News  

Walikota Batam Bongkar Dalang Kericuhan Rempang, Oknum Pemprov Kepri Terseret

Rempang, sebuah pulau yang pernah menjadi pusat perhatian rakyat Indonesia. Hal ini tak lain karena kericuhan yang terjadi antara rakyat dan perintah soal konflik relokasi akibat Proyek Rempang Eco City.

Namun, belakangan ini kasus Rempang sudah tak terdengar lagi. Bahkan, kabarnya pemerintah tak menargetkan di tanggal 28 September 2023 lahan tersebut harus kosong dari rakyat Pulau Rempang.

Akan tetapi, baru-baru ini kasus Pulau Rempang kembali lagi mencuat. Hal ini setelah potongan video Wali Kota Batam yang juga BP Batam, Muhammad Rudi bongkar sosok dalang kericuhan Rempang di media sosial Instagram.

Di mana video tersebut beredar luas hingga viral. Bahkan, menuai komentar netizen, lantaran Muhammad Rudi sebut adanya keterlibatan oknum dari Pemprov Riau.

Berdasarkan pantauan tvOnenews, di dalam video tersebut, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi katakan, bahwasanya ada beberapa orang pelaku unjuk rasa aksi bela Rempang bercerita sendiri dengannya.

“Yang kena tahan itu (pengunjuk rasa) itu cerita sendiri, yang ditahan di Polres itu, karena yang nyuruh dulu, uangnya belum lunas dan tak diurus,” cerita Wali Kota Batam, seperti yang dikutip dari instagram, Senin (6/11/2023).

“Kenapa saya tahu, karena keluarganya datang kepada saya. Pak tolong lepaskanlah suami-suami kami,” sambung Muhammad Rudi bercerita. Masih lanjut dia ceritakan, bahwa dirinya mempertanyakan kondisi dan ada apa dengan suami dari istri yang datang kepadanya untuk minta tolong.

“Suamimu kenapa, saya tanya begitu. Suami kami ditahan di Polres dari dulu. Lalu saya tanya tempat tinggalnya (kamu tinggal di mana?) mereka menjawab tinggal di Tanjung Pinang,” cerita Kepala BP Batam tersebut.

“Hanya 8 orang saja Rempang, yang lainnya bukan orang Rempang semua. Lalu saya bilang, minta tolong kepada yang menyuruh mereka (unjuk rasa),” ujar Muhammad Rudi. Selain itu, Muhammad Rudi berjanji akan membongkar semua dalang dari kericuhan Rempang saat seluruh tahanan keluar dari tahanan Polres.

“Biar Masyarakat tahu, bahwa ini kerjaan daripada Provinsi Kepulauan Riau. Saya tidak sebut orangnya, tetapi kira-kira ada di sana,” pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan produsen kaca asal China, Xinyi Group, akan tetap melanjutkan rencana investasinya di Rempang.

“Saya pastikan Xinyi, Insya Allah sampai hari ini, saya ngomong ini clear masuk dan saya sudah cek,” katanya, Jumat (20/10/2023). Bahlil menyebut saat ini pemerintah tengah fokus untuk merelokasi warga ke lokasi yang telah disepakati. Dia juga memastikan proses relokasi warga dilakukan dengan cara baik-baik dan pendekatan yang humanis.

“Sekarang Rempang kita mulai lakukan pergeseran baik-baik, hak-hak rakyat juga kita berikan dankita tarik aparat keamanan,” jelasnya. Meskipun tidak menyebut secara gamblang kapan proses relokasi rampung, Bahlil mengatakan prosesnya akan dilakukan dengan cara yang baik.

Hingga saat ini, kata dia, pemerintah masih mengatur strategi apakah proses konstruksi kawasan industri itu akan dilakukan setelah relokasi selesai sepenuhnya atau dilakukan secara paralel. “Rencananya (tahun ini). Bisa mungkin juga tahun ini,” ujarnya.

Bahlil mengklarifikasi isu yang berkembang soal proyek Rempang yang dinilai sebagai proyek strategis nasional (PSN) dadakan atau titipan.

Menurut dia, tidak ada proyek dadakan dan titipan karena PSN bisa dibuat oleh negara maupun swasta.

Bahlil juga menegaskan tidak hanya proyek di Rempang, segala hiruk pikuk penolakan investasi juga akan sangat memberatkan bagi investor.

Oleh karena itu, kata dia, penting untuk selalu menjaga stabilitas wilayah calon lokasi investasi. Bahlil menyebut proyek di Rempang sejak awal memang dibuat untuk menyaingi Singapura. Namun, dia heran hingga saat ini tidak pernah ada investor besar yang bertahan di Batam. Dia pun kembali mengingatkan bahwa kesempatan emas yang datang perlu dioptimalkan.

“Pada 2004 ada investasi gede, masuk. Uang dari negara lain masuk, demo. Artinya investasi itu tidak jadi di Indonesia. (Dia) lari ke negara lain. 2010 juga, ini 2023 begitu juga. Jadi kita ini sebenarnya sedang bermain api untuk negara kita atau kita mau dipakai oleh negara lain,” pungkasnya. (Sumber)