China Masters 2023: Kepercayaan Diri Masih Jadi Masalah di Sektor Ganda Putra Indonesia

Kepercayaan diri masih menjadi persoalan di nomor ganda putra bulutangkis Indonesia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh sang pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat.

Catatan itu berkaca dari hasil penampilan anak asuhnya selama mentas di China Masters 2023. Indonesia hanya mampu melangkah di bababk perempat final.

Sebagaimana diketahui, hanya ada dua wakil Indonesia yang tampil di babak tersebut yakni Pramudya Kusumawardana/ Yeremia Yacob Rambitan dan Leo Rolly Carnando/ Daniel Marthin. Pramudya/ Yeremia kalah dari wakil tuan rumah, Chen Bo Yang/Liu Yi, (19-21 dan 19-21) sedangkan Leo/ Daniel dibekuk duet India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, (21-16 dan 21-14) pada Jumat (24/11/2023).

Sementara sejumlah wakil ganda putra Indonesia banyak yang gugur sejak babak 16 besar. Aryono pun menyoroti kekurangan anak didiknya tersebut ada pada faktor kepercayaan diri.

“Secara umum penampilan para pemain ganda putra di turnamen China Masters 2023 kembali kepada masalah kepercayaan diri pemain yang perlu ditingkatkan. Hal itu berakibat langsung kepada penampilan pemain. Di satu pertandingan, kepercayaan diri bisa bagus. Tetapi di pertandingan berikutnya malah menurun,” ujarnya dalam rilis resmi yang diterima Sabtu (25/11/2023).

Aryono Miranat menilai keperayaan diri yang tidak stabil sangat mempengaruhi permainan mereka di lapangan. Akibatnya mereka tidak konsisten meski di turnamen atau babak sebelumnya moncer.

“Dari kepercayaan diri yang tidak stabil tersebut, konsistensi penampilannya di lapangan juga bisa tidak stabil. Bisa bagus, juga bisa kurang bagus. Untuk itu yang perlu ditingkatkan lagi adalah rasa kepercayaan dirinya,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, Aryono juga melihat sisi pertahanan ganda putra Indonesia masih kurang rapat. Meski secara keseluruhan cukup baik, tetapi baginya aspek itu butuh peningkatan.

“Selain itu dari sisi pertahanan sebenarnya sudah bagus, tetapi masih kurang rapat. Ini yang harus ditingkatkan,” sambung Aryono.

“Dan juga unforced error-nya perlu dikurangi. Semua itu akibat rasa percaya dirinya tidak konsisten yang membuat kontrol permainan dan ketenangannnya juga tidak stabil. Kekurangan-kekurangan inilah yang yang perlu ditingkatkan lagi,” tukasnya

(Sumber)