Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyikapi pemanggilan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin oleh KPK pada Kamis (7/9). Cak Imin diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi sistem proteksi TKI di Kemenaker pada 2012.
Pemanggilan Cak Imin oleh KPK ini menuai beragam sorotan publik. Pemicunya, pemanggilan dilakukan bertepatan dengan momentum dirinya yang dideklarasikan sebagai bacawapres mendampingi bacapres Anies Baswedan.
Ahmad Sahroni mengusulkan agar seluruh bacapres dan bacawapres, diperiksa KPK terlebih dahulu. Sahroni melihat, langkah ini akan bagus untuk memastikan setiap pasangan calon yang maju, benar-benar bersih dari kasus korupsi.
“Sebagai pimpinan Komisi III sekaligus anggota partai, saya meminta KPK sekalian membuat program pemeriksaan terhadap semua capres dan cawapres. Karena menurut saya, demi menjaga kredibilitas KPK dan persepsi publik, hal-hal seperti ini memang perlu dilakukan oleh KPK,” ujar Sahroni dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/9).
Bendahara Umum NasDem ini berharap, nantinya ketika sudah resmi menjadi capres dan cawapres, tidak ada lagi kasus-kasus yang masih disangkutpautkan kepada para pasangan calon.
“Setelah semuanya diperiksa, KPK nanti bisa berikan clearance dan closure, umumkan saja apakah ada yang terlibat atau tidak. Agar nanti saat kampanye, hal-hal seperti ini tidak lagi disangkutpautkan, dan kembali menjadi persoalan di publik,” ucap Sahroni.
“Karena sampai sekarang kan masih duga menduga, mau itu Anies dengan Formula E, Ganjar dengan e-KTP, Prabowo dengan Food Estate, dan sebagainya,” tambah eks ketua panitia ajang balap Formula E tahun 2022 di masa Gubernur Jakarta Anies Baswedan ini.
Oleh karena itu, Sahroni berharap KPK mempertimbangkan usulannya ini dengan saksama. Dirinya menilai, ini akan menjadi langkah yang fair bagi seluruh pihak dan tentunya baik untuk publik.
“Jadi kita dorong agar KPK mau eksekusi langkah ini. Karena bagus juga kan untuk publik, semuanya jadi terang benderang. Dan setiap capres-cawapres jadi bisa fokus tawarkan program, bukan malah dibuat rumit karena hal-hal seperti ini,” pungkas Sahroni.(Sumber)