Erick Thohir: Kita Jangan Jadi Bangsa Pelupa, 135 Orang Tewas di Kanjuruhan

Ketum PSSI, Erick Thohir, meluruskan soal aturan suporter tim tamu tak boleh datang ke pertandingan tandang Liga 1. Ia lantas mengingatkan terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022.

Sebelumnya, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) telah memutuskan untuk melarang kehadiran suporter tim tamu di pertandingan playoff antara Bali United vs PSM Makassar. Selain itu, aturan ini juga akan berlaku di Liga 1.

Erick menanggapi perihal tersebut. Selain karena 2024 akan jadi tahun politik di Indonesia, Tragedi Kanjuruhan juga menjadi pertimbangan dikeluarkannya aturan tersebut. Erick ingin masyarakat tak lupa soal peristiwa kelam itu.

“Ada catatan, karena ini juga tahun politik, apalagi kita masih dalam pantauan FIFA karena peristiwa Kanjuruhan, dan suratnya FIFA ada, liga memutuskan memang karena untuk konteks keamanan, sementara pertandingan kandang dihadiri suporter tuan rumah, jadi suporter tamu belum. Ini bertahap,” kata Erick saat konferensi pers di Stadion Manahan Solo, Minggu (4/6).

“Ingat, kita masih ada Tragedi Kanjuruhan yang memang jadi paradigma negatif untuk FIFA. Karena itu, ketika kita tak dihukum, FIFA sekarang memberi kesempatan, liganya boleh jalan, pertandingan internasional jalan, tapi bila ada kerusuhan seperti akhir musim kemarin, masih banyak kerusuhan, lho, ada di Semarang dan di mana-mana, percaya, FIFA akan memberhentikan seluruh sepak bola di Indonesia.”

Visi PSSI ingin memastikan suporter pulang ke rumah selamat, jadi ini mesti sejalan. Saya mengajak TNI dan Polri untuk memastikan hal ini. Kita jangan jadi bangsa pelupa, seakan-akan tidak terjadi apa-apa kemarin, 135 orang meninggal, jangan jadi bangsa pelupa. FIFA tidak lupa,” tambah Erick.

Pada April lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa Stadion Kanjuruhan kemungkinan mulai direnovasi mulai sekitar Mei-Juni 2023. Namun, muncul pro dan kontra di kalangan suporter Arema, Aremania, terkait ide ini. Tim Gabungan Aremania (TGA) menjadi kubu yang tegas menolak.

“Pertama, kami akan tetap menolak keras renovasi karena ini bukan lagi bicara soal Aremania saja, tetapi juga berbicara masyarakat Malang. Dan kalaupun berandai-andai itu terjadi [renovasi stadion lama], kami tidak akan menonton lagi di stadion itu, khusus untuk Aremania,” terang Koordinator TGA (Tim Gabungan Aremania), Dian Berdinandri, saat dihubungi kumparan pada April 2022.

“Kenapa kami tak setuju renovasi? Karena siapa yang akan mau, bisa, kalaupun itu [Kanjuruhan] direnovasi dan menjadi stadion lagi, kita akan menonton, sukacita, bergembira, di bekas jasad teman-teman kami,” tambahnya.(Sumber)