Mengucapkan salam kepada sesama muslim adalah salah satu amalan terbaik. Namun tahukah detikers mana yang benar, apakah assalamualaikum atau assalamu’alaikum?
Hal ini mungkin tidak menjadi soal ketika diucapkan. Namun terkadang orang bingung ketika menuliskannya, misalnya ketika ingin mengucap salam lewat WhatsApp.
Jika detikers bingung mana yang benar antara assalamualaikum atau assalamu’alaikum, simak dulu penjelasan di bawah ini.
Assalamualaikum atau Assalamu’alaikum?
Untuk memahami penulisan assalamualaikum atau assalamu’alaikum, kita harus mengetahui tulisan Arab, latin, serta penggunaan kata serapan sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Tulisan Arab dan Latin
Dilansir dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, umat Islam disunnahkan untuk memberi salam. Tulisan salam dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Artinya: “Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepada kalian.”
Jika transliterasinya ditulis sesuai huruf Arab tersebut, maka penulisan yang benar adalah Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penggunaan tanda petik satu pada ‘alaikum dirasa penting karena tulisan Arabnya menggunakan huruf ‘ain (ع). Seperti diketahui, pelafalan ‘ain berbeda dengan huruf alif yang sering kali ditulis tanpa tanda petik satu.
Menurut KBBI
Lantas bagaimanakah penulisan salam umat Islam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)? Ketika dicari di KBBI Kemdikbud, ada dua hasil yang ditemukan.
Yang pertama adalah “assalamualaikum” tanpa petik di depan alaikum. Hal ini menunjukkan kata ini termasuk kata yang baku. Dijelaskan dalam KBBI, kata yang tidak baku adalah “asalamualaikum” dengan satu ‘s’.
Yang kedua, juga terdapat tulisan salam lengkap “as-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh.” Pada salam ini dituliskan menggunakan tanda petik sebelum alaikum.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Agar lebih jelas, kita juga dapat melihat Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia di situs Kemdikbud terkait Penulisan Kata Serapan Umum, termasuk dari bahasa Arab.
Dicontohkan beberapa kata yang dalam bahasa Arab menggunakan ‘ain (ع) dan hamzah (ء) kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia tanpa menggunakan tanda petik satu. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
- ‘Umrah (ع ْمَرةٌ) diserap menjadi umrah
- ‘Ajā’ib (عَجَائِبُ) diserap menjadi ajaib
- ‘Ilm (عِلْمٌ) diserap menjadi ilmu
- Qā’idah (قَاعِدَةٌ) diserap menjadi kaidah
- Mas’alah (مَسْئَلَةٌ) diserap menjadi masalah
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa tidak masalah menggunakan tulisan assalamualaikum atau assalamu’alaikum selama kita memahami tulisan Arabnya. Namun ketika mengucapkan salam ini, sebaiknya kita mengucapkan sesuai tulisan Arabnya, yaitu menggunakan huruf ‘ain pada ‘alaikum.
Dalam beberapa situs organisasi Islam, seperti NU, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun banyak ditemukan salam dengan tulisan assalamualaikum maupun assalamu’alaikum.
Hukum Menjawab Salam di WA
Setelah pembahasan mengenai penulisan assalamualaikum atau assalamu’alaikum, selanjutnya kita juga ulasan sesuatu yang tak kalah penting, yaitu hukum menjawab salam di WA.
Dikutip dari NU Online, Kiai M Sholeh selaku Syuriyah PCNU Jombang, menjelaskan hukum menjawab salam di WA sama saja dengan menjawab salam ketika bertatap muka, yaitu wajib hukumnya.
Namun wajib ini dibagi menjadi dua. Jika salam ditujukan kepada pribadi atau japri, maka hukumnya adalah fardu ain atau harus Anda jawab.
Akan tetapi jika salam ditujukan pada kelompok atau grup WA, maka hukumnya fardu kifayah atau boleh tidak dijawab ketika sudah ada orang lain yang menjawab.
Nah, demikian tadi penjelasan mengenai penulisan assalamualaikum atau assalamu’alaikum. Wallahu a’lam.