Rontok Tak Tersisa di China Open 2023, Ganda Campuran Jadi Tantangan Sulit Bagi Herry IP

Herry Iman Pierngadi harus siap menghadapi tantangan berat dalam tugas barunya menjadi Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia di pelatnas PBSI, setelah habisnya wakil pelatnas di babak kedua China Open 2023.

Lagi dan lagi, progres ganda campuran Indonesia dalam mengikuti kompetisi BWF World Tour, tak lebih dari memijak babak 16 besar seperti yang terlihat pada gelaran China Open 2023, Kamis (7/9/2023).

Tak cuma wakil-wakil pelatnas PBSI, wakil independen ganda campuran Tanah Air pun juga sudah habis tak tersisa.

Dari total empat pasangan ganda campuran Indonesia yang tampil, semuanya sudah tersisih.

Satu pasangan malah sudah langsung tersingkir pada babak 32 besar.

Yaitu wakil pelatnas Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.

Mereka kalah di babak pertama dari Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hong Kong) yang ironisnya merupakan anak didik Flandy Limpele, mantan pelatih ganda campuran pelatnas, beberapa bulan lalu.

Sementara itu, tiga pasangan diantaranya gugur berjamaah pada babak 16 besar.

Dua diantaranya adalah wakil independen dari PB Djarum, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuellw Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Sedangkan satu wakil lagi adalah wakil pelatnas, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

Rinov/Pitha masih buntu dalam menghadapi lawan unggulan asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.

Mereka kembali menelan kekalahan dari juara dunia satu kali tersebut dengan skor 16-21, 13-21.

Itu merupakan kekalahan keenam secara berturut-turut yang diderita Rinov/Pitha dari ganda campuran terbaik Thailand tersebut.

Juara dunia junior 2017 itu sama sekali belum mampu menemukan jawaban dengan cara apa untuk memecah kebuntuan tiap kali dihadang Bass/Popor.

“Hari ini pengembalian bola kami banyak sekali menguntungkan lawan. Jadinya kami terus tertekan dari awal sampai akhir,” aku Rinov usai laga hari ini.

“Kami harusnya bisa lebih memaksa tapi di sisi lain mereka sangat kuat. Kami tidak bisa mematikan mereka dengan cara apapun tadi,” tandasnya.

Pitha pun juga tak banyak berkomentar.

Ia masih benar-benar belum mampu mengimbangi kegesitan Sapsiree di depan net.

“Lawan bermain lebih rapi, tidak banyak melakukan kesalahan sendiri seperti saat pertemuan di Kejuaraan Dunia,” kata Pitha merujuk pada pertemuan terakhir mereka pada ajang Kejuaraan Dunia 2023, di Denmark sekitar dua pekan lalu.

“Kami terima hasil ini dan bersiap langsung ke Hong Kong Open pekan depan.”

“Semoga di sana kami bisa lebih baik,” harap pemain besutan PB Jaya Raya itu.

Kekalahan Rinov/Pitha sekaligus mengandaskan impian untuk melihat adanya ganda campuran Indonesia, terutama dari pelatnas, yang bisa melaju jauh pada China Open 2023.

Ganda campuran Indonesia telah habis tak tersisa, di turnamen yang baru menginjak babak 16 besar.

Dengan kata lain, dua pasangan terbaik pelatnas tersebut, baik Rehan/Lisa maupun Rinov/Pitha, belum bisa berbicara banyak dalam menggebrak peta persaingan ganda campuran.

Ini jelas menjadi alarm bagi Herry IP yang resmi ditunjuk sebagai Kepala Pelatih ganda campuran PP PBSI, per 1 September 2023 lalu.

Pada China Open 2023, Herry IP memang belum ikut mendampingi anak-anak didiknya.

Namun, pelatih yang sebelumnya mengepalai sektor kepelatihan ganda putra ini, memang sudah berfirasat bahwa mengangkat kembali sektor ganda campuran Tanah Air dalam kondisi saat ini, jelas tak akan mudah.

Butuh waktu dan butuh proses yang tidak bisa instan terlihat.

“Ganda campuran Indonesia berada di posisi tengah dari kekuatan dunia. Kemampuan individu setiap pemain Indonesia harus dibenahi,” tutur Herry IP dikutip BolaSport.com dari Kompas.id, akhir Agustus lalu.

“Jadi, butuh waktu agak lama untuk membangun kembali ganda campuran Indonesia,” tandasnya.

Tantangan pelatih berjuluk Coach Naga Api itu jelas akan berat mengingat saat ini sedang bergulir kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

Jikalau pun tidak membidik soal target ke Olimpiade, jalan terjal menanti Herry IP dalam membesut para pemain ganda campuran pelatnas saat ini, agar menjadi pemain kelas dunia.

Setidaknya bisa mengimbangi trio penguasa ganda campuran dunia saat ini, seperti Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China).

Indonesia sempat memiliki pasangan ganda campuran setelah era Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang mampu mengimbangi bahkan mengalahkan tiga pasangan terbaik tersebut.

Mereka adalah Praveen/Melati, yang sayangnya kini tak lagi bernaung di pelatnas. Performa mereka pun juga belum kembali kem penampilan terbaik semenjak Praveen menjalani operasi cedera punggung.(Sumber)