News  

Demensia Digital Dampak Kecanduan Main Gadget, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Dari telepon pintar hingga laptop, gadget mendominasi dunia kita, menyediakan informasi dan hiburan tanpa akhir. Namun, keterlibatan terus-menerus dengan perangkat digital ini telah menimbulkan masalah baru yakni demensia digital.

Meskipun tidak secara resmi diakui sebagai kondisi medis, demensia digital mengacu pada penurunan kognitif terkait dengan waktu di depan layar yang berlebihan dan penggunaan teknologi digital secara berlebihan. Mengingat dampak potensialnya terhadap kesehatan, kita perlu mengambil langkah proaktif untuk melakukan pencegahannya.

Apa itu Demensia Digital?
Demensia digital adalah istilah yang dicetuskan oleh para ahli saraf untuk menggambarkan kemunduran kemampuan kognitif akibat penggunaan perangkat digital secara berlebihan. Fenomena ini disamakan dengan gejala demensia, seperti kehilangan ingatan, penurunan konsentrasi, dan gangguan kemampuan belajar.

Istilah ini dipopulerkan oleh ahli saraf asal Jerman, Dr. Manfred Spitzer, yang memperingatkan bahwa ketergantungan berlebihan pada teknologi digital dapat menyebabkan defisit kognitif serupa dengan yang terlihat pada pasien demensia.

Penelitian mendukung kekhawatiran ini. Mengutip Times of India, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology menemukan bahwa waktu menonton layar berlebihan, terutama pada anak-anak dan remaja, dikaitkan dengan berkurangnya rentang perhatian, gangguan pemrosesan emosi, dan kesulitan dalam mengingat.

Otak, seperti organ lainnya, membutuhkan stimulasi agar dapat berfungsi secara optimal. Ketika terlalu bergantung pada perangkat digital, mungkin tidak melibatkan otak dengan cara yang diperlukan untuk menjaga kesehatan kognitif.

Apa Dampaknya pada Kesehatan Mental?
Penggunaan perangkat digital yang berlebihan tidak hanya terkait dengan penurunan kognitif tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan mental. Waktu yang dihabiskan di depan layar dalam waktu lama dikaitkan dengan gangguan tidur, meningkatnya tingkat kecemasan, depresi, dan menurunnya kemampuan untuk menafsirkan emosi.

Menurut sebuah penelitian di JAMA Pediatrics, anak-anak yang menghabiskan lebih dari dua jam per hari di depan layar lebih mungkin mengalami masalah psikologis dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu di depan layar. Hal ini menunjukkan bahwa demensia digital bukan hanya tentang gangguan kognitif tetapi juga mencakup masalah kesehatan mental yang lebih luas.

Cara Mencegah Demensia Digital
Mencegah demensia digital melibatkan penerapan pendekatan yang lebih cermat terhadap penggunaan teknologi. Berikut adalah beberapa strategi untuk melindungi otak, tubuh, dan mata dari dampak negatif dari waktu layar yang berlebihan:

Tetapkan batasan jumlah waktu yang dihabiskan di perangkat digital setiap hari. Batasi waktu bermain perangkat digital kurang dari dua jam setiap hari, terutama untuk anak-anak dan remaja.

Olahraga teratur sangat penting untuk kesehatan otak. Aktivitas seperti berjalan, bersepeda, dan yoga membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres, dan meningkatkan fungsi kognitif.

Tidur yang berkualitas sangat penting bagi fungsi otak. Untuk meningkatkan kualitas tidur, kurangi paparan layar setidaknya satu jam sebelum tidur, dan pastikan lingkungan tidur nyaman dan bebas dari perangkat digital.

Lakukan aktivitas yang menantang otak, seperti membaca, memecahkan teka-teki, mempelajari keterampilan baru, atau memainkan alat musik. Aktivitas ini dapat membantu menangkal penurunan kognitif yang terkait dengan demensia digital.

Tambahkan praktik seperti meditasi, latihan pernapasan dalam, dan menghabiskan waktu di alam. Aktivitas ini dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang terkait dengan penggunaan layar yang berlebihan.
(Sumber)