News  

Ketum Korpri Dorong Kesetaraan Gaji Guru Seperti Pegawai Pajak: Risikonya Sama!

Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Prof Zudan Arif Fakrulloh berbicara terkait penyetaraan gaji ASN termasuk guru.

Zudan mengatakan, guru merupakan pekerjaan mulia dan memiliki risiko tinggi sebab memiliki tanggung jawab yang besar. PRiayang menjabat Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) itu menyoroti kasus pegawai Pajak yang punya gaji dan tunjangan tinggi.

“Guru itu risikonya tinggi. Kalau guru gagal mengajar, bangsa kita ini, generasi besok, akan rusak. Jangan hanya materialistiklah sifatnya. Lihatlah masa depan bangsa ini tergantung guru, salah satunya, ya.

Kalau gurunya enggak sejahtera, mau ngajar susah, pasti mikir mencukupi hidupnya dulu,” kata Zudan di gedung Ditjen Dukcapil, Jakarta Selatan, Rabu (15/3).

Oleh sebab itu, eks Dirjen Dukcapil itu mendorong agar ada penyetaraan gaji guru agar sama seperti pegawai Pajak.

“Kalau duitnya Indonesia itu cukup, gajinya [pegawai] Pajak sudah tinggi, ya ini (guru) dinaikkan saja. Yang risikonya dianggap sama, disetarakan.”
– Zudan Arif Fakrulloh.

“Guru risikonya kalau enggak bagus ngajarnya masa depan bangsa akan terganggu karena kualitas pengajaran akan jadi rendah. Dosen, guru, kalau ngajarnya seadanya, ya, bangsa kita jadi seadanya,” ucap dia.

Zudan tak menampik guru sudah memiliki tambahan lain dari sertifikasi. Namun, jumlahnya masih kurang.
“Ada dana sertifikasi, tapi kan kecil, hanya Rp 1,5 juta. Dosen guru besar Rp 15 juta. Itu setara dengan eselon IV di Pajak, timpang sekali,” kata Zudan.

Zudan yang juga merupakan Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN) mengatakan, harus ada pendekatan yang diubah yakni equal work, equal pay.

“Seimbang antara pekerjaan dan pendapatan. Seimbang tolok ukurnya, jangan hanya risiko materialistis tadi. Maksudnya karena jadi sumber penghasil uang, kalau enggak digaji tinggi nanti dia ambil uang tadi,” kata Zudan.

“Guru itu harus kita muliakan, gaji tinggi. Enggak usah pusing-pusing, yang penting mengajar yang baik. Pendidikan kita bisa bagus. Sekolah boleh jelek, tapi kualitas gurunya bagus. Kalau gurunya enggak mengajar bagus, diawasi.

Kalau enggak ngajar bagus, coret, pecat, turunkan jadi tenaga tata usaha. Tentu ekosistemnya harus dibangun ya,” tutup dia.(Sumber)