News  

Sosok Budi Gunawan: Gagal Jadi Kapolri Tapi Jenderal Bintang 4 Polri Terlama Jabat Kepala BIN

Profil Budi Gunawan jenderal purnawiaran bintang empat di kepolisian.

Jenderal Budi Gunawan adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) kedua dari unsur Polri sejak pascareformasi.

Budi Gunawan adalah Jenderal bintang 4 Polri yang pensiun sejak 2018 lalu.

Wakapolri 2015-2016 itu menjabat sebagai Kepala BIN pada 9 September 2016 setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi amanat.

Sosok ini termasuk lama menjabat Kepala BIN, hampir delapan tahun.

Gagal jadi Kapolri

Pada 2015 silam, Presiden Jokowi mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Badrodin Haiti.

Pencalonan Budi Gunawan itu lantas menuai protes lantaran ia ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Januari 2015, atas dugaan penerimaan hadiah.

Tak hanya itu, Budi Gunawan juga sempat terkait kepemilikan rekening gendut.

“Kita ingin sampaikan progress report kasus transaksi mencurigakan atau tidak wajar dari pejabat negara.”

“Perkara tersebut naik ke tahap penyidikan dengan tersangka Komjen BG (Budi Gunawan) dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji,” ungkap Ketua KPK saat itu, Abraham Samad, Selasa (13/1/2015), dilansir Kompas.com.

Aksi protes terkait pencalonan tunggal Budi Gunawan semakin menjadi karena Jokowi tidak melibatkan KPK dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri rekam jejak calon Kapolri.

Status tersangka Budi Gunawan dicabut lantaran ia terbukti tidak bersalah dan berhasil memenangkan sidang praperadilan.

Pada 9 September 2016, Budi Gunawan akhirnya ditunjuk menjadi Kepala BIN.

Riwayat karier

Kapolsekta Tanjung Karang Barat Poltabes Bandar Lampung;

Kasat Lantas Poltabes Palembang;

Kapolresta Bogor;

Sesditlantas Polda Lampung;

Kabag Suslantas Sundit Regident Ditlantas Polri;

Pamen SSDM Polri (Ajudan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri) (1999-2001);

Pamen SSDM Polri (Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri) (2001-2004);

Karobinkar SSDM Polri (2004-2006);

Kaselapa Lemdiklat Polri (2006-2008);

Kapolda Jambi (2008-2009);

Kadiv Binkum Polri[39] (2009-2010);

Kadiv Propam Polri (2010-2012);

Kapolda Bali (2012);

Kalemdiklat Polri (2012-2015);

Wakapolri (2015-2016);

Kepala Badan Intelijen Negara (2016-sekarang);

Guru Besar (Profesor) di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) (2018);

Ketua Umum PB E-Sports Indonesia (2020-2024).

Kepala BIN Kedua dari Unsur Polri

Setidaknya ada delapan anggota TNI/Polri yang menjabat sebagai Kepala BIN sejak era reformasi.

Budi Gunawan yang menjabat sebagai Kepala BIN ke-16, termasuk yang terlama mengisi kursi tersebut di antara Kepala BIN lainnya di era reformasi.

Ia menjabat selama hampir delapan tahun.

Tak hanya itu, ia juga merupakan Kepala BIN kedua yang berasal dari unsur kepolisian.

Selama ini, Kepala BIN selalu dijabat oleh perwira TNI.

Berikut daftar Kepala BIN sejak era reformasi (1998) hingga saat ini:

Letjen TNI Zaini Azhar Maulani (21 Mei 1998-20 November 1999), masih bernama Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN);

Letjen TNI Purn Arie Jeffy Kumaat (20 November 1999-9 Agustus 2001);

Jenderal TNI Purn AM Hendropriyono (9 Agustus 2001-8 Desember 2004), sudah bernama BIN;

Mayjen TNI Purn Syamsir Siregar (8 Desember 2004-22 Oktober 2009);

Jenderal Pol Purn Sutanto (22 Oktober 2009-19 Oktober 2011), Kepala BIN pertama dari unsur kepolisian;

Letjen TNI Purn Marciano Norman (19 Oktober 2011-8 Juli 2015);

Letjen TNI Purn Sutiyoso (8 Juli 2015-9 September 2016);

Jenderal Pol Purn Budi Gunawan (9 September 2016-sekarang).

Sosok Budi Gunawan satu-satunya jenderal bintang empat yang pernah menjabat Kepala Kepolisian (Kapolri).

Budi Gunawan bernasib tak mujur dibanding 23 Jenderal polisi pangkat bintang 4 lainnya.

Sejak tahun 1963, sudah 23 Jenderal bintang 4 yang memimpin Polri.

Jelang pelantikan Budi Gunawan, keributan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian terjadi.

Padahal secara kepangkatan, jenderal bintang empat itu sudah layak jadi Kapolri.

Namun usahanya untuk jadi Kapolri pupus.

Jenderal Polisi adalah tingkat keempat atau tertinggi bagi perwira tinggi di Kepolisian Republik Indonesia.

Dikutip wikipedia, pangkat ini setara dengan Jenderal pada militer.

Tanda kepangkatan yang dipakai adalah empat bintang.

Jenderal Polisi disandang oleh Kapolri atau Tri Brata 1 (TB 1).

Sosok Budi Gunawan

Sosok Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan sempat ramai diperbincangkan.

Ini imbas pernyataannya yang dianggap memberikan sinyal dukungan buat Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang hendak mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2024.

Pernyataan Budi itu menuai kritik lantaran dinilai keluar dari wewenangnya sebagai pimpinan lembaga intelijen negara.

Sedianya, Budi bukan sosok baru di birokrasi.

Sebelum menjabat sebagai Kepala BIN, kariernya moncer di kepolisian.

Berikut profil Budi Gunawan.

Budi Gunawan menempuh sejumlah pendidikan kepolisian.

Tercatat, dia menuntaskan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1983 dan menjadi salah satu lulusan terbaik.

Budi lantas melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus tahun 1986.

Lagi-lagi, gelar lulusan terbaik berhasil dia raih. Tahun 1998, pria kelahiran Surakarta, 11 Desember 1959 itu mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri.

Budi lantas melanjutkan studinya ke Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati).

Pada 2005, Budi mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan menjadi lulusan terbaik.

Tak hanya bidang kepolisian, Budi juga menimba ilmu di perguruan tinggi.

Dia meraih gelar master dari Universitas Satya Gama, juga gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti pada 2018.

Karier

Dikutip dari Kompas.id, karier Budi Gunawan di kepolisian berawal ketika dia lulus dari Akpol tahun 1983 dan ditempatkan di PTIK Jakarta.

Setelahnya, Budi beberapa kali dipindahtugaskan ke sejumlah wilayah dengan jabatan yang berbeda, mulai dari Polda Lampung, Palembang, hingga Bogor.

Tahun 1999, Budi yang sudah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dipercaya sebagai ajudan Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat Wakil Presiden.

Sampai Mega naik tahta ke kursi RI-1 selama 2000-2004, Budi masih setia menjadi ajudan.

Sejak saat itu, karier Budi kian cemerlang.

Dia menjadi jenderal termuda Polri ketika tahun 2004 dipromosikan naik pangkat dari Kombes menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.

Tahun 2006-2008, Budi dipercaya menjabat sebagai Kaselapa Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.

Setelahnya, dia sempat menjabat sebagai Kapolda Jambi selama setahun.

Tak lama, Budi naik pangkat menjadi bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen).

Dia juga dipromosikan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv Bikum) Polri, berlanjut sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, hingga Kapolda Bali.

Terus meroket, Budi naik pangkat menjadi bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen) dan dipromosikan sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), lembaga yang membawahi Akpol, Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim), PTIK, dan lainnya.

Januari 2015, Jokowi mengusulkan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal ke DPR.

Saat itu, DPR menyatakan Budi lolos uji kelayakan dan kepatutan.

Namun, beberapa hari setelahnya, Budi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan transaksi mencurigakan.

Menyikapi penetapan tersangka tersebut, Presiden Jokowi menunda pelantikan Budi dan menujuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri.

Bersamaan dengan itu, Budi mengajukan gugatan praperadilan atas kasus yang menjeratnya.

Pertengahan Februari 2015 dia dinyatakan menang gugatan praperadilan sehingga lolos dari hukum.

Namun demikian, Jokowi pada akhirnya mengirimkan surat pergantian Kapolri baru atas nama Badrodin Haiti. Sementara, Budi Gunawan ditunjuk menjadi Wakapolri.

Jabatan Wakapolri diemban Budi hingga tahun 2016 lantaran dia ditunjuk Presiden sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), tepatnya 9 September 2016.

Saat itu, Budi sekaligus meraih kenaikan pangkat menjadi bintang empat alias Jenderal Polisi. Sedianya, Januari 2018 Budi pensiun dari Polri karena usianya sudah 58 tahun.

Namun, jabatan sebagai Kepala BIN tetap dia emban hingga kini.

Endorse Prabowo Baru-baru ini, sosok Budi Gunawan mendapat sorotan lantaran dianggap memberi endorse atau dukungan politik ke Prabowo Subianto, kandidat capres Partai Gerindra.

Ini bermula dari ucapan Budi di acara peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Presiden Jokowi hingga Menhan Prabowo. Dalam sambutannya, Budi menyapa para pejabat yang hadir, tak terkecuali Prabowo.

Dia menyinggung kebersamaan Ketua Umum Partai Gerindra itu dengan kepala negara akhir-akhir ini.

Yang saya hormati para menteri Kabinet Indonesia Maju, Bapak Menteri Pertahanan, Bapak Prabowo Subianto. Kita semua mengamati akhir-akhir ini Bapak Prabowo sering berpergian bersama Bapak Presiden Jokowi,” kata Budi.

“Beberapa kali Pak Prabowo juga menyatakan bahwa Pak Jokowi adalah gurunya, guru Beliau,” tuturnya.

Budi juga menyinggung kerapnya Prabowo mendampingi Presiden Jokowi turun ke lapangan saat kunjungan kerja.

Saat itulah, dia menyebut bahwa sebagian aura Jokowi telah berpindah ke Prabowo.

“Pada akhirnya hari ini kita menjumpai beliau berdua di sini. Seluruhnya mulai melihat ada aura, aura Pak Jokowi sebagian sudah pindah ke Pak Prabowo,” katanya.

(Sumber)