Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyinggung persaingan politik di Indonesia yang semakin memprihatinkan.
Ia menyebut, sejak pemilu 2009 hingga 2019, banyak calon menghalalkan segala cara agar bisa terpilih. Baik di pemilihan legislatif maupun eksekutif.
“Entah salah di wilayah manajemen nasional, entah karena kita punya keterbatasan di berbagai hal. Kita lihat persaingan politik Pemilu dalam 2,3 pemilu terakhir telah menunjukkan kompetisi yang menghalalkan segala cara dan telah berjalan di lapangan dengan sangat terbuka,” kata Cak Imin saat memberikan pidato kebangsaan di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/8) malam.
Wakil Ketua DPR ini mengatakan, saat ini, mereka yang memiliki uang, pasti akan memenangi pemilu. Sebagai contoh, ia mengungkap cost menjadi anggota DPR di Jakarta.
“Hari ini, saya melihat caleg yang miskin pasti masa depan suram,” ucap Cak Imin.
“Itu sampai hari ini, apalagi di (dapil) Jakarta, yang jadi 3,4 kali (DPR) itu kira-kira buat orang NU sangat tidak mungkin dari DPR Jakarta, costnya Rp 40 miliar,” jelas Cak Imin.
“Ada yang (keluar) Rp 20 miliar enggak jadi, ada yang Rp 25 miliar enggak jadi. Selalu yang jadi Rp 40 miliar,”
Cak Imin
Lebih jauh, Cak Imin mengatakan, dirinya ingin mereka yang duduk di parlemen adalah para aktivis atau mereka yang memiliki ideologi yang jelas.
Namun, selama politik uang masih marak, mereka tidak akan pernah bisa menjadi anggota dewan.(Sumber)