Waduk Gajah Mungkur berlokasi di Wonogiri, Jawa Tengah. Namanya menggaung diseantero negeri.
Dibangun seluas 8800 hektare, waduk ini berada di tujuh kecamatan yakni Wuryantoro, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Wonogiri, Giriwoyo, hingga Eromoko.
Menariknya, ketika memasuki musim kemarau ada pemandangan tak lazim yang muncul di tengah-tengah Waduk Gajah Mungkur. Saat air surut sekitar bulan Juli hingga September tanah di dasar waduk pun terlihat.
Akibatnya, makam atau kuburan di waduk yang sebelumnya terendam air sekarang dapat dilihat dengan jelas.
Munculnya kembali makam kuno terjadi di beberapa tempat.
Salah satunya berada di wilayah Kecamatan Wuryantoro.
Saat ini, paling tidak ada empat kuburan yang muncul di wilayah tersebut.
Beberapa batu nisan yang umumnya berbentuk persegi panjang terihat bertumpuk dengan ukuran yang berbeda.
Di sekitar makam juga ditemukan sisa-sisa bangunan warga dan puing batu bata.
Kompleks makam lama di waduk seluas 8.800 hektare itu akan kembali tenggelam bersama sejarahnya pada musim penghujan.
Sementara itu, waduk gajah mungkur sendiri dimanfaatkan sebagai bendungan yang menampung air dari sungai Bengawan Solo.
Waduk Gajah Mungkur juga digunakan untuk perikanan dan pertanian, serta untuk rekreasi.
Pembangunan waduk ini membuat banyak dusun di sekitar lokasi terdampak hingga harus ditinggalkan warganya untuk transmigrasi ke Pulau Sumatera. (Sumber)