Megawati: Kecurangan Pemilu Mulai Terjadi, Kawal Demokrasi, Kita Harus Bersuara!

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, situasi politik jelang Pilpres dan Pemilu 2024 semakin tidak kondusif. Ia melihat sudah mulai ada tanda-tanda kecurangan.

“Rakyat jangan diintimidasi seperti dulu lagi. Jangan biarkan kecurangan Pemilu yang akhir ini terlihat sudah mulai akan terjadi lagi,” kata Megawati dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (12/11).

Megawati menyoroti prahara di Mahkamah Konstitusi imbas putusan 90. Menurutnya, putusan 90 ini menjadi bukti ada manipulasi hukum di dalam MK yang merupakan lembaga tertinggi.

“Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua, bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani,” ucap Megawati.

Presiden ke-5 RI ini menekankan, ke depan, jangan ada lagi rekayasa hukum di Indonesia. Rakyat harus mengawal demokrasi.

“Rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi. Hukum harus menjadi alat yang menghadirkan kebenaran. Hukum harus menjadi alat mewujudkan keadilan. Hukum harus menjadi alat mengayomi seluruh bangsa dan negara Indonesia. Dengan keadilan inilah kemakmuran pasti akan bisa diwujudkan,” ucap Megawati.

“Karena itulah terus genggam erat semangat reformasi itu! Jangan lupa, terus kawal demokrasi berdasarkan nurani!” tegas dia.

Lebih jauh, Megawati mengajak masyarakat untuk bersuara jangan jangan takut kepada aparat. Ia berharap Pemilu 2024 bisa berjalan dengan adil dan menghasilkan pemimpin yang dikehendaki rakyat.

“Jangan takut untuk bersuara, jangan takut untuk berpendapat, selama segala sesuatunya tetap berakar pada kehendak hati rakyat,” ucap Megawati.

“Terus kawal dan tegakkan demokrasi! Itulah kewajiban kita sebagai warga bangsa, dan bahkan menjadi keharusan setiap anak negeri dan bangsa agar tidak terjadi kesewenang-wenangan,” kata Megawati.

“Sebab, kedaulatan rakyat harus terus kita junjung tinggi! Pemilu yang demokratis, yang jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia, harus dijalankan tanpa ada kecuali!” tutup dia.(Sumber)