News  

Sudirman Said: Ada Bisik-bisik Soal Skenario Koalisi Besar Permanen Jangka Panjang

Co Captain Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Sudirman Said menjelaskan tentang siklus 20 tahunan dalam pembangunan bangsa.

Sudirman menjelaskan sejauh ini siklus 20 tahunan terjadi secara baik dalam pembangunan Indonesia.

Siti Atikoh Ungkap Omongan Ganjar soal Urusan Ranjang yang Membuatnya Makin Cinta

Si Mamah Kelinci Berwajah Glowing seperti Pakai Skincare, Dedi Mulyadi: Cinta Butuh Biaya

Namun, hal itu tergantung pada kepemimpinan orang yang memiliki kekuasaan di Indonesia.

Menurut Sudirman, jika orang yang kurang memahami demokrasi dan mendapatkan posisi tertiggi, dia memiliki kecenderungan untuk menciptakan kerusakan.

“Saya betul-betul khawatir apakah masa-masa ini akan menjadi siklus 20 tahunan yang membalikan keadaan atau bertambah 20 tahun lagi keadaan seperti ini,” kata Sudirman di diskusi publik yang digelar oleh Desantara di Jakarta Selatan, Sabtu (2/3/2024).

Dia mengaku khawatir kerusakan dalam politik seperti situasi yang dinilai terjadi saat ini akan terus berlangsung setidaknya 20 tahun ke depan.

“Kayanya bisik-bisik di luar sudah ada yang membuat skenario bahwa keadaan ini akan berlangsung selama 20-25 tahun, bahkan sudah ada yang bisik-bisik sudah seluruh partai dimasukan saja dalam koalisi besar permanen jangka panjang, tinggal satu atau dua ditinggalkan di luar ini,” tutur Sudirman.

Isu yang diterima Sudirman ini disebut sebagai itikad yang tidak baik dan sulit untuk diperbaiki. Terlebih, dia menyebut elit yang saat ini berkuasa memungkinkan untuk kembali melanjutkan kekuasaannya.

Pada kesempatan itu, Sudirman mengutip pernyataan cendikiawan Nurcholis Madjid mengenai siklus 20 tahunan yang terjadi dalam proses pembangunan demokrasi Indonesia.

Contohnya ialah, 1908 disebut sebagai masa pertama Indonesia sadar sebagai bangsa, maka ada kebangkitan nasional.

Kemudian pada 1928, lanjut Sudirman, kesadaran bersatu dengan adanya Sumpah Pemuda.

Lalu, pada 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

Bergeser ke 1965 memasuki era kepemimpinan Presiden Soeharto yang muncul kesadaran untuk pembangunan yang meningkatkan kesejahteraan demokrasi.

Siklus tersebut dilanjutkan dengan peristiwa 1998 ketika Indonesia menyadari perihal praktik demokrasi negara.

(Sumber)