Wisata  

Mampir! Ini 4 Destinasi Wisata Legendaris di Gang Lombok Kawasan Pecinan, Semarang

Siapa yang tak pernah mendengar nama Gang Lombok? Gang itu adalah salah satu tempat di kawasan Pecinan Semarang yang masih menyisakan bangunan-bangunan berarsitektur Tionghoa. Terdapat juga kuliner-kuliner legendaris khas Semarang yang bisa Kawan GNFI nikmati hingga sekarang.

Dahulu, area Gang Lombok banyak ditanami tanaman cabai pada lahan yang cukup luas. Ketika itu, pemukiman warga masih sangat jarang. Pada tahun 1771, Klenteng Kwan Im Ting (sekarang bernama Klenteng Tay Kak Sie) yang sebelumnya berada di belakang ladang cabai kemudian dipindahkan ke area ladang cabai. Semenjak saat itu, kawasan bekas ladang cabai ini dikenal dengan nama Gang Lombok. Lombok (bahasa Jawa) dalam bahasa Indonesia berarti cabai.

Nama Gang Lombok pun akhirnya mulai banyak dikenal hingga sekarang menjadi destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Nah, penasaran apa saja tempat-tempat legendaris yang ada di kawasan Gang Lombok? Ada empat tempat yang menjadi rekomendasi saat berkunjung ke kawasan Gang Lombok.

1.Klenteng Besar Tay Kak Sie

Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok Semarang

Lokasi Klenteng Tay Kak Sie berhadapan langsung dengan kali Semarang. Konon, klenteng ini sengaja dibangun berhadapan dengan sungai. Harapannya adalah kehadiran klenteng bisa menjaga keharmonisan seluruh masyarakat sekitar.

Di depan klenteng terpampang papan-papan shio yang berjajar di sepanjang tepi kali Semarang. Kemudian, berdiri kokoh patung Laksmana Cheng Hoo di halaman depan klenteng. Sebelum masuk klenteng, Kawan GNFI akan disambut dengan dua patung berbentuk singa jantan dan betina yang disimbolkan sebagai penolak bala.

Meski luas bangunan klenteng tidak seluas bangunan Klenteng Sam Poo Kong yang berada di Jalan Simongan, tetapi terdapat banyak ornamen pada bangunannya. Dengan begitu, Klenteng Tay Kak Sie terlihat cukup megah. Selain itu, klenteng ini disebut klenteng besar karena memiliki dewa yang paling lengkap di Kota Semarang.

2.Lunpia Gang Lombok No. 11

Lunpia Gang Lombok No.11 dianggap sebagai pelopor pertama industri makanan lunpia di Semarang. Lokasinya pun tidak jauh dari Klenteng Tay Kak Sie. Meskipun lokasinya berada di gang kecil, kuliner ini cukup terkenal dan banyak diburu oleh pecinta kuliner yang berkunjung ke Kota Semarang.

Awalnya, lunpia ini dirintis oleh Tjoa Thay Yoe, seorang Hokkian yang menetap lama di Semarang. Ia menikah dengan seorang perempuan lokal yang bernama Warsih. Sepasang suami-istri ini kemudian mencetuskan ide untuk membuat lunpia sabagai makanan khas Cina yang dipadukan dengan cita rasa lokal. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa lunpia Gang Lombok ini merupakan hasil dari akulturasi budaya Jawa dan Cina.

Cita rasa lunpia Gang Lombok tidak pernah berubah meski usahanya sudah digantikan oleh generasi keempat. Menu yang yang disajikannya pun masih sama, yakni lunpia basah dan lunpia goreng. Rasa lunpia khas Semarang ini agak sedikit manis dengan isiannya yang beraneka seperti irisan rebung, telur orak-arik, daging ayam, udang, dan piehie (sejenis ikan asin). Tidak lupa ada sajian pelengkapnya seperti acar mentimun, cabai, daun bawang, dan saus sebagai penambah cita rasa.

3.Rumah Abu Kong Tik Soe

Rumah Abu Kong Tik Soe merupakan tempat untuk menyimpan abu para leluhur. Lokasinya masih berada dalam satu kawasan Klenteng Tay Kak Sie.

Gedung ini dibangun pada tahun 1837 dan terbagi menjadi tiga bagian, yakni bangunan tengah, bangunan sayap kanan, dan bangunan sayap kiri. Bangunan tengah berfungsi sebagai rumah abu. Abu yang berada di sana adalah milik orang yang dianggap berjasa pada masyarakat dan abu anggota masyarakat yang dititipkan.

Sedangkan, bangunan pada sayap kanan saat ini digunakan sebagai balai pengobatan Tjie Lam Tjay. Sebelumnya pada tahun 1837 hingga 1920, bangunan sayap kanan ini merupakan tempat kongkoan orang-orang Tionghoa yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya, bangunan sayap kiri digunakan sebagai kantor Tjie Lam Tjay.

Rumah abu ini biasanya ramai dikunjungi pada saat acara sembahyang arwah atau King Hoo Ping. Salah satu tujuan diadakannya King Hoo Ping adalah untuk mendoakan para arwah yang sudah lama tidak didoakan oleh keluarganya.

4.Es Cao Gang Lombok

Es Cao Gang Lombok bisa menjadi pilihan untuk meredam cuaca panas di Kota Semarang. Lokasinya pun tidak jauh dari Lunpia Gang Lombok No. 11, yaitu tepat berada di ujung Gang Lombok. Kuliner legendaris ini sudah lama berdiri sejak tahun 1947. Kini, usaha kuliner Es Cao dijalankan oleh generasi kedua.

Menu-menu yang disediakan pun memiliki cita rasa klasik. Contohnya adalah es cao, es buah, es jeruk, es campur, es kopyor, dan es klamud. Tentu saja, es cao menjadi menu andalan di tempat ini. Es cao sendiri terdiri dari es serut, sirup prambosen, potongan cao, kolang kaling, dan kelapa muda. Rasa sirup prambosen inilah yang membuat rasa es cao istimewa dan berbeda dari kuliner-kuliner es lainnya.