News  

Gatot Nurmantyo Ungkap Amunisi TNI Diberikan Ke Polri Jelang Penetapan Pilpres

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membuat pernyataan mengejutkan saat menjadi bintang tamu dalam acara e-Talkshow TvOne, Jumat malam (3/5/2019).

Gatot Nurmantyo mengatakan, Badan Intelijen Strategis (Kabais) telah merekomendasikan agar amunisi di gudang persenjataan TNI dikeluarkan dan diberikan kepada Polri.

Awalnya, pemandu acara e-Talkshow TvOne, Wahyu Muryadi menyinggung soal amunisi yang menumpuk di bandara saat Gatot masih menjabat Panglima TNI.

Gatot menegaskan bahwa masalah itu sudah selesai dan clear. Masalah itu diselesaikan oleh Menkopolhukam.

“Pada saat itu kan sudah diselesaikan oleh Menkopolhukam. Kalau tidak salah itu 6 Oktober yang dinyatakan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan bahwa itu TNI itu kombatan,” ucap Gatot.

“Kalau kombatan itu maka senjatanya untuk membunuh karena bertugas mempertahankan kedaulatan negara, kemudian polisi itu non kombatan. Jadi (senjata Polri) harus di bawah 5,56 yang hanya untuk melumpuhkan saja karena penegakan hukum dan Kamtibmas pelindung rakyat,” jelas Gatot.

Ketika itu, lanjut Gatot, ada kebijakan bahwa senjatanya diberikan kepada kepolisian, kemudian amunisi 40 x 46 mm disimpan di Mabes TNI. Amunisi ini

Menurut Gatot, amunisi 40 x 46 mm bisa menjangkau jarak 400 meter. Di atas udara bisa meledak dan saat jatuh juga meledak. Karena dinggap sangat berbaya, maka amunisi itu disimpan di Mabes TNI.

Namun Gatot heran lantaran pada tahun 2019, Polri kembali memasok ribuan amunisi dari luar negeri. Amunisi itu datang pada tanggal 11, 19 dan 22.

Tak hanya itu, Badan Intelijen Strategis (Kabais) juga merekomendasikan agar amunisi yang ada di gudang persenjataan TNI dikeluarkan dan diberikan kepada Polri menjelang penetapan Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada 22 Mei mendatang.

“Kemudian kemarin, kalau tidak salah pada tanggal tanggal 22 April, Kabais merekomendasi semua yang di gudang TNI itu dikeluarkan diberikan kepada Kepolisian,” kata Gatot.

“Saya jadi bingung juga latar belakangnya apa kan? Tetapi kalau kita berpikir positif, ya boleh-boleh saja ndak ada masalah,” tambahnya.

Kebijakan itu menimbulkan pertanyaan. Sebab, kebijakan itu membuat TNI kekurangan amunisi karena diberikan ke Polri.

“Kalau perang declear saja, polisi jadi kombatan. Tapi dalam kondisi seperti ini perlu dipertanyakan, ada situasi apa? Situasi ini saya gak tahu,” tegas Gatot.

“Kalau dalam kondisi perang, yang enak kan TNI. Tinggal diclair saja bahwa Kepolisian jadi kombatan,” pungkas Gatot.

Berikut pernyataan Gatot Nurmantyo soal perintah Kabais mengeluarkan amunisi di gudang TNI dan diberikan kepada Polri yang terekam pada menit ke- 21:43 di bawah ini:

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=OS_WFkKRK3g]

[pojoksatu]