Polisi Swedia mengizinkan protes oleh pria yang berencana membakar Taurat dan Alkitab, di luar Kedutaan Besar Israel di Stockholm. Protes tersebut akan dilakukan Sabtu (15/7) siang ini, waktu setempat.
Dikutip dari The Associated Press, pejabat Israel telah meminta pemerintah Swedia untuk menghentikan rencana protes tersebut.
Swedia baru-baru ini menghadapi kecaman keras dari negara-negara Muslim karena membiarkan pengunjuk rasa membakar Al-Quran dalam demonstrasi anti-Islam beberapa waktu lalu.
Adapun kali ini, aksi pembakaran Taurat dan Alkitab di luar Kedubes Israel, disebut sebagai respons atas pembakaran Al-Quran di luar masjid di Stockholm bulan lalu.
Menurut informasi yang diterima The Associated Press, polisi Stockholm telah menyetujui permohonan pembakaran Taurat dan Alkitab tersebut. Tiga orang disebut akan berpartisipasi dalam aksi itu.
Hak menyatakan pendapat di ruang publik di Swedia sangat kuat dan dilindungi oleh konstitusi. Undang-undang penistaan agama telah ditinggalkan pada 1970-an. Polisi memberikan izin karena yakin aksi demonstrasi dapat diadakan tanpa gangguan atau berisiko terhadap keselamatan publik.
Pejabat Israel meminta Swedia untuk menghentikan rencana pembakaran tersebut.
“Sebagai Presiden Negara Israel, saya mengutuk pembakaran Al-Qur’an, yang suci bagi umat Islam di seluruh dunia, dan saya sekarang amat sedih karena nasib yang sama menunggu Alkitab Yahudi, kitab abadi orang-orang Yahudi,” kata Isaac Herzog, dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan bahwa dia mendesak para pejabat Swedia untuk mencegah peristiwa pembakaran terjadi dan bersikap untuk tidak mengizinkan aksi tersebut.
Kepala Rabi Israel Yitzhak Yosef bahkan memohon kepada raja Swedia untuk turun tangan, mengutuk rencana tersebut serta mengutuk pembakaran Al-Quran beberapa waktu lalu di masjid Swedia.
“Dengan mencegah peristiwa ini terjadi, Anda akan mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa Swedia berdiri teguh melawan intoleransi agama dan bahwa tindakan semacam itu tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab,” ungkapnya.
Dewan Komunitas Yahudi Swedia menyesalkan keputusan polisi untuk mengizinkan protes tersebut.
Pembakaran Al-Quran
Bulan lalu, seorang imigran Kristen asal Irak membakar Al-Quran di luar masjid Stockholm saat perayaan hari raya Idul Adha, yang memicu kecaman luas di dunia Islam.
Protes serupa oleh seorang aktivis sayap kanan diadakan di luar Kedutaan Besar Turki awal tahun ini, memperumit upaya Swedia untuk meyakinkan Turki agar mengizinkannya bergabung dengan NATO.
Badan HAM PBB sangat menyetujui langkah yang menyerukan negara-negara untuk berbuat lebih banyak untuk mencegah kebencian agama setelah pembakaran Al-Quran di Swedia. Hal tersebut disetujui meskipun ada keberatan dari negara-negara Barat yang khawatir intervensi pemerintah lebih jauh dapat menginjak-injak kebebasan berekspresi.
Di Indonesia, protes terhadap pembakaran Al-Quran di Swedia juga turut disuarakan.
“Indonesia mengecam keras aksi provokatif pembakaran Al-Quran oleh seorang warga Swedia di depan Masjid Raya Södermalm. Tindakan ini sangat mencederai perasaan umat Muslim dan tidak bisa dibenarkan,” cuit Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam akun resminya, Kamis (29/6).(Sumber)