Langkah PSI di Pemilu 2024 mulai menarik perhatian utamanya setelah anak ketiga Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, didapuk sebagai ketum yang baru.
Belakangan banyak spekulasi yang muncul dari berbagai akrobat politik yang dilakukan PSI. Misalnya, awalnya mendukung Ganjar Pranowo-Yenny Wahid sebagai capres dan cawapres berdasar hasil riset internal.
Ini disampaikan bahkan sebelum PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo secara resmi sebagai bacapres PDIP. Namun, setelah pernyataan dukungan kepada Ganjar, belum pernah PSI bertemu PDIP, partai tempat Ganjar bernaung.
Bahkan, saat PDIP telah mendeklarasikan GAnjar sebagai bacapres, dukungan PSI tak digubris oleh PDIP. Sehingga muncul anggapan PSI sakit hati terhadap si moncong putih. Politikus PSI Ade Armando bahkan menyebut PSI telah diludahi PDIP.
Alhasil ketika bacapres Prabowo Subianto datang ke kantor DPP PSI, dia pun disambut terbuka. Elite PSI seperti Wakil Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Sekjen Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni, Ketum PSI saat itu, Giring Ganesha, hadir menyambut Ketum Gerindra itu.
Setelah itu, PSI kerap hadir dalam berbagai acara koalisi Prabowo atau lebih dikenal dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) sehingga memicu spekulasi bahwa PSI mengalihkan dukungannya ke Prabowo.
Akrobat politik PSI terbaru adalah menggaet Kaesang Pangarep sebagai anggota pada 23 September, dilanjutkan dengan pelantikan sebagai Ketum PSI pada 25 September.
PSI yang selalu menggaungkan tegak lurus dengan Jokowi — dengan pelantikan Kaesang ini — dinilai sebagai kode kuat dukungan Jokowi tak ke Ganjar, melainkan ke Prabowo, seperti diisukan selama ini.
Lalu, memangnya seberapa besar rasa kecewa PSI pada PDIP?
“Enggaklah,” jawab Grace sambil tersenyum dalam wawancara khusus program InfoA1 kumparan, Kamis (28/9).
“Buat kami PDIP itu kakak senior yang kita perlu belajar banyak, karena PDIP partai hebat yang telah berhasil menelurkan banyak pemimpin-pemimpin hebat,” dalih Grace.
Eks Ketum PSI yang kini duduk sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina PSI itu menilai, banyak hal yang bisa diambil dari PDIP. Biar bagaimanapun, bagi Grace, PDIP merupakan partai besar dengan berbagai pengalaman politik yang begitu banyak.
“Ya, kita kalau mau belajar kaderisasi yang hebat, harus belajar sama PDIP,” ucap dia.
Grace mengatakan, kehadiran PSI di berbagai acara Prabowo karena PSI diundang. PSI hadir untuk menghormati undangan itu, belum sampai menyatakan dukungan resmi.
“Kalau kami datang karena diundang,” kata politikus berusia 41 tahun ini.
“Kalau diundang, intinya siapa pun capres yang undang PSI, PSI pasti akan datang,” tutup dia.(Sumber)