News  

Jejak Misterius Ratusan Kilogram Harta Karun Emas Nakamura di Jakarta

Cerita harta karun di Indonesia selalu menarik perhatian. Salah satunya soal harta karun Nakamura yang jejaknya misterius. Konon, harta karun ini berupa uang tunai dan batangan emas dengan nilai fantastis. Sayangnya, tak diketahui pasti lokasi keberadaannya dan masih menjadi misteri.

Cerita soal harta karun Nakamura membuat kita harus mundur ke tahun 1946 atau masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Kisah ini pertama kali diperoleh dari Carla Wolff. Wolff merupakan anggota Organisasi Gerilya Hindia Belanda atau Nederlandsh Indies Guerilla Organisatie (NIGO) sekaligus gundik dari tentara Jepang bernama Kapten Hiroshi Nakamura.

Sebagaimana dituliskan Ben Anderson dalam Revoloesi Pemuda (1988), Kapten Nakamura adalah tentara Jepang yang bertugas di Jakarta selama masa pendudukan Dai Nippon. Setelah tak bertugas, dia melakukan perampokan terhadap salah satu badan usaha milik negara pada 1946. Ketika itu aksinya tak terendus karena orang Indonesia sedang larut dalam hiruk pikuk proklamasi.

Menurut catatan De Locomotief (1/8/1948), Nakamura merampok 960 kg emas senilai 10 hingga 80 juta gulden. Seluruh emas itu diangkut menggunakan truk dan dibawa ke rumah dinas Nakamura.

Saat emas itu berada di rumahnya, Wolff yang menjadi gundik sangat girang. Dia hendak menghambur-hamburkan emas tersebut.

“Saya lebih kaya dari Ratu Belanda. Saya akan tidur di ranjang emas dan para tamu akan makan dari piring emas,” kata Wolff dikutip dari Rampok (2012)

Sayangnya, kesenangan itu bersifat fana. Tak lama kemudian, kasus perampokan tersebut diusut oleh pemerintah Belanda yang menduduki Jakarta. Hasil pengusutan menyatakan Kapten Nakamura dan Carla Wolff resmi dinyatakan bersalah.

Namun, perlahan kasus ini juga menyeret Kolonel Nomura yang merupakan atasan Nakamura dan tentara Inggris bernama Kapten Morton.

Menurut koran Het dagblad (24/6/1946) Nomura dinyatakan terlibat karena dia mengaku turut menikmati hasil rampokan karena berkedudukan sebagai atasan Nakamura.

Nomura juga mengaku telah membuka 9 koper emas dan pertama selama sehari di sebuah rumah. Kemudian, koper-koper itu dibawa ke kantor militer Jepang di Jakarta.

Sedangkan keterlibatan Morton disebabkan karena dia telah membeli 20 kg emas hasil rampokan Nakamura itu. Akibat terbukti terlibat dalam perampokan, keempat tersangka resmi ditahan. Nakamura mendapat hukuman paling berat. Sedangkan, Worlff dihukum 8 bulan penjara.

Lalu, ke mana keberadaan kiloan emas tersebut?

Sayangnya, tidak ada kejelasan soal ini. Saat penyelidikan kasus, pihak berwenang menyebut hanya menerima emas setara 1 juta gulden saja. Sedangkan sisanya tak jelas kemana.

Ada yang menyebut Nakamura menyimpan sisa emas di suatu tempat yang dirahasiakan saat kepergok polisi. Ada pula yang mengatakan emas itu tersimpan di kawasan Menteng, Jakarta. Namun, satu hal yang pasti keberadaan emas tersebut sampai sekarang tak diketahui dimana.(Sumber)