Sejak pekan lalu, protes terhadap perang di Gaza telah menyebar ke berbagai kampus bergengsi di Amerika Serikat. Demonstrasi di kampus-kampus ini berujung pada penangkapan, mahasiswa melakukan demonstrasi massal, hingga mendirikan tenda di halaman kampus.
Menyusul tindakan keras di Columbia pada Jumat (19/4), mahasiswa di seluruh AS melancarkan protes sebagai bentuk solidaritas.
Hingga Kamis (25/4) pagi ini, kampus-kampus ternama di AS masih memperjuangkan gencatan senjata di Gaza dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.
Dikutip dari Guardian dan CBS News, berikut rincian protes di beberapa kampus, dari Columbia hingga New York University:

Pada Jumat (19/4), pihak administrator kampus meminta polisi menangkap lebih dari 100 mahasiswa pro-Palestina yang melakukan aksi unjuk rasa di Columbia University.
Universitas mengancam akan mengundang penegak hukum untuk membongkar perkemahan jika mahasiswa tidak melakukannya pada tengah malam.
“Perkemahan tersebut menimbulkan masalah keamanan yang serius, mengganggu kehidupan kampus, dan telah menciptakan lingkungan yang tegang dan terkadang bermusuhan bagi banyak anggota komunitas kami,” kata Presiden Columbia, Minouche Shafik, pada Selasa (24/4) malam.
Konsesi yang dibuat para pengunjuk rasa di Columbia adalah memperpanjang jam malam menjadi 48 jam untuk memungkinkan pembubaran semua kamp.

Sementara itu, Harvard telah mengumumkan penutupan kampus untuk umum pada Senin (22/4). Mereka hanya memperbolehkan siapa pun masuk dengan izin yang jelas.
“Siswa yang melanggar kebijakan ini akan dikenakan tindakan disipliner,” demikian bunyi tulisan di Harvard Yard itu.

Sebuah kelompok advokasi yang terdiri dari mahasiswa dan staf bernama Harvard Out of Occupied Palestine (HOOP) mengatakan, sekitar 30 orang melakukan protes dengan mendirikan 14 tenda.
Mereka meminta Harvard melakukan divestasi dari Israel dan menginvestasikan kembali sumber daya dalam inisiatif akademis, komunitas, dan budaya Palestina.
“Dengan meluncurkan perkemahannya minggu ini, HOOP menantang keterlibatan moral, kelembagaan, dan keuangan Universitas dalam genosida rakyat Palestina,” ujar kelompok itu.

Di MIT, puluhan tenda juga didirikan mahasiswa pro-Palestina di wilayah Cambridge.
Mahasiswa muslim melakukan salat dan doa bersama di perkemahan tersebut.
Menurut Aliansi MIT Israel, protes di kampus-kampus telah membuat mahasiswa Yahudi cemas. Namun, pihak kampus belum memberikan komentar terkait aksi ini.
Mahasiswa mengadakan “Solidarity Walkout” di Memorial Church pada Senin (22/4) sore yang dihadiri oleh sekitar 300 orang untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina.
Senada dengan kampus lainnya, para pengunjuk rasa juga menuntut Stanford untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan terkait dengan perang atau Israel.

Di UC Berkeley, mahasiswa telah berdemo dan mendirikan puluhan tenda di depan Sproul Plaza – pusat bersejarah gerakan kebebasan berpendapat di kampus.
Mereka telah melakukan protes terhadap perang di Gaza di Sather Gate sejak Februari. Aksi pada Senin (22/4) di Sproul Plaza adalah salah satu dari puluhan protes pro-Palestina serempak di kampus-kampus di seluruh negeri.

Departemen Kepolisian Los Angeles menangkap 50 pengunjuk rasa di University of Southern California setelah polisi kampus memerintahkan para demonstran untuk bubar.
Sebelumnya, polisi juga telah mengumumkan bahwa siapa pun yang tinggal di wilayah tersebut akan menghadapi tuntutan pidana.

Polisi menangkap puluhan orang dalam demonstrasi pro-Palestina di Universitas Yale di Connecticut dan lebih dari 140 pengunjuk rasa di New York University pada Senin (22/4).
Kampus-kampus AS yang melaporkan adanya protes antara lain: Universitas Minnesota, Ohio State, Univesity of Michigan; Emerson College, dan Universitas Tufts.
Sementarai itu, mahasiswa di Sciences Po di Paris juga memulai protes solidaritas pada Rabu (24/5).