JK Soroti Chairul Tanjung Satu-satunya Pengusaha Muslim di 10 Orang indonesia Terkaya

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendorong umat Muslim untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan menekan tingkat kesenjangan ekonomi.

Menurut JK, sekarang ini 5 persen orang menguasai 60 persen kekayaan penduduk. Sementara, dari 10 orang terkaya di Indonesia hanya seorang saja yang Muslim.

“Sepuluh orang terkaya, cuma satu yang muslim. Cuma Chairul Tanjung,” kata JK saat mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM, Sleman, Jumat (31/3) malam.

Sedangkan dari 100 orang terkaya se-Indonesia, kata JK, tercatat hanya 4 saja yang Muslim. Menurut JK, hal ini terjadi karena masih banyak umat Muslim yang belum memiliki semangat kewirausahaan.

“Kenapa kita tidak ikuti Rasulullah. Saya selalu katakan, Rasulullah berniaga sejak umur 13 sampai 40 tahun. Artinya 27 tahun. Jadi rasul pada saat umur 40 sampai 63, berarti 23 tahun. Jadi Rasulullah itu lebih lama berdagang daripada jadi rasul,” kata JK.

“Jadi kalau ustaz selalu mengajarkan kita, ikutilah sunnah Rasulullah, maka ikuti juga cara kehidupannya,” sambungnya.

JK menyebut kesenjangan ekonomi berimbas pada timbulnya kepincangan sosial. Salah satunya adalah prasangka miring terhadap gaya hidup seorang pejabat yang sekarang menjamur di kalangan masyarakat.

“Kalau anda punya istri pejabat pakai tas bagus langsung jadi musuh masyarakat. Anda punya anak, punya mobil bagus atau motor bagus langsung jadi musuh masyarakat, perubahan yang sangat berbahaya,” paparnya.

“Istri pejabat foto-foto di Eropa, walaupun mungkin dia naik (penerbangan) kelas ekonomi dengan murah, tetap aja jadi musuh masyarakat,” lanjut Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Demi memperkecil jurang kesenjangan ekonomi, Ia mendorong masyarakat berniaga sebagaimana yang Nabi Muhammad SAW tekuni semasa hidupnya, ketimbang memperkaya diri lewat praktik-praktik kotor macam korupsi. Tentunya semangat berwirausaha tanpa niat menjatuhkan kelompok lain.

Pandangan JK, berwirausaha bukan hanya untuk memajukan diri melainkan juga memperbaiki nasib bangsa. Berniaga mendatangkan manfaat bagi sesama lewat ketersediaan lapangan kerja.

“Saya bilang ke beberapa universitas, saya bulan lalu, bicara seperti ini di ITS, apalagi di Unhas saya sarankan semua studi, fakultas atau prodi itu satu atau dua semester bicara tentang entrepreneurship,” kata JK.

“Undang para pengusaha bicara, pengusaha Cina (keturunan Tionghoa) pun ajak bicara. Supaya anda jangan berpikir jadi pegawai, bangsa ini tergantung kemampuan entrepreneurship,” sambungnya.(Sumber)