News  

Ini 5 Agenda Pertemuan Dubes Tantowi Yahya Dengan PM Baru Fiji

Tidak ada masalah dengan kedaulatan RI di Papua, atas dasar senasib sepenanggungan akibat penjajahan oleh Belanda, Papua sudah sedari awal menjadi bagian dari kemerdekaan Indonesia. Meskipun dalam sejarahnya Papua baru kembali ke pangkuan Indonesia pada tahun 1963.

Meski secara de jure Papua adalah milik Indonesia, bukan berarti kondisi aman sentosa. Pasca kemerdekaan, selalu saja ada kelompok separatis yang mencoba menjadi parasit atas kedaulatan RI di Papua. Kelompok ini tidak hanya bergerilya di darat dengan mengangkat senjata, tetapi mereka juga mencoba jalur-jalur diplomasi resmi untuk memuluskan rencananya.

Salah satu yang cukup aktif melakukan diplomasi ini adalah tokoh United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda. Bahkan beberapa waktu lalu, demi menggalang dukungan internasional atas kemerdekaan Papua, Benny Wenda sempat bertemu PM baru Fiji Sitiveni Rabuka.

Atas fenomena ini, Dubes RI keliling untuk Pasifik, Tantowi Yahya, memimpin delegasi Indonesia ke Fiji Rabu (29/3) pagi. Tantowi bertemu PM baru Fiji Sitiveni Rabuka untuk membahas sejumlah isu termasuk Papua.

Tantowi Yahya melaksanakan agenda tersebut dalam rangka membahas sejumlah isu mengenai Papua. Termasuk mempertanyakan pertemuan antara Rabuka dengan Benny Wenda.

“Sesuai mandat dari Menlu Retno Marsudi, sebagai Dubes RI keliling untuk Pasifik, kami memimpin delegasi Indonesia ke Fiji untuk bertemu dengan Perdana Menteri Fiji yang baru, YM Sitiveni Rabuka. Alhamdulillah pertemuan di kantor beliau di Suva tadi pagi berlangsung lancar, akrab dan produktif,” ujar Tantowi Yahya dalam keterangan tertulis kepada redaksi Golkarpedia pada Rabu (29/3).

Saat bertemu Rabuka, Tantowi mendapat kepastian Fiji mendukung integritas Indonesia. Sikap Fiji terhadap Indonesia, termasuk Papua, sempat diragukan lantaran Rabuka bertemu tokoh separatis Papua Benny Wenda.

Dalam pertemuan Tantowi dan Rabuka, setidaknya ada lima agenda utama yang terjadi. Pertama, penyampaian ucapan selamat dari Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi atas keterpilihan Rabuka sebagai PM sekaligus Menteri Luar Negeri Fiji yang baru.

“Kedua terkait penegasan dari beliau atas dukungan dan komitmen Pemerintah Fiji terhadap kedaulatan NKRI. Fiji mengakui Papua sebagai bagian dari NKRI. Penegasan ini beliau sampaikan menyusul pertemuan tidak resmi beliau dengan Benny Wenda di Fiji yang banyak dipersepsikan sebagai perubahan sikap Fiji terhadap Indonesia,” sambung politisi Partai Golkar ini.

Poin ketiga, Tantowi Yahya menegaskan, yang paling penting dibina dari hubungan RI dan Fiji adalah menjaga mutual trust yang telah tercipta. Jangan sampai kemudian, persoalan seperti membuka komunikasi terhadap kelompok-kelompok yang pro terhadap kemerdekaan Papua terjadi lagi. Hal itu menjadi substansi dari kepercayaan yang terbangun atas hubungan bilateral kedua negara.

Poin keempat, tidak melulu bicara soal Papua, Tantowi Yahya dan Rabuka juga turut mendiskusikan mengenai peluang kerjasama antar kedua negara, “Peluang kerja sama baru di berbagai bidang antara lain di ekonomi kreatif, melengkapi sejumlah kerja sama yang telah berlangsung selama ini,” kata Tantowi.

Dan yang terakhir yakni membahas rencana kunjungan kepala pemerintahan Fiji itu ke Indonesia dalam waktu dekat. Rencananya, Rabuka akan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia dalam rangka mempertegas hubungan bilateral yang progresif bagi kedua negara. {radaraktual}