Drone Emprit: ARB Top Influencer dan Information Arbitrage Golkar

Drone Emprit: ARB Top Influencer dan Information Arbitrage Golkar Radar Aktual

Bersama akun twitter @04Menang, akun twitter milik Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) @AburizalBakrie menjadi top influencer Partai Golkar.

Sedangkan hestek yang tertinggi digunakan adalah #SuaraRakyatSuaraGolkar. Hal ini disampaikan Pengamat Sosial Politik Drone Emprit, Ismail Fahmi dalam acara Buka Puasa Bersama Golkar Milenial di Bakrie Tower, Senin (27/5/2019) malam.

Dengan follower sebanyak 945 ribu, akun ARB @AburizalBakrie menjadi referensi bagi banyak pihak. Bukan saja oleh akun-akun milik kader Golkar, juga akun-akun politik lain.

“Akun pak ARB berada di tengah, tidak di 01 ataupun 02. Yang menonjol bukan hanya kegolkarannya tapi sebagai tokoh bangsa. Beliau jadi information arbitrage yang netral” ujar Ismail memaparkan analisanya.

Menanggapi hal ini, ARB minta kader Golkar milenial juga memiliki akun-akun medsos dengan follower yang banyak seperti dirinya.

“Saya aktif di Twitter sejak awal 2009. Twitter seperti istri kedua, karena ponsel tak pernah lepas dari tangan, akun twitter saya pegang sendiri. Sekarang sudah sangat jarang, karena keterbatasan waktu. Tapi, para kader muda Golkar harus miliki medsos dengan banyak follower” ucap ARB.

ARB ingin kader Golkar Milenial menjadi seperti dirinya, influencer yang memiliki pengaruh kuat. “Tidak terlalu aktif saja follower saya bertahan 900 ribuan. Sementara akun Ketua Umum (Airlangga Hartarto, red) followernya hanya sekitar 40 ribuan. Makin banyak follower artinya postingan kita dianggap penting dan bermanfaat. Apalagi percakapan seputar dunia politik dominan adanya di twitter.” ungkap ARB.

Namun ARB mengakui, eksistensi di media sosial bukanlah segalanya karena ada faktor lain yang harus diperhitungkan.

“Contohnya Gerindra dan PKS, kedua pertai ini cukup eksis di dunia maya. Namun Partai Golkar dan PDIP yang kalah eksistensinya di medsos, perolehan suaranya bisa mengungguli keduanya. Bukan berarti tak penting, medsos harus dikombinasikan juga dengan big data misalnya” pungkas ARB.