Pernah Jualan Piscok Demi Bertahan Hidup, Achmad Taufan Soedirjo Kini Jadi Politisi dan Pengusaha Sukses

Pekerja keras adalah satu istilah yang tepat untuk disematkan pada figur seorang Achmad Taufan Soedirjo. Ia tak lahir dari kalangan keluarga berada, ayahnya adalah pensiunan TNI, yang kemudian menjadikan Achmad Taufan Soedirjo sebagai anak kolong (sebutan bagi anak-anak anggota militer). Menjadi anak kolong tak serta merta membuat Achmad Taufan Soedirjo arogan dan bersikap semaunya, justru karena hal ini nasionalismenya terasah.

Ayahnya merupakan ajudan dari Mayjen TNI (Purn.) Sugandhi Kartosubroto pendiri dari Ormas MKGR. Darah seorang prajurit TNI yang kadung berwarna kuning di era Orde Baru membuat Achmad Taufan Soedirjo dewasa memilih jalan pengabdian terhadap nusa bangsa dengan berkarir secara politik di Ormas MKGR dan Partai Golkar.

Tidak ada yang istimewa bagi kehidupan kecil lelaki kelahiran Jakarta, 24 Juni 1981 ini. Yang teringat dalam benaknya hanyalah cara mendidik sang ayah yang menjadikannya berdisiplin diri hingga kini. Pendidikan tegas yang didapatkannya di lingkungan keluarga juga menjadikannya mandiri.

Dalam soal pendidikan, Achmad Taufan Soedirjo begitu tertarik dengan ilmu agama. Karenanya ia memilih bersekolah di institusi pendidikan agama Islam seperti Ponpes Darussalam Gontor saat memasuki usia sekolah SMP. Setelah lulus dari Ponpes Darussalam Gontor, ia lantas kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan menengah atasnya di SMA 45 Daarul Maarif, Jaksel.

Pada fase menjalani pendidikan tinggi, Achmad Taufan Soedirjo mengambil jurusan ilmu hukum di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat dan melanjutkan di Sekolah Ilmu Hukum Dharma Andigha. Pertimbangan biaya yang murah dan pendidikan yang berkualitas menjadi alasannya menuntut ilmu di tempat ini. Tak puas hanya mendapatkan gelar kesarjanaan, Achmad Taufan Soedirjo menggenapinya dengan gelar magister bidang ilmu hukum yang ditamatkannya di STAI Syamsul ‘Ulum.

Hingga genaplah gelar pendidikannya menjadi Achmad Taufan Soedirjo, SH, MH. Bagi seorang yang cinta ilmu pengetahuan seperti Achmad Taufan, perlu kiranya ia menyempurnakan gelarnya hingga S3 atau doktoral. Dan itu sedang dijalaninya sejak 2022 hingga kini dengan mengambil S3 ilmu hukum di Universitas Borobudur, Jakarta.

Dalam proses menjalani pendidikan, Achmad Taufan Soedirjo tak hanya berdiam diri. Ia teringat dengan panggilan jiwanya dalam bidang pengabdian. Ia mengikuti berbagai kegiatan dan organisasi kampus untuk menempa jiwa kepemimpinannya.

Saat menjalani masa perkuliahan dan menjelang kelulusan untuk dapat gelar kesarjanaan, Achmad Taufan Soedirjo memutuskan satu langkah terpenting dalam kehidupannya, yaitu pernikahan. Ia menikahi seorang perempuan yang dicintainya bernama Mei Hidayati. Pasangan Taufan dan Mei terhitung berani untuk menjalani ikatan pernikahan. Pasalnya, ekonomi Taufan belum begitu stabil, ia tak memiliki pekerjaan tetap saat itu.

Tetapi dengan niat menikah untuk beribadah pada Allah SWT, keduanya menjalani segala hal ujian pernikahan dengan penuh ketabahan dan tetap istiqomah terhadap ketetapan Tuhan. Di tahun 2014, Achmad Taufan Soedirjo berhasil menamatkan pendidikan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan sekaligus memiliki izin mendirikan kantor advokatnya sendiri, ATS Law Firm.

Belum ada yang mengenal namanya saat itu, mendirikan kantor advokat pun tampak belum begitu menghasilkan. Awal pernikahan sekaligus awal bagi Achmad Taufan Soedirjo memasuki dunia profesional membuat segalanya sulit. Ditambah lagi ia sudah memiliki seorang putra bernama Muhammad Rizky Nataprawira. Tentu kebutuhan si kecil tak bisa ditawar lagi.

Ia bersama sang istri dan anak lantas memutuskan untuk mengontrak pada kontrakan petakan yang sangat kecil dan sempit, kontrakan tersebut kemudian diberi plang bertuliskan ATS Law Firm saat awal mula ia merintis karir di bidang advokat. Tapi segalanya masih sulit bagi Achmad Taufan Soedirjo. Bersama sang istri ia memutar otak agar ekonomi keluarga bisa tetap berjalan.

Segala macam pekerjaan dilakoninya, mulai dari menjadi karyawan swasta sampai berdagang. Ia tak kenal gengsi dan malu, bagi Achmad Taufan Soedirjo pekerjaan apapun yang menghasilkan asal halal akan tetap dilakukannya. Dari kesulitan hidup yang pernah menderanya, Achmad Taufan Soedirjo memahami hakikat kehidupan. Kesetiakawanan, loyalitas, dan solidaritas didapatkannya dari kehidupan yang sulit di masa lalunya.

Meski hidup dalam kondisi serba terbatas dan cenderung sulit, satu hal yang tak pernah berubah dari Achmad Taufan Soedirjo adalah kesadarannya untuk berbagi. Ia tahu bagaimana rasanya tak memiliki, hingga sekarang ketika dirinya sudah berada dalam langkah yang benar di jalan kesuksesan hidup, Achmad Taufan Soedirjo senantiasa berbagi kepada masyarakat yang kesulitan termasuk santunan rutin untuk anak yatim tiap bulannya.

Jadilah Achmad Taufan dan Mei memulai usaha bersama dengan berjualan penganan pisang coklat (Piscok). Berjualan menjadi solusi efektif untuk menyambung hidupnya dari hari ke hari. Sang istri, membuat piscok tersebut, sementara Achmad Taufan Soedirjo yang bertugas menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, kantin ke kantin hingga sang istri berhasil membuka usaha dengan gerobak kecil di sekitaran jakarta.

Tidak sampai disitu, disamping berdagang piscok, guna menyambung hidup, Achmad Taufan Soedirjo juga pernah bekerja sebagai driver kendaraan roda empat yang bertugas mengambil dan mengantarkan uang ke tiap mesin-mesin ATM di penjuru Jakarta. Kegigihannya membuahkan hasil, perlahan kondisi ekonomi keluarganya membaik.

Meski terkesan begitu sibuk menjalani segala hal, Achmad Taufan Soedirjo tak serta merta melupakan panggilan jiwanya untuk berorganisasi. Baginya dunia organisasi merupakan kebiasaan positif yang harus terus dibangun.

Jadilah ayah dari tiga orang anak ini mendaftarkan diri secara pribadi untuk masuk ke organisasi yang pernah lekat dengan sang ayah yang merupakan orang dekat Sugandhi, pendiri Ormas MKGR. Hingga di tahun 2015, Achmad Taufan Soedirjo didapuk menjabat sebagai Pormas (Pelopor Massa) DPP Ormas MKGR.

Meski ia adalah anak seseorang yang cukup dekat dengan pendiri organisasi, bukan berarti Achmad Taufan Soedirjo mendapat keistimewaan. Bang Taufan begitu sapaan akrabnya juga tak pernah jumawa atas sejarah kelahiran yang ia miliki. Ia ingin dikenal atas identitasnya sendiri, bukan karena anak siapa atau kerabat siapa. Bang Taufan menunjukkannya, hingga kini kapasitas pribadinya yang dikenal.

Bersamaan dengan keputusannya untuk terus menempa diri dalam dunia organisasi, karirnya pun meningkat. Di tahun 2019, Achmad Taufan Soedirjo kemudian telah mampu mendirikan Kantor Hukum Achmad Taufan Soedirjo & Partner dikawasan elite Permata Hijau Jakarta Selatan dan mendirikan LKBH Djoeang Indonesia sebagai lahan kiprahnya dalam mengabdi untuk masyarakat. Di tempat ini, Bang Taufan memberikan bantuan hukum gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.

Di tahun yang sama juga, Achmad Taufan Soedirjo mendapat amanah jabatan sebagai pengurus DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Karirnya terus meningkat di tahun 2020 kala ia dipercaya masuk kepengurusan DPP Partai Golkar sebagai Ketua Departemen Bidang Hukum dan Wakil Ketua Umum di DPP Ormas MKGR.

Tahun 2021 Achmad Taufan Soedirjo mendapat amanah jabatan lain sebagai kepala badan bantuan hukum GM FKPPI. Di tahun 2022, atas kegemilangan dan nama besarnya, Achmad Taufan Soedirjo ditunjuk untuk menjadi pengurus Himpunan Kurator dan Pengurus Indonesia. Tak lupa di tahun 2023 ini, oleh Ketua Umum PP AMPG Ilham Permana, ia ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum.

Dalam karirnya sebagai advokat, karena kegigihannya menangani perkara-perkara, Achmad Taufan Soedirjo dikenal sebagai advokat yang sangat dapat dipercaya dan bertanggung jawab pada klien. Tak sedikit klien yang puas dengan hasil dari kinerjanya, baik klien menengah ke bawah yang dibantunya melalui LKBH Djoeang Indonesia hingga klien menengah ke atas.

Keberhasilannya dalam membangun karir sebagai advokat tercermin dalam penghargaan yang diterima ATS Law Firm pada tahun 2021 sebagai 100 kantor hukum terbaik di Indonesia. Ini sekaligus menjadi pencapaian terbaiknya dan pembuktian konsistensinya dalam menggapai cita-cita.

Di luar kegiatannya sebagai seorang advokat dan politisi, pria yang maju Caleg DPR RI dari Partai Golkar di Dapil Jabar VII ini juga memiliki berbagai usaha. Tampaknya, Taufan Soedirjo merasa ketagihan dengan proses dagang piscok. Hanya saja yang didagangkannya berbeda kali ini.

Dalam perjalanan bisnisnya, karir Achmad Taufan terus melejit, tak kalah cemerlang dengan karir politik dan advokat yang juga dijalankan. Bang Taufan di usia yang terbilang masih muda, berhasil membuat perusahaan pewarna alam yang bernama PT. Indigo Surya Gemilang didirikan di Temanggung. PT. Indigo Surya Gemilang ini bergerak dibidang pewarna alami dari tumbuhan.

Keberadaan perusahaan ini banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Temanggung Jawa Tengah. Selain keuntungan ekonomis, keberadaan perusahaan ini berhasil menjaga kelestarian ekosistem alam di Jateng. Bisnis ini dirintis oleh Achmad Taufan Soedirjo bersama pengusaha yang juga cucu dari pendiri Ponpes Gontor ustad Ridho Zarkasy.

Tak mudah baginya merintis usaha ini, lawannya adalah para mafia pewarna sintetis yang identik dengan bahan kimia. Selain bisnis pewarna alami, Achmad Taufan Soedirjo dan sang istri juga turut mendirikan bisnis properti D’Mei Residence yang dikelola oleh istrinya, Mei Hidayati.

Achmad Taufan Soedirjo dalam perjalanan kehidupannya juga menemukan sosok seorang kakak yang sangat menyayanginya yaitu pasangan pengusaha nasional bahkan internasional, Bapak Andreas Reza Nazaruddin dan Maya Miranda Ambarsari.

Kedua tokoh bisnis ini sangat menyayangi pribadi Achmad Taufan Soedirjo hingga menganggap Taufan sebagai seorang adik. Layaknya hubungan kakak beradik, mereka saling mendukung satu sama lain, kedua sosok ini pulalah yang terus mendorong Taufan untuk sukses di dunia advokasi, bisnis dan politik hingga hari ini.

Bersama kedua pasangan pengusaha tersebut, Achmad Taufan Soedirjo mengelola beberapa perusahaan, seperti PT. Tawu Inti Bati Oil Refinery, PT. Batamec Shipyard, PT. Tugu Beton Semesta Abadi, dan PT. Rajawali Tunas Adi Perkasa.

Kedua tokoh pengusaha ini juga yang mendorong Achmad Taufan Soedirjo untuk melangkah maju mencalonkan diri sebagai wakil rakyat menuju DPR RI di Pemilu 2024. Mereka, Reza – Maya meyakinkan bahwa Taufan sudah layak dipercaya rakyat Indonesia, khususnya masyarakat di Dapil Jabar VII (Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta) untuk bisa duduk di parlemen menjadi tangan kanan rakyat.

Keyakinan ini didasari bahwa Taufan memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, Taufan juga dinilai mampu menjadi pemimpin Indonesia kelak.

Dalam mencapai kesuksesannya, begitu banyak nilai yang diterapkan dalam kehidupan Achmad Taufan Soedirjo. Lebih dari itu, paling utama adalah bersyukur terhadap apapun jalan yang telah ditetapkan Tuhan atas dirinya. Hingga muncullah spirit berserah diri yang merupakan esensi dari beragama. Selain itu, Achmad Taufan Soedirjo juga mencontohkan untuk menjadi sukses perlu kiranya kita kedepankan ketekunan dan kegigihan. Karena usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. (Golkarpedia)