Ajax Tampil Buruk, Fans Rusuh, Laga de Klassieker Lawan Feyenoord Ditunda

Laga De Klassieker, AFC Ajax Amsterdam vs Feyenoord, pada Minggu (24/9/2023) tak berlangsung hingga tuntas. Wasit Serdar Gozubuyuk menghentikan pertandingan di menit ke-55 karena ulah suporter Ajax.

Suporter Ajax sudah berulah sejak babak pertama. Pada menit ke-23, salah satu suporter melemparkan gelas plastik ke lapangan. Hal itu membuat Gozubuyuk menghentikan pertandingan dan baru memulainya lagi 10 menit kemudian.

Ajax yang butuh kemenangan untuk mengangkat posisinya dari papan tengah malah tampil buruk. Der Godenzonen sudah tertinggal 0-3 di babak pertama dari rival abadinya itu setelah Sebastian Gimenez dua kali menjebol gawang tuan rumah disusul gol Igor Paixao.

Permainan Ajax tidak membaik di babak kedua yang membuat fans makin kesal dan berbuat onar. Suporter Ajax berulah lebih buruk, kali ini melemparkan suar ke lapangan. Gozubuyuk serta-merta menginstruksikan para pemain masuk ke ruang ganti Stadion Amsterdam ArenA.

Sekitar 12 menit kemudian, para pemain dari kedua tim kembali ke lapangan untuk menyelesaikan menit terakhir babak pertama. Begitu babak pertama usai, para fan diultimatum. Laga akan benar-benar dihentikan jika insiden serupa terulang. Tetapi, peringatan itu tak diindahkan.

Hanya 10 menit setelah babak kedua dimulai, suar kembali dilemparkan ke area gawang Feyenoord. Gozubuyuk pun kembali menghentikan pertandingan. Selain itu, fans garis keras Ajax juga menyerbu pintu masuk stadion dan merusaknya. Kali ini, Gozubuyuk tak melanjutkannya lagi.

Ulah anarkis fans Ajax ini bisa merugikan klub karena hukuman berat sudah pasti menunggu. Ini seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula untuk Ajax yang menjalani awal musim 2023/2024 dengan buruk.

Mereka hanya punya lima poin dari empat laga, termasuk satu kemenangan sehingga tertahan di posisi ke-13 klasemen sementara, tertinggal 10 angka dari PSV Eindhoven di puncak. Ini meneruskan hasil buruk musim lalu ketika nirgelar dan gagal ke Liga Champions pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir.

Buruknya manajemen klub jadi penyebab anjloknya prestasi Ajax musim ini. Sekalipun mendapat pemasukan besar dari penjualan pemain selama dua musim terakhir, Ajax tidak mengalokasikan pembelian pemain berkualitas. Fans yang kecewa berat menuding Direktur Olahraga Sven Mislintat dan pelatih Maurice Steijn sebagai biang kerok jebloknya prestasi klub.

Kecaman Soal Insiden De Klassieker
Sepanjang sejarah, ini jadi kali kedua laga De Klassieker terpaksa dihentikan sebelum usai. Sebelumnya, penghentian terjadi pada 21 Januari 1968. Bedanya, alasan penghentikan kala itu adalah kabut tebal yang menghalangi pandangan para pemain.

Untuk kali ini, karena disebabkan ulah brutal suporter, kecaman langsung berhemburan. Tak kurang dari Dilan Yesilgoz, Menteri Kehakiman dan Keamanan Belanda, melontarkan pernyataan pedas.

“Ini tak ada kaitannya dengan sepak bola dan jadi suporter lagi. Anda harus menjaga keselamatan para pemain, para suporter lain, dan diri sendiri. Sungguh memalukan!” kata dia seperti dikutip dari Nederlandse Omroep Stichting.

Pernyataan lebih pedas datang dari Marco van Basten. Legenda Oranje itu meminta seluruh kompetisi profesional dihentikan. “Ini bentuk ekstrem dari membiarkan pihak yang baik tersiksa karena ulah pihak yang buruk,” ujar dia.

Dia menambahkan, “Itu disengaja. Suar sengaja dilemparkan ke lapangan. Orang sengaja melakukan hal itu. Jika tak ada yang dapat mematuhi aturan, kita harus menghentikannya. Hentikan sepak bola profesional. Situasi saat ini tidak kondusif.”