15 Film Indonesia Bakal Tayang di Busan International Film Festival

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memfasilitasi sineas film tanah air untuk ikut serta dalam gelaran Busan International Film Festival (BIFF) 2023.

Fasilitas diberikan Kemendikbudristek dalam gelaran yang berlangsung pada 4-13 Oktober 2023 itu terkait dengan upaya memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.

“Kemendikbud mendorong kerja sama atau pemangku kepentingan untuk menyusun program khusus dan memfasilitasi para pembuat film ke festival film di Busan,” ujar Staf Khusus Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Alex Sihar dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (2/10).

Aktris Laura Basuki (kiri) dan Aktor Ario Bayu (kanan) usai konferensi pers Festival Film Busan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Aktris Laura Basuki (kiri) dan Aktor Ario Bayu (kanan) usai konferensi pers Festival Film Busan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan

BIFF 2023, dinilai Alex sebagai batu loncatan penting bagi para sineas film untuk mendapatkan capaian lebih tinggi. Termasuk, untuk lebih dikenal oleh berbagai negara, melalui karya mereka.

“Posisinya festival film di Busan selalu jadi poin melangkah yang signifikan untuk para pembuat film,” ucap Alex.

Meski memfasilitasi para delegasi sineas Indonesia di ajang tersebut, Alex memastikan pihaknya tak lakukan intervensi dalam pemilihan karya film yang akan ditampilkan di festival film tersebut.

Konferensi pers Festival Film Busan, Senin (2/10/2023). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Konferensi pers Festival Film Busan, Senin (2/10/2023). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Penilaian layak atau tidaknya sebuah karya film untuk tampil di festival, murni sepenuhnya hasil dari kurasi oleh tim penilai dari BIFF sendiri.
“Kemendikbudristek tidak melakukan intervensi terhadap karya-karya film yang ditampilkan dalam ajang tersebut,” kata Alex.

Renaissance of Indonesian Cinema

Di BIFF 2023, ada 15 karya sineas Indonesia yang akan ikut berkompetisi dan tayang di program fokus sinema Indonesia Renaissance of Indonesian Cinema. 15 tayangan tersebut terdiri dari film pendek, film panjang, dan serial.

Film dan serial yang tayang di program tersebut antara lain Gadis Kretek (Kamila Andini & Ifa Isfansyah), film pendek Basri & Salma in a Never-Ending Comedy (Khozy Rizal), Dancing Colors (M. Reza Fahriyansyah), Laut Memanggilku (Tumpal Tampubolon), Vania on Lima Street (Bayu Prihantoro Filemon), Where The Wild Frangipanis Grow (Nirartha Bas Diwangkara).

Kemudian ada juga film panjang 24 Jam Bersama Gaspar (Yosep Anggi Noen), Sara (Ismail Basbeth), Perempuan Tanah Jahanam (Joko Anwar), Posesif (Edwin), Ziarah (B.W. Purbanegara), dan What They Don’t Talk About When They Talk About Love (Mouly Surya).

Jiseok

Kim Jiseok merupakan penghargaan paling bergengsi di BIFF 2023. Penghargaan ini memilih film-film dari sutradara Asia dengan portofolio lebih dari tiga film layar lebar.

Karya sineas Indonesia ada yang masuk ke kategori Jiseok tahun ini. Adalah 24 Jam Bersama Gaspar garapan Yosep Anggi Noen, yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Laura Basuki.

A Window on Asian Cinema

Tiga film panjang asal Indonesia akan berkompetisi di program A Window on Asian Cinema. Tiga film itu adalah Sara (Ismail Basbeth), Ali Topan (Sidharta Tata), dan Women from Rote Island (Jeremias Nyangoen).

Wide Angle: Asian Short Film Competition

Tak hanya film panjang, film pendek Indonesia juga akan bersaing di BIFF 2023. Film yang dimaksud adalah The Rootless Bloom karya Rein Maychaelson.

On Screen

Serial Gadis Kretek yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Ario Bayi bakal tayang perdana di BIFF 2023. Serial ini akan ditayangkan dua episode di perhelatan tersebut.

Busan International Film Festival (BIFF) adalah festival film paling signifikan di Asia. BIFF pertama kali diadakan pada 1996.

Penyelenggaraan tahun ini adalah penyelenggaraan yang ke-28. BIFF juga merupakan festival film internasional pertama di Korea.(Sumber)