Forum Perkumpulan dan Komunikasi Ormas Islam (FPKOI) menilai, baiat dukungan Ketua DPD Kabupaten/Kota Partai Golkar se-Jawa Barat kepada Airlangga Hartarto di bawah Alquran, menodai agama Islam.
“Menurut kami, dalam kacamata agama, tindakan tersebut tidak bijak bahkan mencederai agama Islam yang kami yakini,” kata salah satu koordinator FPKOI Ustadz Abdul Manan Rifai dari Lembaga Dakwah NU, Selasa (3/9/2019).
Pernyataan sikap bersama itu diterbitkan di Bandung pada Minggu 1 September 2019, ditandatangani Hardi Prabowo dari Laskar Ahlusunnah Wal Jamaah, Anjar Handian dari Jamiah Ruqyah Aswaja, Ustadz Agus Soiman dari Lembaga Dakwah NU, Ustadz Abdul Luthfi dari dari Forum Komunikasi Santri, dan Ustadz Muhtadir dari Foum Silaturahmi Guru Ngaji.
Mereka menyatakan tak peduli dengan siapapun yang menjadi ketua umum partai, baik Golkar maupun partai lainya. Namun pembaiatan ketua DPD Golkar se Jawa Barat dalam rangka mendukung Airlangga kembali menjadi ketua umum Golkar, menurut mereka, merupakan politisasi agama yang tidak bisa dimafhumi dan dibiarkan.
“Kami tidak akan pernah peduli terhadap apa yang menjadi dinamika politik di internal partai manapun. Tapi manakala Islam yang menjadi agama kami dilecehkan, dipolitisir, atas nama jihad apapun akan kami lawan. Jangan biarkan agama jadi alat pembenar dalam politik yang akhirnya berpotensi menjadi benih-benih perpecahan bagi umat Islam,” urai dia.
Dia menambahkan, FPKOI meminta Airlangga Hartarto dan Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedy Mulyadi meminta maaf kepada seluruh umat Islam. Selain itu mereka meminta dilakukan penegakan hukum terhadap para pihak yang terlibat dalam pembaiatan tersebut.
“Kami menuntut Kapolda Jawa Barat agar menndaklanjuti secara hukum, jangan biarkan kesalahan besar dalam beragama seperti hal ini menjadi sebuah pemakluman di kemudian hari,” tutur dia. [okezone]