Golkar Geleng Kepala Lihat Pembangkangan Rini Ke Jokowi

Sikap Menteri BUMN, Rini Soemarno yang tak mengindahkan perintah Presiden Joko Widodo dengan tetap mengganti sejumlah direksi perusahaan pelat merah bikin bingung partai koalisi.

“Saya bingung kenapa Bu Rini sampai berani melakukan penggantian kepada pejabat BUMN,” ujar Politisi Muda Partai Golkar, Dave Akbarshah Laksono di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9).

Dave menyebut, seharusnya sebagai pembantu presiden di kabinet kerja, Rini bisa patuh ketika atasannya memberi perintah untuk tidak mengganti jajaran direksi BUMN sampai pelantikan.

Atas dasar itu, ia pun menyerahkan ke Komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN untuk menyelidiki motivasi Rini dengan perbuatannya itu.

“Kita serahkan kepada Komisi VI untuk menyelidiki,” tegas anggota Komisi I DPR ini.

Menteri BUMN Rini Soemarno sebelumnya memerintahkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sejumlah BUMN digelar. Hasilnya, terjadi perombakan direksi pada perusahaan-perusahaan berpelat merah tersebut.

Perombakan BUMN diawali dengan pencopotan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Maryono. Selanjutnya hasil RUPSLB menunjuk Suprajarto untuk menggantikan posisi Maryono tersebut.

Selang beberapa jam setelah pengumuman hasil RUPSLB tersebut, Suprajarto mengemukakan keengganannya memimpin BTN. Alhasil, terjadi kekosongan jabatan pada Dirut BTN maupun BRI, dan untuk sementara diisi Pelaksana Tugas (PLT).

BNI juga terkena perombakan. Dalam hasil RUPSLB, pemegang saham sepakat mencopot Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Jaringan BNI Catur Budi Harto. Dengan demikian, dilakukan pergeseran kepengurusan direksi. Pemegang saham kemudian menunjuk Tambok P. Setyawati menggantikan Catur Budi.

Selain itu, pemegang saham sepakat menunjuk Ario Bimo menjadi Direktur Keuangan BNI. Dia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Cabang Luar Negeri BNI Tokyo.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS) juga dirombak. Danny Praditya dicopot dari jabatan Direktur Komersial PGN dan digantikan Dilo Seno Widagdo yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Infrastruktur dan Teknologi. Sementara posisi Dilo diisi oleh Redy Feryanto. Selain Danny, dalam rapat juga mencopot Said Reza Pahlevy dari jabatan Direktur Keuangan PGN. Posisinya digantikan oleh Arie Noebelta Kaban. [rmol]