News  

IKN Nusantara Rawan Banjir dan Gempa, Anggaran Rp.89,4 Triliun Bakal Ludes

Ternyata, mega proyek ibu kota negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur yang selalu dibanggakan Presiden Jokowi, tak hanya rawan banjir, potensi gempa bumi dahsyat sekali. Alhasil, anggaran mega proyek dari APBN Rp89,4 triliun, siap-siap ludes begitu saja.

Dikutip dari akun @Hara Nirankara di media sosial (medsos) Helo, Jumat (28/4/2023), menerangkan bahwa masalah krusial dari IKN Nusantara di PPU adalah adanya wilayah patahan yang berpotensi menimbulkan bencana alam berupa gempa bumi.

“Sebenarnya potensi bencana dengan adanya patahan di wilayah IKN Nusantara sudah pernah disinggung oleh geolog Indonesia, namun sepertinya Pemerintah tak ambil pusing dengan kritikan itu,” tulisnya.

Sebagai bahan informasi, sesar atau patahan merupakan diskontinuitas dalam bebatuan di mana ada pergerakan akibat massa bebatuan.

Pada wilayah calon Ibu Kota Negara yang baru, terdapat wilayah yang berpotensi menimbulkan gempa bumi, di mana Pemerintah seharusnya melakukan rekayasa geoteknik untuk menghindari gempa akibat patahan atau sesar.

“Nah, untuk melakukan rekayasa kegempaan, tentu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, pembangunan IKN Nusantara yang sebenarnya tidak terlalu mendesak yang juga seharusnya tidak membebani APBN harus segera ditinjau ulang,” pintanya.

Akun @Hara Nirankara juga meminta Pemerintah Pusat jangan sampai lalai akan potensi bencana alam di sana. Sehingga akan menimbulkan korban jiwa serta kerugian materil yang tidak sedikit.

Postingan dari akun @Hara Nirankara ini mendapatkan beragam komentar dari netizen. Sebagian besar netizen menilai, pembangunan ibu kota negara baru ini, sebenarnya belum mendesak. Dikhawatirkan, mega proyek IKN Nusantara ini, membuat utang Indonesia terus menggunung.

“Lgian grusa grusu seprti mau dikejar anjing aja mau bikin ini bikin itu …biar di cap top markotop tpi apa nyatanya tenggelam kan kita dalam hutang ,hidup rakyat terseok seok imbas covid …skrng cari kerja susah luar biasa ..pikirin kondisi ekonomi rakyat dulu …klo dah bgini agama disalahin pdhl agama tiang kita hidup didunia klo agama kokoh & tdk saling menjatuhkan negeri damai rakyat tentrem baru top …kemrungsung bgtu …,” tulis netizen.

Ternyata, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pernah mengingatkan adanya sejumlah titik di IKN Nusantara, yang berpotensi diguncang gempa. Bahkan, ada data yang menunjukkan wilayah tersebut, beberapa kali diguncang gempa. Dikarenakan, IKN Nusantara berada di titik sesar gempa yang hingga saat ini masih aktif.

Pada 25 Januari 2023, misalnya, terjadi gempa magnitudo 3,7 di Sangkuliang, Kutai Timur. Titik gempa ini hanya berjarak 500 kilometer dari lokasi IKN Nusantara. Tak hanya itu, lokasi IKN ini berada di sebagian Kabupaten PPU dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara. Masuk lokasi Sesar Mangkalihat. Sesar ini patut diwaspadai karena sudah diprediksi akan mengeluarkan energi cukup besar. Pengalaman menyebutkan, Sesar Mangkalihat berkali-kali memicu guncangan di Kalimantan Timur.

IKN Nusantara kok Kebanjiran
Pada 17 Maret 2023, warga Kecamatan Sepaku Kabupaten PPU, dikejutkan dengan datangnya air bah. Hampir seluruh wilayah digenangi air. Memang, lokasi banjirnya bukan termasuk kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara yang saat ini masuk tahap pembangunan infrastruktur dasar.

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna mengingatkan pemerintah untuk mengkaji pembangunan di area permukiman yang sudah lama ada, di sekitar IKN. Artinya, urgensi analisis dampak lingkungan (AMDAL) tak hanya di wilayah pusat pemerintahan, tapi juga mencakup kawasan permukiman di sekitar KIPP. Kalau diabaikan maka potensi banjir di Sepaku membesar.

Yayat bilang, banjir di Sepaku tidak mengherankan. Karena, diapit beberapa sungai besar seperti Sungai Sepaku, Sungai Sesumpu, dan Sungai Tengin. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan pengkajian kondisi saluran sungai tersebut. Tak kalah penting, potensi curah hujan pun perlu dipertimbangkan untuk memberikan langkah efektif dalam penanggulangan bencana air ke depannya.

Dia juga mempertanyakan apakah genangan air yang menyebabkan banjir, merupakan imbas dari perubahan bentang ruang akibat pembangunan IKN. Pasalnya, wilayah Sepaku dikenal dengan pepohonan yang rindang, sehingga ketika aliran air tidak meresap maka ada kemungkinan terjadi perubahan bentang alam sehingga resapan air tidak optimal.

Anggaran dari APBN
Kebutuhan anggaran untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diperkirakan mencapai Rp466 triliun hingga 2045. Dari jumlah tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menanggung sekitar 20 persen, atau Rp89,4 triliun.

Sebanyak Rp253,4 triliun bakal bersumber dari kerja sama pemerintah dan badan usaha. Sedangkan, kontribusi swasta yang diharapkan dalam megaproyek ini mencapai Rp123,2 triliun.

Pemerintah sendiri telah mengalokasikan anggaran senilai Rp23,6 triliun untuk pembangunan IKN Nusantara dalam RAPBN 2023. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, alokasi anggaran tersebut masuk ke dalam program reguler kementerian dan lembaga.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan anggaran terbesar hingga Rp20,8 triliun. Anggaran itu bakal digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur dasar di IKN Nusantara. Adapun, anggaran tersebut bakal dialokasikan ke Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) senilai Rp1,1 triliun, Bina Marga Rp8,7 triliun, Cipta Karya Rp10,3 triliun, Perumahan Rp0,5 triliun, dan Bina Konstruksi Rp0,1 triliun.

Jadi, agak masuk akal bila pemerintah sulit mencari investor untuk membiayai mega proyek IKN Nusantara yang harganya hampir Rp500 triliun. Karena ya itu tadi, daerahnya rawan banjir dan gempa bumi. Apalagi banyak areal di IKN Nusantara yang berupa lahan gambut. Janganlah melawan alam.(Sumber)