News  

Sosok Prighozin, Panglima Tentara Bayaran Wagner Diduga Tewas Saat Pesawatnya Jatuh

Sejak berakhirnya pemberontakan bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin di Rusia dua bulan lalu, selalu ada kesan bahwa sosok yang sudah lama hidup penuh risiko ini telah bertindak berlebihan.

Dengan munculnya kabar bahwa dia berada di pesawat jet pribadinya yang jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St Petersburg, ini menjadi akhir yang mengejutkan sekaligus tragis dari kehidupannya yang sangat bergejolak.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan jasa Prigozhin selama bertahun-tahun.

Namun pemberontakan gagal yang melibatkan tentara bayaran Wagner dianggap telah melampaui batas.

Putin mengutuk pemberontakan itu dan menyebutnya sebagai “pengkhianatan”. Setelahnya, tampak jelas bahwa peran Prigozhin di Rusia berakhir.

Prigozhin menghabiskan awal masa mudanya di penjara St Petersburg. Dia membangun bisnis katering yang berkembang pesat pada 1990-an. Bisnis katering itu membuatnya kaya dan mendapat perlindungan dari Putin.

Namun, petualangan Prigozhin sebagai tentara bayaran di Afrika, Suriah, dan Ukraina-lah yang menjadikannya sebagai seorang tokoh militer.

Akan tetapi dinamika kehidupannya berubah setelah Rusia menginvasi Ukraina, sehingga bekas koki presiden ini meraup kekuasaan serta kekayaan.

Laporan-laporan yang belum bisa dikonfirmasi menunjukkan bahwa pesawat Embraer Legacy milik Prigozhin terkena dua semburan api dari pertahanan udara militer.

Kepala tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin meninggalkan markas besar Distrik Militer Selatan di tengah penarikan kelompok tersebut dari kota Rostov-on-Don, Rusia, 24 Juni
Prigozhin terlihat senang pada masa-masa akhir pemberontakannya, tetapi upayanya berujung gagal

Kalau pesawat itu dengan sengaja dijatuhkan, tak banyak yang kaget mengingat Prigozhin memiliki banyak musuh. Dmitry Utkin, yang merupakan komandan Wagner pertama Prigozhin, juga merupakan salah satu penumpang pesawat tersebut.

Prigozhin, 62 tahun, tampaknya lolos dari hukuman atas pemberontakan singkatnya yang berujung gagal terhadap Kremlin.

Berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan, banyak tentara bayarannya dibolehkan kembali ke kamp di Belarus.

Sedangkan Prigozhin bisa pergi ke Rusia, lalu muncul di St Petersburg dengan pakaian santai selama pertemuan puncak para pemimpin Afrika di Rusia pada akhir Juli.

Videonya yang jenaka namun berbisa, yang berisi kata-kata kasar terhadap kegagalan lembaga pertahanan Rusia kemudian berakhir.

Televisi pemerintah selanjutnya menyiarkan penggerebekannya di sebuah rumah mewah di sekitar St Petersburg.

Yevgeny Prigozhin melayani Vladimir Putin dalam sebuah makan malam pada 2011
Yevgeny Prigozhin (kiri) ketika melayani Vladimir Putin (tengah) dalam sebuah makan malam pada 2011

Namun Prigozhin tidak pernah diam-diam pergi ke Belarus. Baru pada pekan ini, muncul video pidato pertamanya sejak pemberontakan yang gagal itu.

Latar belakang video itu berupa gurun, yang menunjukkan bahwa video tersebut diambil di Afrika.

Sambil mengenakan perlengkapan tempur, Prigozhin mengatakan bahwa suhu di sana mencapai 50C dan kelompok Wegner sedang merekrut tentara-tentara baru untuk menjadikan Rusia “lebih kuat di semua benua, dan Afrika bahkan lebih bebas”.

Prigozhin tampaknya kembali ke cikal bakal tentara bayaran yang dia tinggalkan beberapa tahun lalu ketika mendirikan perusahaan militer swasta Wagner, yang membantu menopang sekutu Rusia di Republik Afrika Tengah dan Suriah, dan menantang pengaruh Prancis di Mali.

Meskipun dia menyangkalnya selama bertahun-tahun, Prigozhin juga mendirikan tempat propaganda para blogger pro-Kremlin di sebuah kantor yang misterius di St Petersburg.

Prigozhin

AS menyalahkan Badan Riset Internet miliknya karena memanfaatkan perang informasi untuk ikut campur dalam pemilihan presiden tahun 2016.

Pada tahun ini, Prigozhin mengakui gagasan itu: “Ide ini diciptakan untuk melindungi ruang informasi Rusia dari propaganda anti-Rusia yang kasar dan agresif dari Barat.”

Dia menghabiskan waktu selama hampir satu dekade di penjara pada era terakhir Soviet karena kasus perampokan dan penipuan.

Namun ketika Rusia baru melupakan masa lalu Sovietnya, Prigozhin beralih ke bisnis katering.

Mulanya dia menjual hotdog, lalu beralih ke kulinter yang lebih mewah, dengan membuka beberapa restoran yang lebih mewah di St Petersburg.

Putin, yang saat itu menjabat sebagai wakil wali kota, memantau perkembangan ini.

“Vladimir Putin melihat bagaimana saya membangun bisnis dari sebuah kios,” katanya beberapa tahun kemudian.

Prigozhin
Yevgeny Prigozhin menunjukkan kepada Vladimir Putin, yang kala itu masih menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia, pabrik makanannya di luar Saint Petersburg pada 20 September 2010.

Setelah Putin menjadi presiden, dia menjamu para pemimpin global seperti Jacques Chirac dari Prancis di restoran milik Prigozhin.

Bisnis katering yang sedang naik daun ini kemudian dijuluki “koki Putin”.

Ketika bisnis tentara bayaran memberinya pengaruh militer dan uang, bisnis katering inilah yang mengalirkan kekayaan kepada Prigozhin hingga tahun ini.

Tidak lama setelah pemberontakan Wagner yang gagal, Putin mengungkapkan bahwa tentara Prigozhin sepenuhnya didanai sebesar US$1 miliar (Rp15,24 triliun) oleh negara selama 12 bulan.

Sedangkan US$1 miliar lainnya disalurkan ke perusahaan katering Concord milik Prigozhin untuk memberi makan tentara-tentaranya.

Namun, hal itu hanya terjadi dalam kurun satu tahun. Laporan menunjukkan bahwa dia telah menerima lebih dari US$18 miliar (Rp274,4 triliun) dari kontrak dengan pemerintah sejak 2014.

Propagandis Kremlin, Dmitry Kiselyov, mengatakan bahwa uang sebanyak itu telah membuat Prigozhin “melewati batas”, namun eksploitasi di medan perang yang dilakukan oleh anak buahnya yang membuatnya merasa kebal.

“Dia pikir dia bisa menantang kementerian pertahanan, negara, dan presiden secara pribadi.”

Hal ini terjadi ketika kampanye militer Rusia di Ukraina gagal tahun lalu dan pejuang Wagner pimpinan Prigozhin mempelopori kampanye berdarah untuk merebut Kota Bakhmut di wilayah timur.Yevgeniy Prigozhin

Sebuah video yang beredar pada tahun lalu menunjukkan Yevgeny Prigozhin dari Wagner mengunjungi penjara Rusia

Pada September lalu, Prigozhin mengunjungi penjara-penjara di seluruh Rusia dan menawarkan narapidana kesempatan untuk meringankan hukuman mereka sebagai imbalan jika bergabung dengan Wagner.

Ribuan orang tewas dalam perjuangan merebut Bakhmut. Banyak dari mereka adalah mantan tahanan yang tidak berpengalaman dan bersenjata lengkap.

Saat pertempuran mencapai puncaknya, Prigozhin muncul di video yang beredar di media sosial sambil berdiri di antara jenazah para tentara bayaran dan meminta amunisi.

Dia menunjukkan kebenciannya pada menteri pertahanan loyalis Presiden Putin, Sergei Shoigu, dan panglima angkatan bersenjata Valery Gerasimov.

“Shoigu! Gerasimov! Di mana… amunisinya?… Mereka datang ke sini sebagai sukarelawan dan mati demi Anda untuk menggemukkan diri Anda di kantor mahoni Anda,” katanya.

Prigozhin menghindari kritik langsung terhadap presiden, dan malah selalu menyalahkan komandannya.

Namun ketika para panglima militer mengumumkan rencana untuk menempatkan pasukan Wagner dan “detasemen sukarela” lainnya di bawah struktur komando utama, Prigozhin tampak tersentak.

Ketika dia bersiap meluncurkan “gerakan untuk keadilan”, dia mempertanyakan invasi besar-besaran ke Ukraina dan menuduh Menhan Shoigu bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara Rusia.

Kremlin mengecam anggapan “histeria” bahwa pemberontakan Prigozhin telah melemahkan kekuasaan Vladimir Putin.

Setidaknya ini adalah awal dari berakhirnya pengaruh Prigozhin yang luar biasa dan berumur panjang di Rusia terhadap kepemimpinan Putin.(Sumber)