News  

Sederet ‘Serangan’ Ganjar Pranowo ke Jokowi

Presiden Jokowi dan keluarga dianggap sudah pergi meninggalkan partai yang membesarkan mereka: PDIP. Apalagi saat ini, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, resmi menjadi bakal cawapres mendampingi Prabowo Subianto dan bakal jadi rival paslon PDIP: Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Setelah Gibran resmi didaftarkan ke KPU sebagai cawapres, PDIP kian meradang. Bahkan Ganjar tak segan-segan melancarkan sejumlah “serangan” untuk Jokowi dalam berbagai acara.

Ganjar juga tak lagi mengenakan kemeja garis-garis yang didesain Jokowi khusus untuknya berkampanye. Ia lebih suka mengenakan baju hitam.

Apa saja “serangan” Ganjar untuk Jokowi dan keluarga?

Sindir soal Loyalitas Kader

Jokowi bersama Megawati dan Puan Maharani saat acara potong tumpeng dalam HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Foto: Dok. PDIP
Jokowi bersama Megawati dan Puan Maharani saat acara potong tumpeng dalam HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Foto: Dok. PDIP

Saat bertemu dengan Ganjar pada Kamis (2/11), kader PDIP asal Kabupaten Tabanan, Bali, Komang Suparman, sempat curhat soal sikap Jokowi yang ia anggap mengecewakan karena meninggalkan partai. Padahal menurutnya, seluruh kader di akar rumput sudah berjuang agar Jokowi menang dua periode, 2014-2024.

Menanggapi curhatan itu, Ganjar menjelaskan perbedaan loyalitas antara anggota dan kader. Menurutnya, anggota adalah seseorang yang belum pernah menerima pendidikan kaderisasi; sedangkan kader sudah menerima pendidik mulai dari tingkat pratama hingga utama.

“Kalau enggak pernah diberikan kaderisasi, orang masuk partai, masuk PDIP tiba-tiba, itu belum kader, itu anggota,” kata Ganjar.

Kaderisasi, ujar Ganjar, menciptakan kader yang loyal, cinta partai, dan siap menerima berbagai dinamika politik serta menghormati mekanisme kerja partai. Dalam dinamika politik, ia yakin setiap kader bisa punya rasa kecewa terhadap pimpinannya, namun tetap bisa bersikap bijaksana.

“Itulah kekecewaan, tapi bukan berarti harus kemudian kita minggat kan? Kita enggak meninggalkan to? Mungkin kita diskusi, mungkin kita berdebat, itu lah dinamika partai yang ada,” tegas Ganjar.

Sindir Program Food Estate Jokowi

Ilustrasi petani di sawah. Foto: Pixabay
Ilustrasi petani di sawah. Foto: Pixabay

Dalam diskusi itu, Ganjar juga menyinggung program food estate Jokowi. Awalnya ia menyebut Bali adalah salah satu provinsi penghasil pertanian terbaik di Indonesia, namun belum bisa mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Jika sudah telanjur, kata Ganjar, hal itu bisa diakali misalnya dengan pengembangan pertanian di danau, hidroponik, atau membuat sistem irigasi yang lebih efisien. Ia lalu menyinggung program food estate yang menurutnya bukan prioritas karena secara sistem, pertanian Indonesia sudah sangat baik sehingga tak perlu diganti program baru.

“Tapi kita enggak usah sama, asimetris saja, titiknya kita tahu, maka kita tidak perlu buat food estate yang gede betul. Kalau mau food estate, kita cari tempat yang memungkinkan,” ucap Ganjar.

“Maaf saja karena kita tidak bisa merencanakan model yang begitu,” lanjutnya.

Kritik soal Import di Sektor Pangan

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau sawah di Kelurahan Bergas Lor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, yang terdapat gambar wajahnya.  Foto: Dok. Istimewa
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau sawah di Kelurahan Bergas Lor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, yang terdapat gambar wajahnya. Foto: Dok. Istimewa

Ganjar juga mengkritik kebijakan pemerintah di sektor pangan yang menurutnya masih amburadul. Di depan para kader PDIP Bali, ia bercerita pernah diundang ke Istana Kepresidenan sebagai Gubernur Jateng karena baru menerima penghargaan dari organisasi pangan dunia, Food and Agriculture Organization atau FAO.

Ia menerima penghargaan itu karena Jateng dinilai sebagai salah satu daerah penyumbang nilai produksi pertanian tinggi di Indonesia. Namun Ganjar tak menyebut kapan penghargaan itu ia terima.

“Loh waktu Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO, saya termasuk diundang, Jawa Tengah diundang karena produksi kita tinggi. Diundang lah kami semua, tepuk tangan lah kami di Istana,” kata Ganjar saat bertemu kader di Kantor DPD PDIP Bali, Kamis (2/11).

Beberapa bulan kemudian, Indonesia ternyata impor pangan berupa beras, bawang putih, garam, gula, dan bahkan sapi. Ganjar mempertanyakan makna penghargaan yang diterima tersebut.

Dia tidak setuju bila Indonesia disebut tidak mampu memenuhi produksi pangan dalam negeri sehingga terpaksa Impor. Menurutnya, hal ini sejatinya disebabkan oleh oknum penimbun.

“Eh beberapa bulan kemudian impor, loh yang kemarin itu apa? Terus argumentasi dibangun impor tidak apa-apa, faktanya kita kurang kok, loh? Memang begitu? Fakta kurang atau ada pedagang beras? Ini kan terjadi di komunitas beras ada, gula, garam, bawang putih, sapi, sudah deh kan kita tahu, kita pernah di Komisi IV,” ucapnya.

Cerita soal Tangisan Basuki

Ganjar Pranowo dan Menteri PUPR Basuki Basuki Hadimuljono.
 Foto: Instagram/@ganjar_pranowo
Ganjar Pranowo dan Menteri PUPR Basuki Basuki Hadimuljono. Foto: Instagram/@ganjar_pranowo

Usai acara itu, Sekretaris DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara, sempat menanyakan momen Ganjar berpelukan dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Ganjar mengungkapkan Basuki memeluknya erat sambil meneteskan air mata.

“Apa yang dibisikin Pak Basuki? Itu saya rasa sesuatu yang sangat penting sampai dia begitu, kita lihat 31 Oktober salah satu media di Jerman menuliskan selamat tinggal demokrasi. Itu ada foto Pak Jokowi ada fotonya Gibran,” ucapnya.

Nagara menuturkan, masih dalam media Jerman itu, ia menyebut dituliskan ada rencana Presiden Jokowi untuk mempertahankan kekuasaan hingga setelah 2024. Ganjar lantas membeberkan mengapa Basuki menangi ketika memeluk dirinya.

“Saya mau pamit, kenapa Pak Basuki datang menangis? Kenapa Pak Basuki menangis?” jawab Ganjar.

“Jadi pada saat dia menatap saya dia menyampaikan begini, ‘Mas Ganjar, tolong utangnya segera dibayar’,” selorohnya.

Sebelumnya berdasarkan informasi beredar, Basuki menangis dipelukan Ganjar karena miris melihat situasi politik saat ini. Terutama setelah putusan kontroversial MK yang mengubah syarat capres-cawapres.

Sebut Warga Ogah Keluar Saat Jokowi ke Gianyar

Presiden Jokowi saat mengunjungi SMKN 3 Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Presiden Jokowi saat mengunjungi SMKN 3 Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023). Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Jokowi pada Selasa (31/10) lalu sempat melakukan kunjungan kerja ke Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali. Saat itu, menurut Ganjar, ia mendapat informasi bahwa ada warga yang ogah keluar rumah saat kunjungan Jokowi tersebut.

Hal ini ia ungkapkan untuk menanggapi isu baliho dirinya dan Mahfud MD di sekitar lokasi kunjungan kerja jokowi yang dicopot.

“Beberapa rumah, maksudnya warganya, mengunci diri enggak mau keluar rumah, ada apa? Bahkan saya dengar diminta untuk keluar rumah tidak mau,” katanya saat bertemu kader PDIP di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru, Kota Denpasar, Bali, Kamis (2/11).

Ganjar mengaku terharu mendengar informasi itu. Menurutnya, sikap menutup pintu itu adalah suara hati masyarakat bersatu dengan PDIP.

“Baru saya tahu bagaimana perasaan warga saat itu, wah terharu berat. Kamu di rumah saja ini rasa bapak/ibu, ini rasa yang ada,” katanya.

“Maka saya sampaikan ini adalah modal sosial kita sebenarnya kalau PDIP bersama rakyat, benar-benar, sungguh-sungguh, kita di dunia kalau kita tertawa menangis bersama itu hari ini muncul. Hari ini muncul, ya kita jaga ketenangan,” sambungnya.

Bicara soal KKN, Sindir Jokowi dan Keluarga?

Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berziarah ke makam proklamator Soekarno di Blitar, Jawa Timur, Jumat (3/11/2023). Foto: Dok. PDIP
Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berziarah ke makam proklamator Soekarno di Blitar, Jawa Timur, Jumat (3/11/2023). Foto: Dok. PDIP

Ganjar dalam berbagai kesempatan, baik saat deklarasi atau pertemuan relawan, hampir selalu menyinggung soal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Pernyataan itu dianggap sebagai sindiran untuk Presiden Jokowi dan keluarnya.

“Enggak, enggak, enggak [menyinggung Jokowi]. Kita umum-umum saja. Ketika kemudian publik sekarang mencoba mengevaluasi agenda-agenda reformasi. Kan problem KKN ini kan tidak tuntas-tuntas,” kata Ganjar kepada wartawan di Ponpes Miftahul Ulum di Jakarta Selatan, Minggu (29/10).

Kata dia, bahaya laten KKN dianggap muncul akhir-akhir ini dan dipertanyakan oleh gerakan-gerakan 98.

“Apa kita tidak serius apa lupa?” kata dia.

Ganjar mengaku sudah banyak diskusi dengan pejuang-pejuang reformasi, aktivis 98. Mereka, bersama Mahfud MD, meneguhkan komitmen mengawal terus cita-cita reformasi.

“Kenapa kita dengungkan terus [KKN], kan, terjadi faktanya hari ini kan, hari ini terjadi. Dan kemudian nilai-nilai integritas yang mesti kita munculkan terus menerus ini tidak boleh distorsi dengan perilaku koruptif,” imbuhnya.

Tak Lagi Pakai Baju Bikinan Jokowi

Bacapres Ganjar Pranowo saat diwawancarai wartawan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2023). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Bacapres Ganjar Pranowo saat diwawancarai wartawan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2023). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan

Jokowi sebelumnya sebenarnya sempat mendesain baju garis-garis untuk Ganjar. Namun sekarang Ganjar sudak tak lagi mengenakan baju itu, ia lebih suka menggunakan pakaian hitam.

“Belang-belang? Ya..ya..ya.., ada banyak (usulan) yang masuk, tapi kok ternyata katanya lebih banyak suka saya pake baju hitam. Baju hitam,” kata Ganjar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10).

“Tapi ada juga sih yang WhatsApp ke saya kalau pakai baju hitam minusnya ini. Dia kayaknya dulu sekolah model sih. Orang-orang sekitar kiri kanan saya tuh,” ucap Ganjar.

Sebelumnya, Ganjar dalam beberapa bulan ke belakang terlihat mengenakan kemeja dengan motif garis-garis berwarna hitam putih. Seperti saat menghadiri silaturahmi 1 Muharam 1445H bersama Relawan pendukung di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu 19 Juli 2023, lalu.

Dalam sambutannya, Ganjar mengungkapkan motif kemeja itu merupakan desain yang diberikan oleh Presiden Jokowi. Rancangan baju itu diberikan Jokowi secara langsung kepada Ganjar saat makan siang bersama.(Sumber)