Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Islam. Ibadah ini merupakan salah satu sarana komunikasi bagi hamba Allah.
Menurut Sayyid Sabiq dalam kitab “Fiqh Sunnah”, shalat dalam Islam tidak bisa dibandingkan dengan bentuk ibadah lainnya. shalat menempati kedudukan yang tinggi sebagai tiang agama. Penerapan aturan agama hanya dipertahankan melalui shalat.
Tak heran jika menunaikan shalat dengan baik demi keridhaan Allah Ta’ala perlu dilakukan. Namun ada 10 kelompok orang yang Shalatnya tidak diterima. Setiap umat Islam wajib menghindari kelompok ini.
10 Golongan Manusia yang Tidak Diterima Shalatnya
Dalam kitab Nashaihul ‘Ibad Syarh Al Munabbihaat ‘Alal Isti’daad Li Yaumil Ma’aad oleh Muhammad Nawawi bin ‘Uma Al Jawi, terdapat 10 golongan orang-orang yang Shalatnya tidak diterima:
عشرة نفر لن يقبل الله تعالى صلاتهم
Artinya, “Sepuluh orang yang shalatnya tidak diterima Allah SWT.”
Rasulullah SAW menyebut satu per satu golongan orang yang Shalatnya tidak diterima Allah SWT. Mereka adalah:
- Orang yang shalat sendirian tanpa membaca (Al-Fatihah)
- Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat
- Orang yang mengimami shalat suatu kaum, sementara kaum itu benci
- Budak yang melarikan diri dari tuannya
- Peminum arak (khamr)
- Istri yang bermalam, sementara suaminya tidak ridha kepadanya
- Wanita merdeka yang Shalat tanpa memakai kerudung
- Pemakan riba
- Pemimpin yang zalim
Orang yang biasa melakukan Shalat, namun tidak mampu mencegah dirinya dari kekejian dan kemungkaran. Sehingga, dia justru semakin bertambah jauh dari Allah SWT.
Dalam sebuah riwayat lainnya, sebuah hadits menyebutkan tiga kelompok orang yang tidak diterima Shalatnya. Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
Artinya: “Terdapat tiga kelompok yang Shalatnya tidak terangkat meskipun hanya sejengkal dari atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah SWT). Ketiga golongan tersebut pertama, orang yang mengimami sebuah kamu akan tetapi kaum itu membencinya. Kedua, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya. Ketiga, dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).” (HR Ibnu Majah).
Shalat Adalah Amalan yang Pertama Kali Dihisab
Selain tiang agama, Shalat adalah ibadah yang pertama kali diperhitungkan di hari kiamat. Mengutip laman UIN Sunan Gunung Djati, Shalat juga merupakan ibadah yang waktunya dibatasi karena ada awal dan akhir.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا
Artinya: Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka jika Shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika Shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari Shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari Shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR Tirmidzi).
Ada lima tanda-tanda diterimanya Shalat seseorang. Allah berfirman dalam hadits qudsi:
إِنَّمَا أََتَقَبَّلُ الصَّلاةَ مِمَّنْ تَوَاضَعَ بِهَا لِعُضْمَتِيْ وَلَمْ يَستَطِلْ بِهَا عَلىَ خَلْقِى وَلَمْ يَبِتْ مُصِرّاَ عَلىَ مَعْصِيَتِيْ وَقَطَعَ النَّهَارَ لِذِكْرِى وَرَحِمَ الْمَسَاكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَالأَرْمَلَةَ وَرَحِمَ الْمُصَابَ . ذَلِكَ نُوْرُهُ كَنُوْرِ الشَّمْسِ أَكْلأُهُ بِعِزَّتِى , وَاسْتَحْفشظُهُ مَلَئِكَتِى وَأَجْعَلُ لَهُ فِى الظَُلُمَاتِ نُوْراً وَالْجَهَالَةِ عِلْماً , مَثَلُهُ عَلىَ خَلْقِى كَمَثَلِ الْفِرْدَوْسِ فِى الْجَنَّةِ . ( سيد سابق: إسلامنا )
Artinya: “Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat dari orang yang merendahkan diri dengan shalatnya karena kebesaran-Ku, yang tidak menyombongkan diri kepada makhluk-Ku, yang tidak mengulangi maksiat kepada-Ku, yang mengisi sebagian siang dengan berdzikir kepada-Ku, yang menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan, wanita yang ditinggalkan suaminya, dan yang mengasihi orang yang ditimpa musibah. Cahayanya bagaikan cahaya matahari. Aku lindungi dia dengan kekuasaan-Ku. Aku perintahkan malaikat menjaganya. Aku jadikan cahaya dalam kegelapannnya. Aku berikan ilmu dalam ketidaktahuannya. Perumpamaannya dibandingkan dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga.” (Sayid Sabiq, Islamuna, hal. 119).
Menurut laman Pusat Kajian dan Informasi Islam Universitas Pendidikan Indonesia, dapat disimpulkan, tanda-tanda orang yang diterima Shalatnya adalah:
1.Orang yang merendahkan diri dengan Shalatnya karena kebesaran Allah SWT
Shalat yang diterima dilakukan dengan penuh tawadhu karena keagungan Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan agar melaksanakan Shalat seakan menjadi Shalat yang terakhir.
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ…”
Artinya: “Apabila engkau mendirikan shalat maka Shalatlah seolah-olah engkau akan berpisah,..’”
2.Tidak menyombongkan diri kepada makhluk Allah lainnya
Tawadhu’nya dalam Shalat melahirkan rendah hati dalam pergaulan dengan sesama manusia. Kekuasaan tidak menyebabkan dia sombong karena dia mengetahui bahwa kekuasaan adalah amanat Allah.
3.Tidak mengulangi maksiat
Dalam kehidupan mungkin sekali waktu manusia pernah melakukan maksiat. Namun, orang yang diterima sholanya tidak megulangi maksiat yang dilakukan.
4.Mengisi sebagian siangnya untuk berdzikir pada Allah SWT
Berzikir tak hanya disyariatkan setelah Shalat, namun juga setiap saat. Dalam satu majelis saja, sahabat menemukan Nabi Muhammad beristighfar sebanyak seratus kali. Allah berfirman dalam surat Ar Ra’d ayat 28:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
5.Menyayangi orang miskin, dalam perjalanan, terkena musibah, dan wanita yang ditinggal suaminya
Shalat yang diterima Allah akan terlihat jejaknya di kehidupan seorang hamba. Tak hanya menegakkan akidah dan ibadah, Islam juga membela manusia yang sedang dalam keadaan lemah.
Itulah 10 golongan manusia yang Shalatnya tidak diterima. Semoga kita terhindar dari golongan tersebut dan amal ibadah yang kita lakukan senantiasa diterima Allah SWT.