News  

Jangan Ditegur! Ini Penyebab Laki-laki Sering Garuk Kemaluan Menurut Aisyah Dahlan

Dokter Aisyah Dahlan menjelaskan mengapa seorang pria sering menggaruk kemaluannya.

Jika istri melihat suami menggaruk kemaluan, dokter Aisyah Dahlan memintanya berkata-kata yang tidak menyinggung.

Aisah Dahlan seorang dokter serta konsultan dalam penanggulangan dan penyalahgunaan narkoba.

Ia juga sering menjadi pembicara dalam seminar dan kajian yang sesuai dengan pandangan Islam.

Aisah Dahlan juga dikenal sebagai seorang Clinical Hypnotherapist dan praktisi neuroparenting skill yang mengajarkan ilmu parenting.

Menurut video yang diunggah oleh Saluran YouTube Suas Videos pada tanggal 12 Desember 2020, berjudul “Mengapa laki-laki sering menggaruk bagian kemaluannya? – Dr. Aisah Dahlan CHt.”, Aisah Dahlan menjelaskan penyebab mengapa pria sering merasa gatal pada bagian kemaluan.

Aisah Dahlan menjelaskan, skrotum adalah kulit yang melapisi testis pada pria.

Skrotum memiliki beberapa lapisan dan sangat fleksibel, berfungsi untuk menjaga testis tetap dalam suhu yang hangat.

Ketika pria berada di dalam ruangan yang dingin, skrotum akan menarik testis agar dekat dengan area kemaluan untuk menjaga suhu tetap hangat.

Namun, jika suhu ruangan menjadi hangat atau panas, skrotum akan mengendur agar testis tidak menjadi terlalu panas.

Aisah Dahlan menjelaskan, proses ini, yaitu pengencangan dan pengenduran pada skrotum, dapat menyebabkan rasa gatal, yang kemudian mendorong pria untuk menggaruk kemaluannya.

Aisah Dahlan juga mengatakan dengan berseloroh, “Siapa yang pernah melihat seorang anak laki-laki menggaruk kemaluannya? Jika ibu tidak tahu proses ini, bisa saja ibu marah.”

Aisah Dahlan menceritakan pengalamannya saat mengajar pelajaran reproduksi kepada remaja di sekolah, di mana beberapa anak perempuan marah ketika ia menggaruk kemaluannya.

Proses ini menjelaskan mengapa seorang pria bereaksi refleks dan secara otomatis menggaruk kemaluannya.

Sebaiknya, sebagai orangtua, hindari memberikan respons negatif seperti memukul tangan anak atau menggunakan kata-kata yang tidak pantas.

Ketika seorang ibu tidak memahami hal ini dan memberikan respons yang tidak baik kepada anak, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan psikoseksual pada anak di masa depan.

Teori Psikoseksual menyatakan bahwa pengalaman pada masa kanak-kanak awal akan membentuk kepribadian anak secara permanen atau sementara.

Jika fase psikoseksual tidak terbentuk dengan baik, itu dapat menyebabkan gangguan seksual pada anak ketika dewasa.

“Sebagai contoh, saat anak merasakan gatal di area kemaluannya dan tangannya terpukul ketika ia menggaruk, kemudian saat dewasa, ia akan merasakan keanehan saat ada sentuhan di daerah itu.

Hal ini disebabkan oleh memori yang terbentuk ketika ia menggaruk dan mengalami hukuman fisik,” jelas dr. Aisah Dahlan.

“Lebih baik jika pasangan kita adalah generasi yang orangtuanya tidak berperilaku seperti itu,” tambah dr. Aisah Dahlan.

Aisah Dahlan juga menekankan bahwa hal ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun juga pada pria di segala usia.

“Yang penting, sebagai ibu, kita dapat mengajarkan anak untuk menggaruk dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebabkan iritasi atau lecet pada skrotum.

Atau, dalam bahasa yang lebih sopan, daerah kulit yang melapisi penis,” tambah dr. Aisah Dahlan dengan nada bercanda.(Sumber)