Ahmad Doli Kurnia Kecewa Jadi Korban Delay Berjam-jam di Jayapura: Lion Air Tidak Profesional

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia mengaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan Lion Air.
Hal ini disampaikan Doli menyusul pesawat yang ia tumpangi dari Jayapura, Papua ke Manokwari mengalami delay berjam-jam.

Doli mengatakan ia bersama ratusan penumpang lain yang telah dijadwalkan take off dari Jayapura, Papua ke Manokwari, Papua Barat pada hari Sabtu (14/10) pukul 11.00 WIT terpaksa harus menunggu kurang lebih 9 jam untuk dapat sampai ke kota tujuan.

“Saya menyampaikan ini mewakili sekitar 215 orang penumpang Lion Air yang seharusnya terbang pada Sabtu, 14 Oktober 2023 siang dari Jayapura ke Manokwari,” kata Doli dalam keterangan tertulisnya.

Namun, hingga pukul 13.30 WIT, penumpang juga belum dapat kepastian dari pihak Lion Air. Alasan penundaan terbang yang disampaikan pun berubah-ubah.

“Alasan pertama yang disampaikan, bahwa pesawat mengalami kerusakan. Kemudian berubah lagi, disampaikan bahwa cuaca di Manokwari sangat buruk, sehingga tidak memungkinkan untuk mendarat,” ujar politikus Partai Golkar itu.

“Memasuki pukul 14.00 WIT atau jam dua siang, disampaikan lagi informasi bahwa tidak ada lagi penerbangan di siang hari itu ke Manokwari dengan alasan kerusakan pesawat dan penumpang akan dialihkan ke keberangkatan pukul 18.00 WIT, menunggu pesawat yang datang dari Manado,” lanjut dia.

Namun begitu, beberapa lama kemudian pihak Lion Air menyampaikan bahwa tidak ada lagi penerbangan di siang hari itu ke Manokwari, atau dibatalkan sama sekali.

“Dengan alasan pesawat dari Makassar (bukan Manado) tidak bisa mendarat,” kata Doli.

Atas hal tersebut, Doli menyebut manajemen Lion Air sangat tidak profesional dan mengabaikan prinsip-prinsip pelayanan publik.

Terkait dengan alasan pesawat rusak, Ahmad Doli Kurnia menyampaikan bahwa alasan itu ia dapatkan dalam dua hari terakhir. Sehari sebelumnya, kejadian yang sama dialami oleh penumpang yang menuju Timika.

“Kemudian ternyata pesawat ke Manokwari tersebut, tidak bisa dipergunakan karena GPS-nya rusak. Artinya, pesawat yang terbang adalah pesawat yang secara teknis tidak laik terbang, tetapi tetap diizinkan terbang. Kejadian seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali saya alami dan banyak cerita juga yang saya dapat,” paparnya.

Lion Air dianggap melakukan pembohongan publik
Doli juga menuding Lion Air telah melakukan pembohongan publik. Menurut Doli, Lion Air seharusnya jujur mengenai alasan delay pesawat yang mencapai berjam-jam itu.

“Jangan buat alasan cuaca buruk. Kalau enggak ada pesawat lagi, ya bilang saja gak ada. Tidak usah mengarang cerita, bilang sore akan ada pesawat dari Manado,” tegasnya.

“Akhirnya kami bisa mendarat di Sorong sekitar pukul 20.58 WIT. Rupanya itu hanya transit dan bersiap ke Manokwari. Namun ternyata sudah ada ratusan penumpang lagi yang harus menunggu dari jam 8 pagi di Bandara Sorong yang ingin ke Manokwari. Di antara mereka ada yang cerita ke saya, kalau mereka tidak sempat lagi melihat jenazah ibunya, yang sudah harus dikebumikan tadi siang. Luar biasa sekali kelalaian Lion Air, yang hanya bisa membuat rakyat menderita,” tambahnya.

CNNIndonesia.com sudah mencoba mengonfirmasi peristiwa ini ke Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro. Namun, sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan yang disampaikan Danang.

(Sumberi)