News  

Starbucks Digugat Rp.77 Miliar Karena Dituding Jual Minuman Buah Tanpa Buah

Seorang wanita asal Queens, New York, Amerika Serikat (AS) menggugat Starbucks karena “praktik palsu dan menipu.” Tuntutannya dapat dilanjutkan ke proses litigasi setelah perusahaan tersebut mencoba membatalkan kasus yang dimaksud.

Melansir NY Post, Jumat (22/9/2023), Joan Kominis mengajukan gugatannya pada Agustus tahun lalu. Ia “marah” setelah mengetahui Strawberry Acai Lemonade Refresher Starbucks tidak mengandung acai yang sebenarnya. Pelanggan yang tidak puas itu kemudian menuntut ganti rugi lebih dari 5 juta dolar AS (sekitar Rp77 miliar).

Gugatan ini juga berkaitan dengan sejumlah “minuman buah tanpa buah” lainnya yang dijual rantai kedai kopi tersebut. Dokumen pengadilan yang diajukan penggugat menyatakan bahwa “tanpa sepengetahuan konsumen, minuman Limun Markisa Nanas dan Penyegar Limun Markisa Nanas tidak mengandung buah markisa.”

“Minuman Limun Strawberry Acai dan Strawberry Acai tidak mengandung acai,” sambung pihaknya. Starbucks merespons dengan mengusahakan agar kasus ini dibatalkan. Namun, pada Selasa, 19 September 2023, Hakim Distrik AS John Cronan menolak permintaan tersebut.

Ia menyatakan, “Konsumen secara umum dapat percaya bahwa produk tersebut mengandung buah yang hilang.” Pengacara asal New York, Spencer Sheehan, mengatakan pada The Post bahwa akan ada lebih banyak perusahaan yang terkena litigasi karena deskripsi produk mereka yang menipu.

“Ketika perusahaan menyiratkan suatu produk mengandung jenis bahan tertentu padahal sebenarnya tidak, mereka memang seharusnya mengantisipasi tuntutan hukum,” katanya.


Menggambarkan Rasa, Bukan Bahan Minuman

Starbucks berpendapat bahwa buah-buahan yang disebutkan dalam nama minuman mereka hanya dimaksudkan “menggambarkan rasa, bukan bahan minuman.” Namun, Cronan tidak setuju, dan menulis dalam keputusannya, “Tidak ada satu pun keputusan pengadilan yang menunjukkan bahwa ‘mangga,’ ‘markisa,’ dan ‘acaí’ adalah istilah yang biasanya dipahami untuk mewakili suatu rasa tanpa juga mewakili bahan tersebut.”

Dalam pengajuan aslinya, Kominis mengklaim bahwa ia memanjakan dirinya dengan minuman itu pada akhir tahun 2021, dengan keyakinan bahwa ia akan mengonsumsi acai yang sehat. Gugatan tersebut menyatakan bahwa acai berry dan jus “diketahui memberikan manfaat bagi kesehatan jantung, fungsi kognitif, dan mengandung sifat anti-kanker.”

Sebaliknya, minuman tersebut hanya “terdiri dari air, konsentrat jus anggur, dan gula,” demikian isi gugatan tersebut. “Seandainya dia mengetahui bahwa produk tersebut tidak mengandung acai, dia tidak akan membelinya, atau akan membayar lebih sedikit untuk produk tersebut,” lanjut dokumen tersebut.

Harga minuman itu mencapai hingga 5 dolar AS (sekitar Rp77 ribu), dengan tuntutan yang menyatakan bahwa pelanggan bersedia membayar lebih mahal karena yakin bahan-bahan tersebut memberi nutrisi.


Kasus Sebelumnya

Juru bicara Starbucks berkata, “Tuduhan dalam pengaduan tersebut tidak akurat dan tidak berdasar. Kami berharap dapat membela diri terhadap klaim ini.” Starbucks telah menawarkan “refresher” sebagai pilihan minuman dingin di lokasinya selama lebih dari satu dekade.

Saham perusahaan turun sekitar 1,5 persen pada Selasa dan telah turun 5,5 persen sejak awal tahun, menurut Fox Business. Gugatan ini muncul di tengah meningkatnya pengawasan konsumen terhadap “label yang menipu” pada kemasan buah dan minuman di supermarket Amerika.

Sebelum ini, Starbucks dipaksa meminta maaf setelah penggemar Taylor Swift menunjukkan kemarahan karena materi promosi salah satu gerai mereka dianggap seksis. Lewat sebuah utas di media sosial, salah satu gerai Starbucks memanfaatkan kisah cinta sang penyanyi untuk mempromosikan kopi mereka.

Hal itu terjadi tidak lama setelah kabar asmara Swift dan Joe Alwyn berakhir. Gerai Starbucks memasang papan pengumuman dengan kalimat, “Kamu Termasuk Mantan Taylor Swift yang Mana?”

Di papan tersebut dituliskan beragam pilihan, termasuk Harry Styles, Joe Jonas, Tom Hiddleston, Taylor Lautner, John Mayer, Jake Gyllenhaal, Calvin Haris, dan Joe Alwyn. Setiap nama dilengkapi keterangan minuman yang dimaksud, seperti vanilla latte panas dan americano tanpa kafein.


Respons Starbucks

Swifties, sebutan bagi penggemar Taylor Swift, meluapkan ketidaksukaannya di Twitter, sekarang X, dengan menyebut promosi yang dilakukan Starbucks “memiliki selera buruk.” “Itu sangat menjijikan @starbucks,” cuit seorang warganet menanggapi unggahan tersebut, mengutip Mirror, 13 April 2023.

Di mana lokasinya? Aku ingin memberi bintang satu untuk tempat ini,” imbuh yang lain.

Cara orang segera kembali ke komentar misoginis tentang kehidupan kencannya seolah-olah dia tidak baru saja keluar dari hubungan 6 tahun??!! Sepertinya saya pikir kita sudah selesai dengan itu, ini sangat menyedihkan,” komentar penggemar lainnya.

Tidak butuh lama setelah kritikan beredar luas, Starbucks merespons hal tersebut. “Terima kasih telah memberitahukan hal ini pada kami. Ini tentu saja tidak menjunjung tinggi misi dan nilai kami, dan papan itu telah dicopot oleh toko,” cuit mereka.

Sebagaimana disinggung, saat itu, Swift dan Alwyn dikabarkan memutuskan berpisah setelah enam tahun bersama, usai berjuang membuat semuanya berjalan lancar. Pelantun lagu champagne problems itu dikatakan baik-baik saja menyusul putus dari sang aktor Inggris, dengan sumber mengatakan perpisahan itu sangat “damai.”(Sumber)