News  

Si Jenius Kairan Quazi: 14 Tahun Lulus S1 IT, Diterima Jadi Software Engineer di SpaceX

Kairan Quazi masih berusia 14 tahun, tapi dia sudah menjadi lulusan sarjana termuda di Santa Clara University dan direkrut SpaceX, perusahaann antariksa milik Elon Musk. Sejak lahir, Quazi sudah menunjukkan tanda-tanda dirinya adalah seorang jenius.

Ibunda Quazi, Jullia, mengaku anaknya memiliki temperamen unik dan intens sejak usianya baru beberapa bulan setelah melahirkan. Jika dia membacakan buku cerita dan berhenti, Quazi akan tantrum yang cuma bisa dihentikan dengan mendengar radio dari stasiun National Public Radio (NPR).

Quazi disebutnya sudah bisa berbicara dalam kalimat lengkap, padahal usianya baru menginjak 2 tahun. Dia pernah menceritakan ulang berita yang didengarnya dari NPR kepada teman dan gurunya di taman kanak-kanak.

Ketika berusia 9 tahun dan sedang mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) kelas 3, Quazi mengeluhkan tugas sekolahnya kurang menantang baginya. Orang tua, guru, hingga dokter anak meyakini bocah ini siap melanjuti tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.

“Saya pikir di kelas tiga, menjadi sangat jelas bagi guru, orang tua, dan dokter anak saya bahwa pendidikan arus utama tidak cocok untuk kemampuan belajar eksponensial saya,” kata Quazi, seperti dikutip Seattle Times.

Kecerdasan Quazi juga terbukti dalam tes IQ yang menunjukkan hasil di atas persentil ke-99,9 dari populasi umum, begitu juga dengan kecerdasan emosionalnya yang ‘sangat tinggi’. Artinya, inteligensia Quazi memenuhi syarat untuk masuk kategori ‘sangat berbakat’.

“Orang-orang selalu bertanya apakah saya seorang ‘jenius’, tetapi orang tua saya menjelaskan bahwa kejeniusan adalah tindakan ― membutuhkan penyelesaian masalah besar yang memiliki dampak kemanusiaan.”

– Kairan Quazi, seperti dikutip BrainGain Magazine

Dokter anak menyarankan orang tua Quazi untuk membawa anaknya akselerasi pendidikan: Langsung masuk perguruan tinggi. Orang tuanya sempat mengalami kesulitan dalam meyakinkan universitas untuk mau menerima anaknya yang masih kelas 3 SD.

Kendala tersebut akhirnya terjawab dengan Quazi diterima di Las Positas College di Livermore, California, AS. Las Positas College merupakan kampus komunitas atau perguruan tinggi yang setara dengan D-3 di Indonesia.

Beberapa bulan setelah diterima di Las Positas College, Quazi mendapatkan kesempatan magang di Intel Labs sebagai rekan peneliti kecerdasan buatan (AI) ketika usianya masih 10 tahun. Setahun kemudian dia pindah kampus untuk lanjut studi S1 ilmu dan teknik komputer di Santa Clara University di usia 11 tahun pada September 2020.

Selama di Santa Clara University, Quazi pernah menjadi anggota Association for Computer Machinery dan berperan sebagai senator senior di Associated Student Government. Dia pun pernah diminta menjadi tutor untuk mahasiswa lain.

Quazi dinyatakan lulus sarjana S1 dari Santa Clara University di California, AS, dan akan diwisuda pada 17 Juni 2023. Kampus tersebut mengakui Quazi sebagai lulusan sarjana termuda dalam sejarah 172 tahun Santa Clara University.

“Semua ini tidak akan terjadi jika bukan karena orang-orang berpengaruh di sekitar saya, dan itu adalah ibu saya. Dia telah menjadi batu karang selama saya hidup dan saya tahu itu juga sangat sulit baginya. Sekali lagi, sekarang dia rela berkorban untuk pindah ke Washington demi saya. Saya sangat berterima kasih padanya,” ujar Quazi.

Quazi tidak akan menganggur setelah wisuda, sebab dirinya sudah diterima bekerja di SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk. Dia menjadi karyawan termuda SpaceX, dengan peran sebagai software engineer untuk divisi Starlink yang menyediakan akses internet lewat satelit.

Quazi berencana pindah tempat tinggal bersama ibunya, dari Pleasanton, California, untuk mulai bekerja di kantor SpaceX di Redmond, Washington.(Sumber)