indonesia bakal menyusul.

Mirip dengan apa yang dilakukan Elon Musk pada Twitter
Seperti yang kita tahu, Facebook dan Instagram bukanlah media sosial yang memonetasi centang biru pertama kali adalah Twitter, di kepemimpinan Elon Musk. Kala itu Musk berdalih bahwa media sosial tidak bisa terlalu betumpu pada iklan.

Twitter kemudian merombak Twitter Blue, dengan menambah centang biru sebagai fitur andalannya. Twitter Blue juga menawarkan fitur edit tweet, tweet yang lebih panjang, upload video 1 jam, hingga iklan yang lebih sedikit.

Saat ini Twitter Blue bertarif 8 dolar AS (Rp 121 ribu) per bulan ika membeli melalui web, dan 11 dolar AS (Rp 167 ribu) per bulan. Twitter Blue juga sudah masuk Indonesia.

Bisnis iklan Meta tersendat, dan investasi di Metaverse yang terlalu berat
Manuver Meta untuk langganan premium di Instagram dan Facebook ini jelas untuk menambah pemasukan selain bisnis utama mereka, iklan.

Per 2021, Apple memperkenalkan fitur App Tracking Transparency. Sederhananya, fitur ini memberi opsi kepada pengguna untuk memilih aplikasi apa yang diizinkan untuk mengumpulkan data dari aplikasi lain di ponsel pengguna. Pengguna bisa memilih data apa saja yang boleh diserahkan kepada aplikasi.

Biasanya, aplikasi akan menggunakan data profil pengguna untuk iklan yang ditargetkan (targeted ads). Memetakan profil dan preferensi pengguna dapat membuat iklan lebih relevan.

Namun dengan App Tracking Transparency, pengguna bisa lebih bebas membatasi data yang diambil aplikasi. Profil pengguna tidak lengkap, dan ini tidak baik untuk bisnis iklann digital. Meta diprediksi tekor 10 miliar dolar AS per 2022 atas fitur ini, dilansir dari CNBC. Namun tidak diketahui pasti berapa angka tekor sebenarnya.

Di sisi lain, Meta menombok banyak atas unit bisnis yang menangani Metaverse dan AR/VR, Reality Labs. Divisi ini melaporkan kehilangan 13,72 miliar dolas AS selama tahun 2022, dengan pemasukan hanya di angka 2,1 miliar dolar AS.

Meski pun begitu, Mark Zuckerberg masih ingin merinstis mimpi dunia virtual Metavserse-nya, berharap “akan ada 1 miliar orang di Metaverse melakukan transaksi ratusan dolar” per akhir setengah dekade mendatang.(Sumber)