Dari 9.074 wisudawan Universitas Indonesia (UI) yang lulus pada Upacara Wisuda Tahun Akademik Semester Genap 2023/2024 ini, sebanyak 51 wisudawan mendapat predikat summa cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yaitu IPK 4,00.
Para mahasiswa yang lulus dengan IPK 4,00 ini ada yang dari jenjang S2 (magister) dan jenjang S3 (doktor). Seperti apa kisah wisudawan UI yang lulus dengan IPK sempurna? Berikut cerita dari para wisudawan UI.
Cerita Damar, berhasil lulus S2 Psikologi UI
Salah seorang di antaranya adalah Damar Prasetya Ajie Putra yang merupakan lulusan dari Psikologi Anak Usia Dini, Psikologi Program Magister, Fakultas Psikologi (FPsi).
Damar mengaku, selama kuliah, para mahasiswa Fakultas Psikologi tidak hanya dikenalkan mengenai ilmu-ilmu dasar. Seperti memahami pola kerja otak manusia dan bagaimana melakukan penelitian secara benar.
Tetapi juga mengerti lebih dalam akan bidang ilmu-ilmu yang aplikatif di masyarakat. Seperti bagaimana mengoptimalkan tumbuh kembang anak, membuat kurikulum pendidikan anak, serta melakukan intervensi untuk orangtua.
“Hanya sedikit universitas yang memiliki Program Studi Psikologi Terapan. Sehingga saya sungguh beruntung bisa menjalani dua tahun pendidikan yang rewarding dan membahagiakan,” ujar Damar, dilansir dari laman UI.
Lebih lanjut ia mengatakan, selama empat tahun ia telah bekerja sebagai Dokter Spesialis Anak.
Menjalani kuliah di UI, tepatnya di Program Studi Psikologi Terapan Anak Usia Dini, memperdalam pemahamannya mengenai psikologi dan perkembangan anak.
Ia juga mengatakan, selama berkuliah di UI, dosen-dosen memiliki porsi yang tepat dalam memberikan pengajaran melalui kuliah, supervisi kelompok, dan pemantik yang baik agar mahasiswa juga mampu belajar mandiri.
“Di Program Studi Psikologi Terapan, kami diharuskan membuat intervensi berbasis psikologi yang harus bisa diterapkan di masyarakat. Untuk saya sendiri, saya menemukan bahwa banyak guru PAUD yang belum memiliki pengetahuan yang baik dalam melakukan pertolongan pertama bidang kegawatdaruratan serta belum ada pelatihan yang khusus untuk guru PAUD,” kata Damar.
Damar melakukan penelitian yang dituangkan dalam tesisnya yang berjudul “Efektivitas FAST Training Terhadap Pengetahuan dan Efikasi Diri Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Melakukan Pertolongan Pertama”.
Dalam penelitian tersebut ditemukan, guru yang pernah mendapatkan pelatihan, banyak pula yang tetap tidak percaya diri melakukannya.
Oleh karena itu, Damar dan tim merancang intervensi pelatihan di bidang pertolongan pertama anak untuk guru PAUD di Indonesia yang tidak hanya menargetkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga efikasi diri atau keyakinan guru dalam melakukan pertolongan pertama.
Sebagai wisudawan Damar berharap, ia dapat berperan sebagai praktisi Psikologi Terapan Anak yang mengaplikasikan teori-teori psikologi untuk memecahkan masalah di tempat kerja dan lingkungan sekitar.
“Dengan bekal ilmu tersebut pula, saya dan tim berharap dapat memberikan edukasi berbasis sains seputar ilmu perkembangan anak yang bisa dimanfaatkan orangtua, guru, dan masyarakat,” kata Damar.
Cerita Rida, lulus S3 Ilmu Komputer
Selain Damar, salah seorang wisudawan lainnya yang juga mendapatkan nilai IPK sempurna adalah Rida Indah Fariani yang merupakan lulusan dari Program Studi Doktor Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom).
Setelah menyelesaikan studi S3 ini, Rida berharap dapat berkontribusi lebih signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang e-Learning.
“Saya juga berharap networking yang telah banyak saya peroleh selama studi S3 dapat tetap terjaga dan dapat berkolaborasi dalam peneiltian-penelitian di masa yang akan datang,” ujar Rida.
Dalam disertasinya, Rida melakukan penelitian yang berfokus pada pengembangan sistem personalisasi e-learning untuk pendidikan vokasi. Pendekatan yang digunakan adalah knowledge-based yang direpresentasikan dengan ontologi dan diimplementasikan dengan knowledge graph.
Ia mengatakan, sistem ini dirancang untuk menyesuaikan pembelajaran berdasarkan tingkat pengetahuan awal dan gaya belajar mahasiswa, dengan pemberian personalisasi learning object, instruksional dan umpan balik kepada mahasiswa.
Selama berkuliah, Rida dapat memanfaatkan Lab DL2 –Lab untuk melakukan riset beserta rekan-rekan S3 dengan minat dan keahlian yang sama.
Hal itu sangat penting untuk tetap mendorong risetnya tetap on track. Peran promotor dan ko-promotor juga sangat penting.
“Terima kasih untuk promotor saya Ibu Prof. Kasiyah dan ko-promotor Bapak Prof. Harry Budi Santoso yang selalu memotivasi, memberikan arahan dan mendukung riset saya dari tahap awal hingga lulus,” kata Rida.
Kisah Aisea, mahasiswa dari Republik Fiji
Selain mahasiswa Indonesia, ada mahasiswa dari Fiji yang lulus dengan IPK 4,00. Salah satu di antara ribuan wisudawan UI, ada mahasiswa dari Republik Fiji, yaitu Aisea Rainima, B.A, PgDip.Psych, M.Si., yang merupakan lulusan dari Magister Psikologi (Sains), FPsi UI.
Aisea diwisuda dengan dihadiri Ambassador Extraordinary, Plenipotentiary, Ambassador of Fiji to Indonesia H.E. Amenatave V. Yauvoli. Aiesa saat ini bekerja di salah satu penjara di Fiji.
“Ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk bisa menambah pengalaman dan belajar di Indonesia,” kata dia.
(Sumber)